Kalemkeun, Persib teh Unik!
Friday, 11 March 2022 | 06:59
Ya, sesuai sama judul rubrik kali ini dari sudut pandang saya yang mana merupakan seorang bobotoh awam yang mungkin juga masih kurang pengalaman. Persib itu unik, bukan karena pemainnya yang beragam atau bobotoh yang juga dari berbagai macam daerah, tapi uniknya adalah Persib “sok teu katebak” istilahnya.
Memang manusia tidak bisa membaca hal-hal yang terjadi ke depannya akan seperti apa, apa lagi dalam dunia sepak bola sekalipun. Tim bertabur bintang sekelas PSG malam kemarin harus tumbang. Itu bisa jadi salah satu contoh bagaimana sepak bola bukan hanya urusan materi semata, tapi juga mental dan strategi benar-benar menjadi kunci kelengkapan sebuah tim.
Kembali menyusuri soal Persib yang unik, awal musim tenggelam kemudian superior di tengah dan kemudian menyusut kembali seiring berjalannya waktu dan kali ini merangkak menuju tahta juara. Kini bertengger di posisi 2 klasemen sementara BRI Liga 1 2022 membuntuti Bali United yang permainannya konsisten setelah masuknya Mbarga dan Eber Bessa yang performanya antik.
Unik memang terkadang, ketika kita menggadang-gadang Persib bisa unggul bahkan menang tapi faktanya terseok-seok. Dan tentunya sebaliknya, ketika kita sudah pasrah dengan lawan yang mungkin kita anggap lebih unggul dari Persib, permainannya malah Persib main lebih lepas dan bringas. Ingat putaran pertama ketika kita bertemu Persebaya? Tidak ada yang menyangka Persib bisa terbantai kan? Padahal saya ingat pada saat itu di babak pertama Persib betul-betul agresif menyerang. Sebaliknya, ketika Bhayangkara sedang onfire pada pertemuan pertama musim ini yang mana mereka masih memegang title “Unbeaten” dan harus terpaksa tertunduk lesu dengan gol berkelas dari Ezra, permainan begitu cair dan digadang-gadang itu menjadi momen bangkitnya Persib.
“ULAH KUMEOK MEMEH DIPACOK” sudah sering kita gaungkan bahkan di stadion sekalipun bukan menjadi barang baru, tapi bagaimana mental itu harusnya bisa Persib aplikasikan pada saat ini dalam perebutan gelar juara. Kemarin malam memang kita comeback dari Arema dan itu layak kita apresiasi dan kita banggakan karena kita harus segera melebarkan jarak dengan pesaing di klasemen, tapi Persib kan unik dan pergerakannya kadang susah untuk ditebak, ditambah lagi faktor non teknis yang suka bikin geli, jadi ya jangan terlalu jumawa.
Boleh kita rayakan kemenangan atas Arema, tapi mentalnya bukan hanya sampai situ, mental Persib bukan hanya menang lawan rival demi harga diri kan? Buang jauh soal rival, benahi mental, dan yang terpenting jangan jumawa. Nikmati kemenangan dan kembali fokus. Hal ini selaras sama salah satu teori buatannya Mo Sidik yang merupakan Stand Up Comedian. Dia punya teori dengan istilah “10 O’Clock”. Simpelnya kalau dikorelasiin sama Persib adalah ketika Persib main jam 8 malam dan menang, semua elemen boleh tuh pamer dari jam 8 malem sampe jam 10 pagi, dan ketika udah lewat jam 10 pagi itu udah lewat, kita semua udah harus balik fokus lagi dan lupakan apa yang terjadi semalam.
Keunikan ini masih kita tunggu endingnya untuk musim ini. Padahal uniknya Persib ini hampir sama kayak Timnas di AFF yang lalu dimana Shin Tae Yong punya strategi yang “teu katebak” sama lawan juga dan bikin lawan bingung. Tapi Persib mah sekali lagi unik, bukan strateginya yang “teu katebak” tapi performanya gabisa ditebak dan bukan bikin lawan bingung, tapi bikin bobotoh bingung.
Akhir kata kita hanya bisa berharap performa yang stabil terutama semoga kemarin malam jadi keran pembuka buat Bruno, yang mana Persib punya sisa 4 pertandingan lawan Madura, Persebaya, Persik, dan Barito. Dan kita berharap juga Coach Teco di sisa pertandingannya gak terlalu superior seperti biasanya. Semoga.
Ditulis oleh Rafel Rivaldo. Instagram: Rafel Rivaldo & Twitter: Piowashere .

