Kesan Supardi Lakoni Naik Turun Karir Bersama Hariono
Monday, 23 December 2019 | 15:27
Perasaan sedih tak mampu dihindarkan oleh Supardi di seremoni perpisahan Hariono. Air matanya bercucuran melihat salah satu rekan setim yang sudah lama bersama-sama harus pergi dari tim yang dibela selama sebelas musim. Sang pemain pun mengatakan bahwa Hariono memang layak disematkan status legenda.
“Saya tipikal laki-laki yang cengeng, saya merasa dekat dengan semua pemain apalagi dengan Hariono yang waktu saya masuk sini sudah menjadi legenda di sini,” kata kapten tim Persib di sesi jumpa pers usai laga kemarin.
Supardi pertama berada satu tim dengan Hariono ketika direkrut Persib di musim 2013. Total enam tahun Supardi berada satu tim dengan gelandang bertahan ikonik tersebut. Karena di musim 2016 dia sempat menyebrang ke Sriwijaya meski akhirnya kembali jadi bagian skuat Maung Bandung.
Selama berada satu tim, Supardi merasakan naik turunnya laju Persib. Mereka pernah sama-sama dipuja Bobotoh ketika sukses meraih gelar juara ISL 2014 dan Piala Presiden 2015. Tapi di sisi lain keduanya pernah menjadi sasaran makian suporter saat klub menunjukan performa yang buruk.
“Jadi kebersamaan bersama Hariono, seperti yang saya katakan kemarin kita pernah terpuruk, kita pernah dipuja, kita pernah semuanya pernah kita rasakan, saya mengenal beliau sosok yang baik, orangnya respek ke pemain dan dia pendiam, engga banyak omong,” tutur Supardi.
Hariono merupakan sosok yang berkesan di mata Supardi. Karena dia meruapakan pemain yang tidak banyak bicara tapi menunjukan kerja yang bagus. Maka dari itu Supardi menilai bahwa seremoni perpisahan yang meriah memang layak diberikan pada pemain yang sudah mengerahkan segalanya untuk klub.
“Layak diberikan untuk Hariono perpisahan seperti ini, karena dia di mata Bobotoh itu pasti berkesan. Saya selalu mendoakan siapapun yang sudah ga bersama lagi saya doakan yang terbaik, mendoakan mudah-mudahan tetep bisa berkarir dan ukhuwah kita akan terus terjalin,” tukasnya.

Perasaan sedih tak mampu dihindarkan oleh Supardi di seremoni perpisahan Hariono. Air matanya bercucuran melihat salah satu rekan setim yang sudah lama bersama-sama harus pergi dari tim yang dibela selama sebelas musim. Sang pemain pun mengatakan bahwa Hariono memang layak disematkan status legenda.
“Saya tipikal laki-laki yang cengeng, saya merasa dekat dengan semua pemain apalagi dengan Hariono yang waktu saya masuk sini sudah menjadi legenda di sini,” kata kapten tim Persib di sesi jumpa pers usai laga kemarin.
Supardi pertama berada satu tim dengan Hariono ketika direkrut Persib di musim 2013. Total enam tahun Supardi berada satu tim dengan gelandang bertahan ikonik tersebut. Karena di musim 2016 dia sempat menyebrang ke Sriwijaya meski akhirnya kembali jadi bagian skuat Maung Bandung.
Selama berada satu tim, Supardi merasakan naik turunnya laju Persib. Mereka pernah sama-sama dipuja Bobotoh ketika sukses meraih gelar juara ISL 2014 dan Piala Presiden 2015. Tapi di sisi lain keduanya pernah menjadi sasaran makian suporter saat klub menunjukan performa yang buruk.
“Jadi kebersamaan bersama Hariono, seperti yang saya katakan kemarin kita pernah terpuruk, kita pernah dipuja, kita pernah semuanya pernah kita rasakan, saya mengenal beliau sosok yang baik, orangnya respek ke pemain dan dia pendiam, engga banyak omong,” tutur Supardi.
Hariono merupakan sosok yang berkesan di mata Supardi. Karena dia meruapakan pemain yang tidak banyak bicara tapi menunjukan kerja yang bagus. Maka dari itu Supardi menilai bahwa seremoni perpisahan yang meriah memang layak diberikan pada pemain yang sudah mengerahkan segalanya untuk klub.
“Layak diberikan untuk Hariono perpisahan seperti ini, karena dia di mata Bobotoh itu pasti berkesan. Saya selalu mendoakan siapapun yang sudah ga bersama lagi saya doakan yang terbaik, mendoakan mudah-mudahan tetep bisa berkarir dan ukhuwah kita akan terus terjalin,” tukasnya.
