Keberanian Luizinho Passos Hijrah Berkarier di Indonesia
Friday, 15 May 2020 | 13:45
Pelatih penjaga gawang Persib Luizinho Passos punya pengalaman luar biasa di sepakbola Brasil. Selama 10 tahun ia menjadi pelatih kiper negeri samba di klub America MG, Cruzeiro MG, Guarani de Campinas, Marilia SP, Francana SP, Ipatinga, Nacional.
Bekerja lama di negaranya, ia pernah menangani beberapa kiper hebat, sebut saja Fabio Rafael, Lucas Franca, hingga Gabriel Brazao. Ia menyebut Cruzeiro adalah klub yang paling berpengaruh dalam karier kepelatihannya.
“Cruzeiro sangat berpengaruh pada karir profesional saya, saya bekerja dengan pelatih-pelatih hebat di sana. Saya pernah bekerja dengan kiper seperti Fabio, Rafael, Lucas Franca, dan Gabriel Brazao. Cruzeiro adalah tim besar dengan suporter yang fanatik,” cerita Passos.
Melangkah lah pelatih yang mengakhiri karier sebagai pemain di usia 26 tahun itu ke Indonesia, bergabung dengan Borneo FC. Keputusannya yang cukup berani dan krusial untuk masa depannya. Ia menyebutnya sebagai suatu tantangan.
“Perlu waktu yang lama untuk menyiapkan segalanya di Brasil untuk menjadi pelatih kiper. Tahun 2017 lalu saya mendapat tantangan untuk bekerja di Indonesia,” ungkap Passos.
Indonesia adalah negara baru untuknya. Cuaca dan kultur yang sudah pasti berbeda dengan negara asalnya. Begitu datang ke Indonesia, ia merasakan atmosfer sepakbola di kompetisi. Passos menyadari kegilaan orang-orang kepada sepakbola sama dengan Brasil. Stadion selalu penuh, semua orang menantikan akhir pekan untuk mendukung klub kesukaannya berlaga.
Siapa sangka selama mengabdi di Borneo FC ia telah mencetak kiper berlabel Timnas, seperti M Ridho dan Nadeo Argawinata. Pindah ke Persib 2020 ia hendak mengorbitkan kiper-kiper lainnya Teja Pakualam, Dhika Bayangkara, dan Aqil Savik ke level Timnas.
“Saya rasa itu cukup menarik karena di sini orang sangat menggilai sepakbola, dan perkembangan sepakbolanya sangat baik. Saya melihat itu kesempatan yang bagus buat saya, untuk menunjukkan kualitas saya, dan saya sangat senang,” katanya.

Pelatih penjaga gawang Persib Luizinho Passos punya pengalaman luar biasa di sepakbola Brasil. Selama 10 tahun ia menjadi pelatih kiper negeri samba di klub America MG, Cruzeiro MG, Guarani de Campinas, Marilia SP, Francana SP, Ipatinga, Nacional.
Bekerja lama di negaranya, ia pernah menangani beberapa kiper hebat, sebut saja Fabio Rafael, Lucas Franca, hingga Gabriel Brazao. Ia menyebut Cruzeiro adalah klub yang paling berpengaruh dalam karier kepelatihannya.
“Cruzeiro sangat berpengaruh pada karir profesional saya, saya bekerja dengan pelatih-pelatih hebat di sana. Saya pernah bekerja dengan kiper seperti Fabio, Rafael, Lucas Franca, dan Gabriel Brazao. Cruzeiro adalah tim besar dengan suporter yang fanatik,” cerita Passos.
Melangkah lah pelatih yang mengakhiri karier sebagai pemain di usia 26 tahun itu ke Indonesia, bergabung dengan Borneo FC. Keputusannya yang cukup berani dan krusial untuk masa depannya. Ia menyebutnya sebagai suatu tantangan.
“Perlu waktu yang lama untuk menyiapkan segalanya di Brasil untuk menjadi pelatih kiper. Tahun 2017 lalu saya mendapat tantangan untuk bekerja di Indonesia,” ungkap Passos.
Indonesia adalah negara baru untuknya. Cuaca dan kultur yang sudah pasti berbeda dengan negara asalnya. Begitu datang ke Indonesia, ia merasakan atmosfer sepakbola di kompetisi. Passos menyadari kegilaan orang-orang kepada sepakbola sama dengan Brasil. Stadion selalu penuh, semua orang menantikan akhir pekan untuk mendukung klub kesukaannya berlaga.
Siapa sangka selama mengabdi di Borneo FC ia telah mencetak kiper berlabel Timnas, seperti M Ridho dan Nadeo Argawinata. Pindah ke Persib 2020 ia hendak mengorbitkan kiper-kiper lainnya Teja Pakualam, Dhika Bayangkara, dan Aqil Savik ke level Timnas.
“Saya rasa itu cukup menarik karena di sini orang sangat menggilai sepakbola, dan perkembangan sepakbolanya sangat baik. Saya melihat itu kesempatan yang bagus buat saya, untuk menunjukkan kualitas saya, dan saya sangat senang,” katanya.
