Kepergian Abanda Dan Bintang Lainnya Harus Dinilai Secara Objektif
Wednesday, 25 August 2010 | 11:23Penulis: Ryan Adhia Nugraha
Hari berlalu, minggu berlalu, bulan berlalu, namun tim Persib LSI 2010/2011 belum juga terbentuk. Hanya beberapa pemain yang dengan semangatnya mengikuti seleksi untuk bergabung dengan Persib di LSI 2010/2011 yang akan dating. Beberapa pemain berasal dari tim Persib LSI 2009/2010 dan beberapa lainnya pemain asing dan lokal yang datang menawarkan jasa dan tenaganya untuk Persib musim depan.
Fenomena ini menjadi suatu kejadian yang tidak asing lagi bagi para bobotoh, karena kejadian ini berlangsung setiap Persib memasuki masa persiapan untuk menjalani Liga Indonesia musim selanjutnya. Masa persiapan dan masa seleksi pemain menjadi moment yang ditunggu-tunggu oleh setiap bobotoh yang penasaran ingin melihat siapa saja para pemain yang akan berkostum Pangeran Biru musim depan.
Namun, pada masa persiapan musim 2010/2011 ini ada beberapa kejadian yang menarik dari proses persiapan tim Persib untuk mengarungi musim yang akan datang. Dimulai dengan penunjukkan pelatih yang namanya masih asing untuk para pecinta sepak bola di Indonesia pada umumnya dan para bobotoh khususnya. Kejadian yang tidak kalah menarik adalah berdatangannya para pemain top di LSI untuk melamar ke Persib seperi Pablo Frances, striker yang membela Persijap pada LSI 2009/2010 yang kualitasnya sudah bias kita nilai sendiri; Rahmat Rivai, striker Sriwijaya FC musim lalu dan mantan striker nasional yang walaupun usianya sudah tidak muda lagi namun kualitasnya masih bisa diandalkan; dan yang terakhir dan membuat heboh para bobotoh adalah kedatangan pemain belakang tanggguh asal Kamerun yang sebelumnya membela tim yang menjadi musuh bebuyutan Persib beberapa tahun ini Persija, Abanda Herman.
Kedatangan Abanda Herman melamar ke Persib menjadi buah bibir diantara semua pecinta sepak bola di Bandung karena sosok pemain ini memang pemain yang menjadi harapan bobotoh untuk mengisi salah satu pos di pertahanan Persib beberapa tahun terakhir ini. Namun, hampir semua bobotoh dibuat tercengang bahkan mungkin dibuat kecewa ketika Abanda memutuskan untuk tidak mengikuti proses seleksi di Persib lagi setelah hanya bertahan dalam dua kali latihan. Ada sebuah tanda besar dalam kepergian pemain ini, apakah kualitas dari Abanda yang kurang baik? Apakah nilai kontrak Abanda yang terlalu besar? Apakah ketidakcocokan Abanda dengan pelatih DDJ? Rasanya bagi kita selaku bobotoh terlalu banyak pilihan jawaban untuk menilai kejadian tersebut, namun penulis disini mengajak bobotoh untuk menilai secara objektif kejadian yang memunculkan beribu pertanyaan dari kita.
Ada beberapa aspek yang harus kita jadikan indikator penilain untuk pemain yang menjadi benteng tangguh Persija musim kemarin ini untuk melihat apakah kepergian ini harus kita beri respon dengan kekecewaan atau malah kita nilai baik.
Pertama, gagalnya beberapa pemain bintang bersinar saat memperkuat Persib. Kedatangan pemain bintang ke tim Persib bukan yang pertama kali musim ini saja, beberapa musim lalu sejumlah pemain bintang atau pemain bertitel pemain nasional datang untuk memperkuat Persib namun gagal bersinar saat mengarungi liga bersama Persib dan gagal membawa Persib juara. Beberapa pemain bintang tersebut yaitu :
Charis Yulianto, mantan kapten tim nasional Indonesia ini bergabung ke Persib saat Persib ditangani pelatih asing asal Moldova, Arcan Iurie. Namun, titel pemain nasional belum cukup menjadikan Charis bermain sesuai harapan semua bobotoh pada saat itu.
Budi Sudarsono, pemain ini selalu menjadi pilihan utama sebagai tukang gedor timnas Indonesia dibawah kepemimpinan Benny Dollo dan Ivan Kolev. Tetapi, saat bermain untuk Persib ’Budigol’ kurang menunjukkan ketajamannya karena hanya mampu mencetak dua gol selama satu musim bermain ditambah perilakunya di luar lapangan yang kerap membuat manajemen Persib kesal karena sering berlaku indisipliner.
