Kecewa Kepemimpinan Wasit, Supardi: Kita Kalah Terhormat
Sunday, 06 October 2019 | 10:24
Upaya Persib Bandung meraup tiga poin di markas Madura United gagal berbuah hasil positif. Keunggulan pada menit awal harus sirna karena gol penalti kontroversial dari tuan rumah. Hasil nahas pun ditanggapi dengan kekecewaan mendalam dari punggawa Persib yang sudah berjuang di lapangan.
Menurut Supardi, kepemimpinan wasit Faulur Rosy di laga tadi sangat merugikan timnya. Kerja keras pemain secara fair play untuk merebut kemenangan malah terhambat dengan kepemimpinan wasit asal Aceh tersebut. Menurutnya sepakbola Indonesia tak akan berkembang jika perangkat pertandingan masih seperti ini.
“Selamat untuk Madura dengan tiga poinnya. Kita sudah bermain baik. Kita kalah dengan terhormat. Terus terang, saya kecewa dengan kepemimpinan wasit,” ujar Supardi dalam sesi jumpa pers usai laga, Sabtu (5/10).
“Terlalu banyak keputusan yang merugikan kita. Untuk apa kita latihan setiap hari ya pagi-sore, main bola seperti ini. Mau kemana arah sepakbola kita kalau seperti ini,” terang kapten Maung Bandung ini.
Sejak awal, Persib memang sudah diimbau untuk bersiap bermain dengan bumbu faktor non teknis. Mengingat dalam pertemuan yang sebelumnya dengan Madura United, bukan sekali Persib menjadi korban kepemimpinan wasit. Dan hal yang diprediksi pun benar-benar terjadi di pertandingan tersebut.
“Non-teknis sudah coba kita antisipasi. Dari manajer pun juga sudah kasih tahu, hati-hati dan ini terjadi hari ini. Sesuatu yang lucu saya pikir,” kata pemain yang berposisi sebagai bek kanan tersebut.
Bukan hanya kontroversi hadiah penalti, wasit juga dirasa oleh Supardi menjegal timnya karena mudah meniup peluit. Saat anak-anak Bandung mencoba merebut bola, dia memberi pelanggaran pada tim tuan rumah. Hal itu yang membuat timnya kesulitan memegang penguasaan bola karena laga mudah terhenti.
“Kita ga boleh merebut bola, merebut bola seperti apa? Sentuh dikit jatuh, foul, sepakbola itu harusnya seperti apa? Maunya seperti apa? Kita bingung main bolanya. Tetapi ya itu di luar kuasa kita, kita cuma bisa kerja keras dan ikhtiar,” tukasnya.

Upaya Persib Bandung meraup tiga poin di markas Madura United gagal berbuah hasil positif. Keunggulan pada menit awal harus sirna karena gol penalti kontroversial dari tuan rumah. Hasil nahas pun ditanggapi dengan kekecewaan mendalam dari punggawa Persib yang sudah berjuang di lapangan.
Menurut Supardi, kepemimpinan wasit Faulur Rosy di laga tadi sangat merugikan timnya. Kerja keras pemain secara fair play untuk merebut kemenangan malah terhambat dengan kepemimpinan wasit asal Aceh tersebut. Menurutnya sepakbola Indonesia tak akan berkembang jika perangkat pertandingan masih seperti ini.
“Selamat untuk Madura dengan tiga poinnya. Kita sudah bermain baik. Kita kalah dengan terhormat. Terus terang, saya kecewa dengan kepemimpinan wasit,” ujar Supardi dalam sesi jumpa pers usai laga, Sabtu (5/10).
“Terlalu banyak keputusan yang merugikan kita. Untuk apa kita latihan setiap hari ya pagi-sore, main bola seperti ini. Mau kemana arah sepakbola kita kalau seperti ini,” terang kapten Maung Bandung ini.
Sejak awal, Persib memang sudah diimbau untuk bersiap bermain dengan bumbu faktor non teknis. Mengingat dalam pertemuan yang sebelumnya dengan Madura United, bukan sekali Persib menjadi korban kepemimpinan wasit. Dan hal yang diprediksi pun benar-benar terjadi di pertandingan tersebut.
