Jovo: Juara Liga Champions Sulit Diprediksi
Saturday, 28 May 2011 | 23:37
Sulit diprediksi. Itulah kalimat singkat yang keluar dari mulut Jovo Cuckovic, pelatih berusia 61 tahun asal Serbia ketika ditanya tentang siapa yang akan keluar sebagai juara liga Champion Eropa tahun ini.
Jovo yang kini menjabat sebagai Direktur Teknik Persib Bandung mengatakan bahwa musim ini menjadi final paling ideal dari gelaran Liga Champion Eropa sebab baik Barcelona maupun Manchester United adalah klub terbaik di dunia saat ini.
Barcelona dinilainya mempunyai materi pemain sempurna yang bisa memainkan sepakbola menyerang yang sempurna pula. Sebaliknya, Manchester United adalah klub dengan organisasi permainan terbaik didukung oleh taktik permainan pressing yang istimewa berkat peran manajernya Alex Ferguson. Sehingga dari sisi analisa seorang Jovo Cuckovic, hasil pertandingan kali ini akan ditentukan oleh konsentrasi para pemain yang ada dilapangan. “Dari sisi teknis, mereka sama kuat. Masing-masing memiliki kelebihan, jika Barcelona di individu pemain, maka Manchester di organisasi tim,” tutur pelatih yang sudah 26 tahun malang melintang di Eropa ini.
“Pemenang partai ini akan ditentukan lewat suatu momentum. Maka, konsentrasi tinggi dituntut dari setiap pemain. Siapa yang melakukan kesalahan maka ia yang akan kalah,” sambungnya.
Dari kacamata teknisnya, di pertandingan nanti akan tersaji aksi yang melibatkan peranan dari seorang Messi. Pesepakbola asal Argentina ini akan menjadi pusat dari permainan Barca, dan Ferguson tahu itu sehingga akan menugaskan timnya untuk selalu mengawasi pergerakan Messi.
“Dia (Messi) adalah pemain besar. Seperti Maradona, ia bisa melakukan perubahan hanya dalam satu momen saja. Seperti yang dilakukan Chelsea dalam beberapa tahun lalu, Manchester akan berusaha untuk menutup ruang sedikitpun untuk dia. Sepanjang pertandingan,” jelas Jovo kemudian.
Di satu sisi, tidak mudah untuk mengalahkan tim besar seperti Manchester United. Tim ini mempunyai mental juara, lokasi pertandingan yang akan digelar di stadion kebanggaan warga britania, Wembley, juga sedikit banyak mempengaruhi motivasi para pemainnya. Sehingga yang pasti, Jovo percaya laga Sabtu malam ini akan menyuguhkan permainan tingkat tinggi yang enak untuk ditonton.
Masyarakat sepakbola Indonesia, kata Jovo sebaiknya jangan saja hanya menjadi penonton, namun harus bisa belajar dari dua klub terbaik eropa tersebut. Setiap elemen seperti pengurus, pemain, dan bahkan suporter bisa melihat bagaimana industri sepakbola di benua biru itu dijalankan.
“Banyak sekali yang bisa dipelajari dari kedua klub tersebut. Namun yang paling penting adalah bagaimana caranya untuk membangun sebuah klub profesional,” ujar pelatih yang pernah mendidik bek Manchester United, Vidic ini.
Baik MU atau Barca mengelola dengan serius akademi sepakbolanya. Disana, para calon pemainnya dibekali pendidikan yang berjenjang dari mulai usia belia. Sistem kepelatihannya pun sangat modern dimana mereka selalu melakukan pengembangan berbasis analisa ilmiah dan teknologi.
Bukan hanya teknis sepakbola, namun juga meliputi faktor pendukung lainnya yang tidak kalah penting, seperti gizi, medis, mental dan bahkan pendidikan formal dan kebersamaan.
Hal-hal inilah yang harus menjadi bahan kajian dari insan sepakbola di Indonesia. “Coba anda lihat, baik Manchester atau Barcelona mempunyai cara bermain sepakbola yang tidak berubah sejak 20 tahunan yang lalu. Itu karena mereka punya metode pelatihan yang terkonsep sejak para pemain berusia muda. Itu hanyalah salah satu contoh yang harus diterapkan disini,” sarannya.
Menurut Jovo, Indonesia termasuk salah satu bangsa yang berpotensi besar karena disini tersimpan banyak bakat pemain-pemain sepakbola. Namun faktor pendukung lainnya tidak digarap dan tidak dianggap penting oleh para pemegang kebijakan. Jovo malah menyayangkan dengan terlalu banyak politik dan kepentingan-kepentingan individu yang bermain di level pengurus.