Zaenal Arif, pemain ini menjadi salah satu pemain yang paling diidam-idamkan oleh bobotoh untuk kembali memperkuat Persib karena dia sempat merantau ke tim lain dan menunjukkan performa yang sangat baik sehingga menjadi andalan di lini depan tim nasional Indonesia kala itu. Saat kembali ke Persib penampilannya di beberapa pertandingan awal bisa dibilang lumayan namun tidak secemerlang saat dia membela Persita Tangerang, tim yang dibelanya sebelum berlabuh ke Persib.
Patricio Jimenez, perekrutan pemain ini sempat memunculkan harapan besar bagi bobtoh karena melihat penampilannya kala itu di Sriwijaya FC tim yang dibelanya sebelum Persib cukup baik. Kecerobohan dan terlalu banyaknya ’bermain-main’ di daerah pertahanan sendiri membuat pemain ini hanya bertahan satu musim di Persib walaupun sempat membuat heboh dengan penaltinya yang dilakukan tanpa melihat.
Beberapa pemain tadi mungkin bisa dijadikan contoh bahwa tidak semua pemain bertitel bintang dan pemain nasional dapat bersinar di sebuah tim apabila skema permainan dari tim tersebut kurang cocok dengan pemain atau mental yang tidak cukup kuat dalam menghadapi ekspektasi dari bobotoh yang sangat kuat untuk melihat tim kesayangannya menjadi juara dan bahkan ekspektasi untuk memenangkan setiap pertandingan kandang maupun tandang.
Kedua, Perilaku Abanda yang kurang baik di dalam lapangan. Bobotoh pasti ingat dan mengetahui bagaimana perilaku pemain ini ketika memperkuat Persija yang sering sulit menahan emosinya sehingga harus dikeluarkan dari lapangan. Apakah ini akan membawa hal yang positif bagi tim atau malah menjadi bumerang yang malah merugikan tim Persib.
Tengoklah saat laga Persija melawan Arema di laga terakhir LSI 2009/2010, ketika itu wasit menunjuk titik penalti karena menganggap Abanda handsball dan Abanda menunjukkan ketidakpuasannya dengan memprotes secara berlebihan kepada wasit yang memimpin pertandingan saat itu sehingga berbuah kartu merah bagi dirinya dan hasilnya Persija pun kalah telak dari Arema 5 – 1 pada pertandingan tersebut.
Hal ini menjadi pelajaran bagi semua bobotoh yang tidak harus menilai titel pemain bintang dan kualitas bermain seorang pemain, faktor perilaku juga harus dipertimbangkan secara matang karena bisa saja di saat krusial masalah perilaku ini bisa merugikan tim.
Ketiga, Pelatih DDJ telah memutuskan bahwa Vagner Luis yang akan menjadi andalan Persib di lini pertahanan, Persib akan dirugikan apabila manajemen memaksakan merekrut dua pemain asing untuk mengisi lini pertahanan karena jatah pemain asing non-Asia yang hanya tiga pemain akan terpakai untuk mengisi pertahanan saja dan dilihat dari efektifitas hal ini juga akan membuat pemain belakang yang tidak kalah kualitasnya dengan pemain asing menjadi pilihan kedua dari pelatih.
Tentunya kita tidak mau kejadian yang menimpa Atep pada awal-awal musim saat Persib ditangani oleh Jaya Hartono terulang yang menyimpan seorang pemain berbakat dan pemain level nasional menjadi pilihan kedua. Mari kita beri kesempatan Vagner Luis bahwa dia layak menjadi pilihan utama pelatih Darko Daniel Janackovic.
Beberapa hal tadi hanya sebagai penilaian penulis saja sebagai seorang bobotoh, bukan pandangan seorang yang duduk dalam jajaran manajemen apalagi salah seorang anggota tim pelatih.
Semoga tulisan saya menjadi bahan pertimbangan bagi sebagian besar bobotoh yang membaca artikel ini untuk tidak menghakimi pihak manapun dalam fenomena seleksi pemain dan keluar-masuknya pemain dalam masa persiapan Persib untuk musim 2010-2011 ini. Mari berharap yang terbaik yang bisa diberikan jajaran pelatih dan jajaran manajemen Persib musim ini untuk masa depan Persib yang profesional dan berprestasi..Amin!
Penulis merupakan mahasiswa Universitas Widyatama Bandung dan masih berusia 21 tahun.
Pendapat yang dinyatakan dalam tulisan ini sepenuhnya merupakan pendapat pribadi penulis, dan tidak mencerminkan pendapat redaksi Simamaung.

