Keluarga, Motivasi Terbesar Ferdinand Dalam Berkarir
Saturday, 11 October 2014 | 11:30
Mempunyai karakter bengal dan emosional di lapangan, tapi nama Ferdinand Sinaga begitu dicintai oleh para bobotoh lantaran dirinya subur dalam mencetak gol dan mempunyai determinasi tinggi saat membongkar pertahanan lawan. Ketika ditanya mengenai apa yang menjadi motivasi terbesarnya dalam terjun di dunia sepakbola, pemain berkaki kidal tersebut ingin memberikan kesan bagi kedua putranya terutama putra sulungnya.
“Keluarga, saya berusaha bermain baik hanya untuk keluarga, saya sangat bahagia kalau usai pertandingan anak saya berkomentar, jika permainan saya bagus, apa lagi kalau saya cetak gol,” ujarnya saat diwawancara di Swiss-Belhotel Borneo Samarinda, Jumat (10/10)
“Saya hanya ingin bahagiakan keluarga saya dengan tampil maksimal bersama klub yang saya bela. Karena, saya bekerja disini (Persib) tidak lain untuk keluarga saya tercinta. Saya ingin mewariskan kenangan indah buat anak saya ‘caritaeun jang budak engke, (bahan cerita anak masa mendatang),” sambungnya.
Ferdinand Sinaga sendiri kini memimpin daftar pencetak gol sementara Persib dengan 10 gol. Namun dirinya mengaku tidak mempunyai keinginan untuk mengejar rekor yang dimiliki oleh pendahulunya yaitu Sutiono Lamso dan Sergio Van Dijk yang sukses mengemas 21 gol dan menjadikan mereka top skorer klub.
“Saya tidak punya bayangan ke sana, saya hanya ingin bermain bagus saja bersama Persib. Jadi saya tidak punya bayangan top skor klub atau ISL, atau sebagai putra daerah. Kalau mengikuti target pibadi saya takut malah saya jadi egois,” katanya.
Lebih lanjut, produk asli binaan Persib yang banyak melanglangbuana ke berbagai klub di tanah air tersebut menganggap dirinya memang bukan tipikal bomber yang dipersiapkan untuk mencetak gol sebanyak mungkin. “Saya juga menilai, diri saya bukan goalgetter yang mematikan, saya cuma pemain yang mencoba memanfaatkan peluang agar jadi gol,” tutupnya.

Mempunyai karakter bengal dan emosional di lapangan, tapi nama Ferdinand Sinaga begitu dicintai oleh para bobotoh lantaran dirinya subur dalam mencetak gol dan mempunyai determinasi tinggi saat membongkar pertahanan lawan. Ketika ditanya mengenai apa yang menjadi motivasi terbesarnya dalam terjun di dunia sepakbola, pemain berkaki kidal tersebut ingin memberikan kesan bagi kedua putranya terutama putra sulungnya.
“Keluarga, saya berusaha bermain baik hanya untuk keluarga, saya sangat bahagia kalau usai pertandingan anak saya berkomentar, jika permainan saya bagus, apa lagi kalau saya cetak gol,” ujarnya saat diwawancara di Swiss-Belhotel Borneo Samarinda, Jumat (10/10)
“Saya hanya ingin bahagiakan keluarga saya dengan tampil maksimal bersama klub yang saya bela. Karena, saya bekerja disini (Persib) tidak lain untuk keluarga saya tercinta. Saya ingin mewariskan kenangan indah buat anak saya ‘caritaeun jang budak engke, (bahan cerita anak masa mendatang),” sambungnya.
Ferdinand Sinaga sendiri kini memimpin daftar pencetak gol sementara Persib dengan 10 gol. Namun dirinya mengaku tidak mempunyai keinginan untuk mengejar rekor yang dimiliki oleh pendahulunya yaitu Sutiono Lamso dan Sergio Van Dijk yang sukses mengemas 21 gol dan menjadikan mereka top skorer klub.
“Saya tidak punya bayangan ke sana, saya hanya ingin bermain bagus saja bersama Persib. Jadi saya tidak punya bayangan top skor klub atau ISL, atau sebagai putra daerah. Kalau mengikuti target pibadi saya takut malah saya jadi egois,” katanya.
Lebih lanjut, produk asli binaan Persib yang banyak melanglangbuana ke berbagai klub di tanah air tersebut menganggap dirinya memang bukan tipikal bomber yang dipersiapkan untuk mencetak gol sebanyak mungkin. “Saya juga menilai, diri saya bukan goalgetter yang mematikan, saya cuma pemain yang mencoba memanfaatkan peluang agar jadi gol,” tutupnya.

Hade kang dinand..tetap membumi..sing jd the next legend..
PERSIB memang perlu pemain-pemain yang bermental baja/juara seperti Ferdinand dan konate karena buat mereka tidak ada kata sial mau main di kandang siapapun satu persatu kepercayaan org persib lama bisa di kikis ( Teu jgo kandang deui ayeunamah )semoga status itu bisa di buang jauh-jauh dan tidak kembali lg.