“Non-teknis sudah coba kita antisipasi. Dari manajer pun juga sudah kasih tahu, hati-hati dan ini terjadi hari ini. Sesuatu yang lucu saya pikir,” kata pemain yang berposisi sebagai bek kanan tersebut.
Bukan hanya kontroversi hadiah penalti, wasit juga dirasa oleh Supardi menjegal timnya karena mudah meniup peluit. Saat anak-anak Bandung mencoba merebut bola, dia memberi pelanggaran pada tim tuan rumah. Hal itu yang membuat timnya kesulitan memegang penguasaan bola karena laga mudah terhenti.
“Kita ga boleh merebut bola, merebut bola seperti apa? Sentuh dikit jatuh, foul, sepakbola itu harusnya seperti apa? Maunya seperti apa? Kita bingung main bolanya. Tetapi ya itu di luar kuasa kita, kita cuma bisa kerja keras dan ikhtiar,” tukasnya.

MADURA U….memang jago main wasit, makanya manehna di licikan ku wasit pura pura mundur..padahal manehna paling culas, paling licik, dari segala bidang.
Salam ah kanggo wasit paulus Rosi….(Sia bakal sial..sa umur umur…sok tenjokeun.)
Wasit faulurozi wasit edan setara kualitas na jeung wasit tarkam,,kagok edan terusken jiga kitu biar masyarakat indonesia menilai kinerja buruk wasit pssi
Naha teu gableuk ka era wasit teh😈
Mafia angger pasti aya di balik eta kabehanana. Bos na di penjara ge asti bisa maen keun. Hukum mati mafia bola
Manager madura na nu kudu di teluh si haruna tah.nu nyieun fabiano naturllsina trhmbat ge si eta
Serahkeun we balesana ka Alloh. Mudah-mudahan si Fahrul tobat… Amin
Urusan wasit sdh ada koridornya sendiri, jika memang ada tindak lanjut.
Tp bagaimana dgn kualitas persib sendiri saat ini ?
Mau sampai pekan ke berapa persib akan mnjadi bulan2an tim lain yg sdh semakin maju berkembang.
Ini persib dgn sejarah sbg tim besar indonesia dgn sebaran suporter di sluruh indonesia. Masih pantaskah kami bangga sbg suporter persib ?
Wasit culas ..penjarakan!!
Heleh Keok Nyalahkeun Wasit…Eje dibere hadiah finalti ku wasit teu nyalahkeun wasit….Tut ah..Butut mah butut we maen na.
Cenah Geus Nyaho Bakar dikerjain atuh Mikir Kumaha Carana…Geus Menang Malah Jadi Keok…
kejadian sekian tahun yang lalu dengan madura terulang kembali WASIT yang sngat buruk memimpin yang sangat merugikan PERSIB curiga aya kong kalikong perlu di tuntaskan dan di selidiki
Nu jelas mah coach gomes sareung tim nu benteun ti persib tiasa hebring. Tapi najan persib kumaha ge tetep PERSIB salawasna
Jangan main teluh / santet.. Itu MUSYRIK
masalah nu nimpa persib lain masalah internal wae (kinerja manajemen buruk), tp eksternal oge (mafia Pssi, wasit, dll), Juventus pernah terpuruk gara2 mafia, dihukum degradasi, 2 gelar juara dicabut, pemain bintang hengkang, tp beuki terpuruk teu? malah beuki alus, manajemen semakin solid meuli pemain super star tiap thn, bs boga stadion sorangan, suporter ttp ngadukung pinuh wae di stadion, kusabab jajaran manajemen na berkorban scr finansial nu luar biasa ngabangun team scr konsisten meuli pemain super star tiap musim, hasilna? juara 8 tahun berturut2, di zaman sepakbola industri modern ieu, klub nu jd juara kudu jor jor an berkorban finansial nu gede jang ngabangun tim, teu cukup ngandelkeun pemain binaan & nyalahkeun wasit terus, eta ge lmn hayang jd juara, lmn kieu wae mah jd partisipan kompetisi we.