Jika PERSIB Seperti…
Wednesday, 29 June 2011 | 12:12Ditulis oleh: Richard RL
Musim Kompetisi telah berakhir, Persib berada di Peringkat Ke-7 klasemen akhir ISL. Tentunya akan banyak catatan yang diakhiri dengan evaluasi jika kita ingin Persib meraih peringkat yang lebih baik di ISL musim depan.
Pada berbagai forum di internet & situs-situs bobotoh, banyak yang bereaksi. Berbagai komentar & opini bermunculan, mulai dari manajemen yang dinilai tidak mengerti teknis & memanjakan pemain, pelatih yang divonis kurang kapabel, sampai pemain yang dinilai tidak punya hati untuk Persib, dan selanjutnya, kebanyakan bobotoh memberikan saran siapa yg pantas menjadi Pelatih & Pemain yang layak diburu Persib di musim depan.
Nah, sebagai seorang bobotoh biasa yang ingin Persib lebih baik, saya hanya mencoba untuk mengutarakan opini saya, dan juga mungkin bisa jadi sebagian bobotoh yang lebih dahulu mengikuti perjalanan Persib di ISL, dimana sebelum membahas siapa pelatih Persib musim depan, kemudian siapa pemain yang akan dikontrak
Lebih baik PT. PBB membentuk dahulu skema manajemen team & kepelatihan yg baik & sesuai standar Manajemen Kepelatihan FIFA, ini yang jadi alasan kenapa syarat dari PT. Liga mensyaratkan klub harus punya Pelatih Kepala yg memiliki Lisensi A, karena pelatih yg punya Lisensi A semestinya memiliki “ILMU KEPELATIHAN” yang sesuai dgn standar kepelatihan FIFA. Ini artiya memiliki “METODA KEPELATIHAN” yg layaknya digunakan klub-klub profesional di Eropa & Amerika Latin.
Dalam menjalankan fungsinya Pelatih kepala haruslah org yg punya filosofi sepakbola yg jelas, berwawasan tinggi dlm sepakbola & manajemen kepelatihan yg baik. Pelatih kepala bertugas menentukan konsep & pola bermain, mengatur strategi dalam permainan, memotivasi pemainnya agar tampil baik, dia juga bertanggungjawab atas peningkatan skill, tehnik, taktik & mental bermain yg baik, Jadi sebenarnya agak “mengherankan” jika seorang Pelatih Kepala berkomentar di media bahwa anak asuhnya memiliki mental yg buruk, karena itu sama halnya mendeklarasikan dirinya “GAGAL” untuk menangani sebuah team.
Tetapi hal itu menjadi Lumrah di ISL, karena rata2 pelatih “bersifat” sementara, alias hanya dikontrak jangka pendek & dia tidak mengenali pemain yg sudah ada di dalam team yg dilatihya.
Sebenarnya waktu 1 Tahun kurang cukup untuk membentuk sebuah team yg benar2 tangguh, apalagi jika di dalam team tersebut berisi pemain2 senior yg “sudah jadi” yg punya ego & visi bermain yg sudah ada di kepalanya sejak dia masih bermain di klub lamanya, Sepakbola bukanlah permainan sederhana yg mengharuskan pemain berlari kemanapun bola berada, sepakbola butuh intelegensia dari para pemain yg terlibat dalam sebuah team.
Jika para pemain dari sebuah team memiliki visi & konsep bermain yang sama, maka akan terlihat sebuah orkestra permainan yang menarik, merangsang penontonnya & pada akhirnya memiliki nilai jual lebih tinggi. Gelar Juara hanya tinggal menunggu waktu & akan datang dengan sendirinya. Juara adalah Akibat / Hasil yang diperoleh jika sebuah team sudah memiliki permainan yang PANTAS untuk juara.