Ya, sesuai sama judul rubrik kali ini dari sudut pandang saya yang mana merupakan seorang bobotoh awam yang mungkin juga masih kurang pengalaman. Persib itu unik, bukan karena pemainnya yang beragam atau bobotoh yang juga dari berbagai macam daerah, tapi uniknya adalah Persib “sok teu katebak” istilahnya.
Memang manusia tidak bisa membaca hal-hal yang terjadi ke depannya akan seperti apa, apa lagi dalam dunia sepak bola sekalipun. Tim bertabur bintang sekelas PSG malam kemarin harus tumbang. Itu bisa jadi salah satu contoh bagaimana sepak bola bukan hanya urusan materi semata, tapi juga mental dan strategi benar-benar menjadi kunci kelengkapan sebuah tim.
Kembali menyusuri soal Persib yang unik, awal musim tenggelam kemudian superior di tengah dan kemudian menyusut kembali seiring berjalannya waktu dan kali ini merangkak menuju tahta juara. Kini bertengger di posisi 2 klasemen sementara BRI Liga 1 2022 membuntuti Bali United yang permainannya konsisten setelah masuknya Mbarga dan Eber Bessa yang performanya antik.
Unik memang terkadang, ketika kita menggadang-gadang Persib bisa unggul bahkan menang tapi faktanya terseok-seok. Dan tentunya sebaliknya, ketika kita sudah pasrah dengan lawan yang mungkin kita anggap lebih unggul dari Persib, permainannya malah Persib main lebih lepas dan bringas. Ingat putaran pertama ketika kita bertemu Persebaya? Tidak ada yang menyangka Persib bisa terbantai kan? Padahal saya ingat pada saat itu di babak pertama Persib betul-betul agresif menyerang. Sebaliknya, ketika Bhayangkara sedang onfire pada pertemuan pertama musim ini yang mana mereka masih memegang title “Unbeaten” dan harus terpaksa tertunduk lesu dengan gol berkelas dari Ezra, permainan begitu cair dan digadang-gadang itu menjadi momen bangkitnya Persib.
“ULAH KUMEOK MEMEH DIPACOK” sudah sering kita gaungkan bahkan di stadion sekalipun bukan menjadi barang baru, tapi bagaimana mental itu harusnya bisa Persib aplikasikan pada saat ini dalam perebutan gelar juara. Kemarin malam memang kita comeback dari Arema dan itu layak kita apresiasi dan kita banggakan karena kita harus segera melebarkan jarak dengan pesaing di klasemen, tapi Persib kan unik dan pergerakannya kadang susah untuk ditebak, ditambah lagi faktor non teknis yang suka bikin geli, jadi ya jangan terlalu jumawa.
Boleh kita rayakan kemenangan atas Arema, tapi mentalnya bukan hanya sampai situ, mental Persib bukan hanya menang lawan rival demi harga diri kan? Buang jauh soal rival, benahi mental, dan yang terpenting jangan jumawa. Nikmati kemenangan dan kembali fokus. Hal ini selaras sama salah satu teori buatannya Mo Sidik yang merupakan Stand Up Comedian. Dia punya teori dengan istilah “10 O’Clock”. Simpelnya kalau dikorelasiin sama Persib adalah ketika Persib main jam 8 malam dan menang, semua elemen boleh tuh pamer dari jam 8 malem sampe jam 10 pagi, dan ketika udah lewat jam 10 pagi itu udah lewat, kita semua udah harus balik fokus lagi dan lupakan apa yang terjadi semalam.
Keunikan ini masih kita tunggu endingnya untuk musim ini. Padahal uniknya Persib ini hampir sama kayak Timnas di AFF yang lalu dimana Shin Tae Yong punya strategi yang “teu katebak” sama lawan juga dan bikin lawan bingung. Tapi Persib mah sekali lagi unik, bukan strateginya yang “teu katebak” tapi performanya gabisa ditebak dan bukan bikin lawan bingung, tapi bikin bobotoh bingung.
Akhir kata kita hanya bisa berharap performa yang stabil terutama semoga kemarin malam jadi keran pembuka buat Bruno, yang mana Persib punya sisa 4 pertandingan lawan Madura, Persebaya, Persik, dan Barito. Dan kita berharap juga Coach Teco di sisa pertandingannya gak terlalu superior seperti biasanya. Semoga.
Ditulis oleh Rafel Rivaldo. Instagram: Rafel Rivaldo & Twitter: Piowashere .