Penulis: Ryan Adhia Nugraha
Hari berlalu, minggu berlalu, bulan berlalu, namun tim Persib LSI 2010/2011 belum juga terbentuk. Hanya beberapa pemain yang dengan semangatnya mengikuti seleksi untuk bergabung dengan Persib di LSI 2010/2011 yang akan dating. Beberapa pemain berasal dari tim Persib LSI 2009/2010 dan beberapa lainnya pemain asing dan lokal yang datang menawarkan jasa dan tenaganya untuk Persib musim depan.
Fenomena ini menjadi suatu kejadian yang tidak asing lagi bagi para bobotoh, karena kejadian ini berlangsung setiap Persib memasuki masa persiapan untuk menjalani Liga Indonesia musim selanjutnya. Masa persiapan dan masa seleksi pemain menjadi moment yang ditunggu-tunggu oleh setiap bobotoh yang penasaran ingin melihat siapa saja para pemain yang akan berkostum Pangeran Biru musim depan.
Namun, pada masa persiapan musim 2010/2011 ini ada beberapa kejadian yang menarik dari proses persiapan tim Persib untuk mengarungi musim yang akan datang. Dimulai dengan penunjukkan pelatih yang namanya masih asing untuk para pecinta sepak bola di Indonesia pada umumnya dan para bobotoh khususnya. Kejadian yang tidak kalah menarik adalah berdatangannya para pemain top di LSI untuk melamar ke Persib seperi Pablo Frances, striker yang membela Persijap pada LSI 2009/2010 yang kualitasnya sudah bias kita nilai sendiri; Rahmat Rivai, striker Sriwijaya FC musim lalu dan mantan striker nasional yang walaupun usianya sudah tidak muda lagi namun kualitasnya masih bisa diandalkan; dan yang terakhir dan membuat heboh para bobotoh adalah kedatangan pemain belakang tanggguh asal Kamerun yang sebelumnya membela tim yang menjadi musuh bebuyutan Persib beberapa tahun ini Persija, Abanda Herman.
Kedatangan Abanda Herman melamar ke Persib menjadi buah bibir diantara semua pecinta sepak bola di Bandung karena sosok pemain ini memang pemain yang menjadi harapan bobotoh untuk mengisi salah satu pos di pertahanan Persib beberapa tahun terakhir ini. Namun, hampir semua bobotoh dibuat tercengang bahkan mungkin dibuat kecewa ketika Abanda memutuskan untuk tidak mengikuti proses seleksi di Persib lagi setelah hanya bertahan dalam dua kali latihan. Ada sebuah tanda besar dalam kepergian pemain ini, apakah kualitas dari Abanda yang kurang baik? Apakah nilai kontrak Abanda yang terlalu besar? Apakah ketidakcocokan Abanda dengan pelatih DDJ? Rasanya bagi kita selaku bobotoh terlalu banyak pilihan jawaban untuk menilai kejadian tersebut, namun penulis disini mengajak bobotoh untuk menilai secara objektif kejadian yang memunculkan beribu pertanyaan dari kita.
Ada beberapa aspek yang harus kita jadikan indikator penilain untuk pemain yang menjadi benteng tangguh Persija musim kemarin ini untuk melihat apakah kepergian ini harus kita beri respon dengan kekecewaan atau malah kita nilai baik.
Pertama, gagalnya beberapa pemain bintang bersinar saat memperkuat Persib. Kedatangan pemain bintang ke tim Persib bukan yang pertama kali musim ini saja, beberapa musim lalu sejumlah pemain bintang atau pemain bertitel pemain nasional datang untuk memperkuat Persib namun gagal bersinar saat mengarungi liga bersama Persib dan gagal membawa Persib juara. Beberapa pemain bintang tersebut yaitu :
Charis Yulianto, mantan kapten tim nasional Indonesia ini bergabung ke Persib saat Persib ditangani pelatih asing asal Moldova, Arcan Iurie. Namun, titel pemain nasional belum cukup menjadikan Charis bermain sesuai harapan semua bobotoh pada saat itu.
Budi Sudarsono, pemain ini selalu menjadi pilihan utama sebagai tukang gedor timnas Indonesia dibawah kepemimpinan Benny Dollo dan Ivan Kolev. Tetapi, saat bermain untuk Persib ’Budigol’ kurang menunjukkan ketajamannya karena hanya mampu mencetak dua gol selama satu musim bermain ditambah perilakunya di luar lapangan yang kerap membuat manajemen Persib kesal karena sering berlaku indisipliner.