Kesamaan visi bermain diantara pemain Persib inilah yang nyaris tidak terlihat pada beberapa musim ini. Gol & kemenangan lahir bukanlah dari sebuah skema permainan yang ideal, tetapi lebih karena kemampuan individu “berkelas tinggi” yang dimiliki Persib. Contohnya: Kita selalu dengar Cristian Gonzales yang mengatakan dia selalu rindu sosok Ronald Fagundes, rekannya yang banyak memberi assist & mengerti seperti apa keinginan El-Loco.
Lantas pertanyaannya mengapa hal itu bisa terjadi? Jelas karena sampai 2 musim terakhir bermain untuk Persib, seorang Cristian Gonzales masih bermain dengan visi bermain ketika dia berada di Persik Kediri yang memiliki skema bermain yang berbeda dengan Persib. Pertanyaan selanjutnya adalah Apakah memang seharusnya pemain lain yang menyesuaikan diri dgn Gonzales? Atau Gonzales yg mestinya menyesuaikan diri dgn pemain lain.
Apakah ini berarti Gonzales yang salah? Tentu tidak.. El Loco sudah berusaha memberikan seluruh kemampuan yang dimilikinya untuk Persib.. Tetapi dia sendiri bingung bagaimana caranya mencetak gol jika cara bermain teamnya tidak seperti apa yg dia alami di klub lamanya, Persik Kediri.
Demikian juga pemain lainnya, yang karena tidak adanya konsep bermain yang jelas, akhirnya terjadi “kompromi/komunikasi” diantara sesama pemain, mereka bermain atas dasar komunikasi yg mereka bangun diantara mereka, dan bukan karena skema yang diatur sedemikian rupa oleh Pelatih.
Lantas Apakah itu menjadi salah Pelatih? Tentu saja tidak demikian juga. tidak banyak yang bisa diperbuat pelatih dalam waktu 1 tahun masa kepelatihannya selain menjaga suasana team agar tidak tampil lebih buruk lagi, terlebih komposisi pemain yang ada bukanlah komposisi ideal yang diinginkannya.
Apalagi ketika mendapati kenyataan yg rumit ketika muncul kabar dari internal team yang menyatakan ada ‘gap’ diantara para pemain. Pemain asli Bandung berkumpul sendiri, Pemain Asing berkumpul sendiri, dsb.. Hasilnya semua terlihat dilapangan.
Kita jarang melihat ciri khas Persib yang sebenarnya, yg punya skema permainan khas menyerang, agresif dan memiliki umpan pendek dari kaki ke kaki, nyatanya beberapa tahun terakhir kita lebih sering melihat Persib bermain dgn umpan panjang. Tidak Heran, karena dalam pola permainan persib saat ini, juga ada ciri Persik, Deltras, Persebaya, PSIS, dll.
Bobotoh pun mulai bisa menduga apa yang terjadi internal Persib. Apa yang terlihat dilapangan adalah CERMIN dari apa yang terjadi di Tubuh Persib sendiri, dan Panen kegagalan yang dipetik Musim ini adalah hasil dari benih yang ditabur sebelumnya..
Yang perlu digarisbawahi dari paragraf diatas adalah tidak berarti Persib harus menjadi anti pemain asing atau anti pemain non-binaan, masalahnya adalah bukan di ada atau tidaknya Pemain asing, tetapi yang sering menjadi pertanyaan adalah bagaimana “DASAR/KRITERIA” pemain yang harus dicari untuk memenuhi kebutuhan team, dan bukan mencari pemain berdasarkan “Kebintangan”.
Nyatanya selama ini Pemain-pemain Bintang tersebut bermain sesuai CARA BERMAIN mereka di team lamanya. Semestinya pemain dicari karena skill teknis, intelegensia & sesuai kebutuhan team.
Ini Poin Utamanya: Mereka akan dikontrak untuk kemudian dibina oleh Persib dengan Manajemen Kepelatihan yang baik agar lebih maju dan berkembang. Karena itulah prinsip KLUB SEPAKBOLA PROFESIONAL & MODERN, meningkatkan kemampuan pemain agar memiliki Nilai Tambah bagi team yang dibelanya, dan bukan Membayar Pemain Bintang untuk bermain di Teamnya agar penonton terhibur seperti layaknya sepakbola TARKAM.
