Pertandingan Persib Persija merupakan pertandingan yang paling ditunggu oleh para bobotoh. Rivalitas dan persaingan ‘tak penting’ kedua supporter terbesar menjadikan laga ini panas, buka karena faktor teknis permainan, akan tetapi lebih condong pada faktor non-teknis mental. Baik mental bertanding para pemain Persib maupun mental bobotoh (supporter).
Tensi pertandingan memang sudah terasa tinggi jauh hari sebelum pertandingan ini dimulai. Para bobotoh yang hendak menonoton pertandingan mengalami kesulitan mendapatkan tiket. Semua agen menyatakan tiket telah habis terjual dan sebagian tiket dijual pada pagi hari H pertandingan. Pada saat itu pula, muncul beberapa calo yang menjual tiket. Tiket yang dikatakan telah habis oleh agen, telah berpindah tangan ke tangan para calo. Sebagai ilustrasi, harga tiket sektor utara selatan yang berharga normal 10 ribu, dijual belikan dengan harga 75-80 ribu rupiah.
Pada hari H pun, para bobotoh masih sulit mendapatkan tiket pertandingan. Untuk mendapatkan tiket,mereka rela mengantri dari jam 2 pagi. Loket yang dibuka minggu pagi pada jam 6.30, telah ditutup kembali pada sekitar jam 7.00, dengan alasan seluruh tiket telah habis terjual. anehnya, pada saat yang sama, sejumlah calo mulai menawarkan tiket kepada bobotoh yang mulai kebingungan mencari.
Beberapa saat sebelum pertandingan dimulai, harga tiket memang cukup melambug. Sebagai informasi, harga tiket samping utara, yang beharga asli 35 ribu, dijual dengan harga 120 ribu, memang suatu lahan bisnis yang menggiurkan.
Pada saat jalannya pertandingan pun, bobotoh masih terhibur dan terkendali, terutama saat Zaenal Arif brhasil menctak gol di menit-menit awal, walalu akhirnya mampu disamakan kedudukan melalui sundulan Abanda Herman pada menit ’10. Bobotoh pun masih bisa menahan diri ketika Roberrtino berhasil membawa Persija unggul di sekitar menit ’60.
Kekecewaan bobotoh memuncak, pada 2 kejadian yang datang berturut turut. Pada saat Bastos didorong didalam kotak penalti, wasit tidak menganggap sebagai pelanggaran, kemudian diikuti oleh gola Bambang yang “sah” menurut wasit di menit ’71. Gagalnya Moriera menjalankan eksekutor penalti bagi tim Persib, menjadi awal mula insiden ini. Aksi anarkisme pun terjadi dan pertandingan sempat dihentikan.
Selain menjadi milik Persija yang memang dapat bermain dengan baik, kemenangan mutlak pun menjadi milik para calo. dengan laba yang sangat besar, mereka berhasil memeras para bobotoh yang dengan berat hati harus membeli tiket yang berlipat harganaya.
Nampaknya, pendistribusian tiket menjadi pekerjaan rumah yang sangat penting bagi panpel. Seharusnya mereka tidak membiarakan para calo berkliaran di luar stadion Silwangi. Bagaimanapun keberadaan mereka sangat meresahkan dan merugikan para bobotoh yang ingin menyaksikan tim Persib bertanding.
Selamat untuk Persija, Selamat juga untuk para CALO.
Komentar Bobotoh