Zaenal Arif, pemain ini menjadi salah satu pemain yang paling diidam-idamkan oleh bobotoh untuk kembali memperkuat Persib karena dia sempat merantau ke tim lain dan menunjukkan performa yang sangat baik sehingga menjadi andalan di lini depan tim nasional Indonesia kala itu. Saat kembali ke Persib penampilannya di beberapa pertandingan awal bisa dibilang lumayan namun tidak secemerlang saat dia membela Persita Tangerang, tim yang dibelanya sebelum berlabuh ke Persib.
Patricio Jimenez, perekrutan pemain ini sempat memunculkan harapan besar bagi bobtoh karena melihat penampilannya kala itu di Sriwijaya FC tim yang dibelanya sebelum Persib cukup baik. Kecerobohan dan terlalu banyaknya ’bermain-main’ di daerah pertahanan sendiri membuat pemain ini hanya bertahan satu musim di Persib walaupun sempat membuat heboh dengan penaltinya yang dilakukan tanpa melihat.
Beberapa pemain tadi mungkin bisa dijadikan contoh bahwa tidak semua pemain bertitel bintang dan pemain nasional dapat bersinar di sebuah tim apabila skema permainan dari tim tersebut kurang cocok dengan pemain atau mental yang tidak cukup kuat dalam menghadapi ekspektasi dari bobotoh yang sangat kuat untuk melihat tim kesayangannya menjadi juara dan bahkan ekspektasi untuk memenangkan setiap pertandingan kandang maupun tandang.
Kedua, Perilaku Abanda yang kurang baik di dalam lapangan. Bobotoh pasti ingat dan mengetahui bagaimana perilaku pemain ini ketika memperkuat Persija yang sering sulit menahan emosinya sehingga harus dikeluarkan dari lapangan. Apakah ini akan membawa hal yang positif bagi tim atau malah menjadi bumerang yang malah merugikan tim Persib.
Tengoklah saat laga Persija melawan Arema di laga terakhir LSI 2009/2010, ketika itu wasit menunjuk titik penalti karena menganggap Abanda handsball dan Abanda menunjukkan ketidakpuasannya dengan memprotes secara berlebihan kepada wasit yang memimpin pertandingan saat itu sehingga berbuah kartu merah bagi dirinya dan hasilnya Persija pun kalah telak dari Arema 5 – 1 pada pertandingan tersebut.
Hal ini menjadi pelajaran bagi semua bobotoh yang tidak harus menilai titel pemain bintang dan kualitas bermain seorang pemain, faktor perilaku juga harus dipertimbangkan secara matang karena bisa saja di saat krusial masalah perilaku ini bisa merugikan tim.
Ketiga, Pelatih DDJ telah memutuskan bahwa Vagner Luis yang akan menjadi andalan Persib di lini pertahanan, Persib akan dirugikan apabila manajemen memaksakan merekrut dua pemain asing untuk mengisi lini pertahanan karena jatah pemain asing non-Asia yang hanya tiga pemain akan terpakai untuk mengisi pertahanan saja dan dilihat dari efektifitas hal ini juga akan membuat pemain belakang yang tidak kalah kualitasnya dengan pemain asing menjadi pilihan kedua dari pelatih.
Tentunya kita tidak mau kejadian yang menimpa Atep pada awal-awal musim saat Persib ditangani oleh Jaya Hartono terulang yang menyimpan seorang pemain berbakat dan pemain level nasional menjadi pilihan kedua. Mari kita beri kesempatan Vagner Luis bahwa dia layak menjadi pilihan utama pelatih Darko Daniel Janackovic.
Beberapa hal tadi hanya sebagai penilaian penulis saja sebagai seorang bobotoh, bukan pandangan seorang yang duduk dalam jajaran manajemen apalagi salah seorang anggota tim pelatih.
Semoga tulisan saya menjadi bahan pertimbangan bagi sebagian besar bobotoh yang membaca artikel ini untuk tidak menghakimi pihak manapun dalam fenomena seleksi pemain dan keluar-masuknya pemain dalam masa persiapan Persib untuk musim 2010-2011 ini. Mari berharap yang terbaik yang bisa diberikan jajaran pelatih dan jajaran manajemen Persib musim ini untuk masa depan Persib yang profesional dan berprestasi..Amin!
Penulis merupakan mahasiswa Universitas Widyatama Bandung dan masih berusia 21 tahun.
Pendapat yang dinyatakan dalam tulisan ini sepenuhnya merupakan pendapat pribadi penulis, dan tidak mencerminkan pendapat redaksi Simamaung.