Kunci utama perekrutan pemain adalah bagaimana kesanggupan Pelatih yg menangani Persib memberdayakan mereka, apakah mereka sesuai dengan skema yang diinginkan Pelatih? Apakah gaya main mereka akan bisa masuk ke dalam skema permainan persib? Jika tidak apakah pelatih akan mampu membina mereka jadi satu kesatuan di tubuh Persib??
Diluar RUMOR yang menyatakan bahwa ada mafia pertandingan di LIGA, bahwa Juara Liga sudah DIATUR sebelum kompetisi berakhir, tetapi semua orang bisa melihat bagaimana kualitas permainan Juara ISL musim ini, dan bagaimanapun sebagai Bobotoh & Manajemen kita bisa membandingkan bagaimana kesenjangan permainan Sang Juara dgn kualitas permainan kolektif yang dimiliki Persib.
Jadi sebelum kita bicara soal gelar Juara ISL, sebaiknya kita melihat kendala apa yang terjadi selama ini. Mengapa Persib sedemikian lama tidak pernah Juara. Belajarlah dari Persipura yang dalam 3 tahun terakhir menjadi sebuah kekuatan yang disegani, bukan hanya ketika bermain kandang, tetapi juga di partai tandang mereka sulit dikalahkan.
Disinilah manajemen klub sepakbola profesional diperlukan:
1. DIMULAI dari “Filosofi Sepakbola” apa yg akan dimainkan
Tentunya kita ingin melihat Persib bermain dgn agresif disertai umpan2 pendek dari kaki ke kaki, Langkah Pertama Cari Dahulu PELATIH yg punya Filosofi permainan yg sesuai & memiliki ilmu kepelatihan dgn kualitas baik, dan berikan dia kesempatan LEBIH dari 1 tahun untuk membentuk Team.
Kita pernah mendengar seorang Roman Abramovic mendepak seorang Jose Mourinho yang memiliki filosofi sepakbola efektif, dan tidak terlalu menarik ditonton. Sekalipun Mourinho telah memberinya Gelar EPL, Abramovic masih mencari seorang Pelatih lain HANYA KARENA dirinya menginginkan Teamnya bermain dengan Filosofi Sepakbola Menyerang & Attraktif macam Ancelloti atau Guus Hiddink.
2. Langkah kedua baru PELATIH mencari pemain yg sesuai dgn skema yg diinginkan Pelatih.
Untuk contoh Pelatih sekelas Robert Rene Albert yg sukses dgn pemain muda & blm punya nama di AREMA, blm tentu bisa sukses dgn kumpulan Pemain senior yg sudah jadi. Mengapa? Karena pemain muda lebih “menurut” dan bisa dibentuk sesuai keinginan & Visi Pelatih.
Berbeda dgn pemain senior yg sudah punya “PENGALAMAN BERMAIN dengan MINDSET”-nya sendiri di klub lamanya yang lebih sulit dirubah. Dalam menjalankan tugasnya tentu Pelatih Kepala dibantu staff kepelatihan yg biasanya terdiri dari:
- Assisten Pelatih: Yang bisa mengembangkan / mengasah skill pemain jadi lebih baik.
- Pelatih Kiper: Tugasnya seharusnya melatih & mengembangkan semua kiper yg ada, terutama kiper muda. Jika nanti cara manajemen kepelatihannya masih sama, sekalipun Kurnia Meiga & Lionel Lewis atau Kosin yg datang, nasibnya bakal sama dgn Markus, yg mengalami penurunan drastis dalam permainan.
- Pelatih Fisik, yg di era sepakbola modern ini jg bertindak sbg ahli nutrisi.