Sulit diprediksi. Itulah kalimat singkat yang keluar dari mulut Jovo Cuckovic, pelatih berusia 61 tahun asal Serbia ketika ditanya tentang siapa yang akan keluar sebagai juara liga Champion Eropa tahun ini.
Jovo yang kini menjabat sebagai Direktur Teknik Persib Bandung mengatakan bahwa musim ini menjadi final paling ideal dari gelaran Liga Champion Eropa sebab baik Barcelona maupun Manchester United adalah klub terbaik di dunia saat ini.
Barcelona dinilainya mempunyai materi pemain sempurna yang bisa memainkan sepakbola menyerang yang sempurna pula. Sebaliknya, Manchester United adalah klub dengan organisasi permainan terbaik didukung oleh taktik permainan pressing yang istimewa berkat peran manajernya Alex Ferguson. Sehingga dari sisi analisa seorang Jovo Cuckovic, hasil pertandingan kali ini akan ditentukan oleh konsentrasi para pemain yang ada dilapangan. “Dari sisi teknis, mereka sama kuat. Masing-masing memiliki kelebihan, jika Barcelona di individu pemain, maka Manchester di organisasi tim,” tutur pelatih yang sudah 26 tahun malang melintang di Eropa ini.
“Pemenang partai ini akan ditentukan lewat suatu momentum. Maka, konsentrasi tinggi dituntut dari setiap pemain. Siapa yang melakukan kesalahan maka ia yang akan kalah,” sambungnya.
Dari kacamata teknisnya, di pertandingan nanti akan tersaji aksi yang melibatkan peranan dari seorang Messi. Pesepakbola asal Argentina ini akan menjadi pusat dari permainan Barca, dan Ferguson tahu itu sehingga akan menugaskan timnya untuk selalu mengawasi pergerakan Messi.
“Dia (Messi) adalah pemain besar. Seperti Maradona, ia bisa melakukan perubahan hanya dalam satu momen saja. Seperti yang dilakukan Chelsea dalam beberapa tahun lalu, Manchester akan berusaha untuk menutup ruang sedikitpun untuk dia. Sepanjang pertandingan,” jelas Jovo kemudian.
Di satu sisi, tidak mudah untuk mengalahkan tim besar seperti Manchester United. Tim ini mempunyai mental juara, lokasi pertandingan yang akan digelar di stadion kebanggaan warga britania, Wembley, juga sedikit banyak mempengaruhi motivasi para pemainnya. Sehingga yang pasti, Jovo percaya laga Sabtu malam ini akan menyuguhkan permainan tingkat tinggi yang enak untuk ditonton.
Masyarakat sepakbola Indonesia, kata Jovo sebaiknya jangan saja hanya menjadi penonton, namun harus bisa belajar dari dua klub terbaik eropa tersebut. Setiap elemen seperti pengurus, pemain, dan bahkan suporter bisa melihat bagaimana industri sepakbola di benua biru itu dijalankan.
“Banyak sekali yang bisa dipelajari dari kedua klub tersebut. Namun yang paling penting adalah bagaimana caranya untuk membangun sebuah klub profesional,” ujar pelatih yang pernah mendidik bek Manchester United, Vidic ini.
Baik MU atau Barca mengelola dengan serius akademi sepakbolanya. Disana, para calon pemainnya dibekali pendidikan yang berjenjang dari mulai usia belia. Sistem kepelatihannya pun sangat modern dimana mereka selalu melakukan pengembangan berbasis analisa ilmiah dan teknologi.
Bukan hanya teknis sepakbola, namun juga meliputi faktor pendukung lainnya yang tidak kalah penting, seperti gizi, medis, mental dan bahkan pendidikan formal dan kebersamaan.
Hal-hal inilah yang harus menjadi bahan kajian dari insan sepakbola di Indonesia. “Coba anda lihat, baik Manchester atau Barcelona mempunyai cara bermain sepakbola yang tidak berubah sejak 20 tahunan yang lalu. Itu karena mereka punya metode pelatihan yang terkonsep sejak para pemain berusia muda. Itu hanyalah salah satu contoh yang harus diterapkan disini,” sarannya.
Menurut Jovo, Indonesia termasuk salah satu bangsa yang berpotensi besar karena disini tersimpan banyak bakat pemain-pemain sepakbola. Namun faktor pendukung lainnya tidak digarap dan tidak dianggap penting oleh para pemegang kebijakan. Jovo malah menyayangkan dengan terlalu banyak politik dan kepentingan-kepentingan individu yang bermain di level pengurus.

MU RT @simamaung: Jovo: Juara Liga Champions Sulit Diprediksi http://goo.gl/fb/LxtYP
Soalna jovo mah teu bisa ngomong indonesia jeung inggris RT @simamaung: Jovo: Juara Liga Champions Sulit Diprediksi http://goo.gl/fb/LxtYP