- Staff Pelatih lainnya yang dibutuhkan Pelatih Kepala
3. Tugas manajemen menyiapkan semua yang dibutuhkan Team.
Mulai dari Tempat Latihan, Gym, dan sampai soal Keuangan, Marketing, dll. Semuanya bekerja keras sehingga semua elemen dalam tubuh Maung Bandung yang terkait memiliki “SATU VISI”. yakni bermain dgn “CARA PERSIB” demi HARGA DIRI PERSIB, dan tinggal menunggu peran BOBOTOH yg akan selalu akan mendukung sampai kapanpun untuk menjadi yang terbaik.
Saya juga ingin menyampaikan Selamat Kepada Team Manajemen Bisnis PT. PBB yang dipimpin Bung Risha A. Widjaya, M. Farhan, dll yang sampai dengan saat ini menjadikan Persib sebagai Team dengan Sisi Komersial & Bisnis terbaik di Indonesia, semoga Pencapaian yang di raih sampai saat ini dapat memacu “Team Manajemen Teknis” dibawah Komando H. Umuh Muchtar terus bergerak ke arah yang lebih baik.
Semoga opini ini dapat membantu mengubah ‘Mindset’ para petinggi Persib, yang tentunya memiliki keinginan yang sangat besar untuk menjadikan Persib sebagai Icon terbaik dari sepakbola Indonesia.
Sekian..
Penulis adalah seorang karyawan & bobotoh Persib berdomisili di Bandung & Merantau di Pulau Sumatera.
Pendapat yang dinyatakan dalam tulisan ini sepenuhnya merupakan pendapat pribadi penulis, tidak mencerminkan pendapat redaksi Simamaung.

Ditulis oleh: Richard RL
Musim Kompetisi telah berakhir, Persib berada di Peringkat Ke-7 klasemen akhir ISL. Tentunya akan banyak catatan yang diakhiri dengan evaluasi jika kita ingin Persib meraih peringkat yang lebih baik di ISL musim depan.
Pada berbagai forum di internet & situs-situs bobotoh, banyak yang bereaksi. Berbagai komentar & opini bermunculan, mulai dari manajemen yang dinilai tidak mengerti teknis & memanjakan pemain, pelatih yang divonis kurang kapabel, sampai pemain yang dinilai tidak punya hati untuk Persib, dan selanjutnya, kebanyakan bobotoh memberikan saran siapa yg pantas menjadi Pelatih & Pemain yang layak diburu Persib di musim depan.
Nah, sebagai seorang bobotoh biasa yang ingin Persib lebih baik, saya hanya mencoba untuk mengutarakan opini saya, dan juga mungkin bisa jadi sebagian bobotoh yang lebih dahulu mengikuti perjalanan Persib di ISL, dimana sebelum membahas siapa pelatih Persib musim depan, kemudian siapa pemain yang akan dikontrak
Lebih baik PT. PBB membentuk dahulu skema manajemen team & kepelatihan yg baik & sesuai standar Manajemen Kepelatihan FIFA, ini yang jadi alasan kenapa syarat dari PT. Liga mensyaratkan klub harus punya Pelatih Kepala yg memiliki Lisensi A, karena pelatih yg punya Lisensi A semestinya memiliki “ILMU KEPELATIHAN” yang sesuai dgn standar kepelatihan FIFA. Ini artiya memiliki “METODA KEPELATIHAN” yg layaknya digunakan klub-klub profesional di Eropa & Amerika Latin.
Dalam menjalankan fungsinya Pelatih kepala haruslah org yg punya filosofi sepakbola yg jelas, berwawasan tinggi dlm sepakbola & manajemen kepelatihan yg baik. Pelatih kepala bertugas menentukan konsep & pola bermain, mengatur strategi dalam permainan, memotivasi pemainnya agar tampil baik, dia juga bertanggungjawab atas peningkatan skill, tehnik, taktik & mental bermain yg baik, Jadi sebenarnya agak “mengherankan” jika seorang Pelatih Kepala berkomentar di media bahwa anak asuhnya memiliki mental yg buruk, karena itu sama halnya mendeklarasikan dirinya “GAGAL” untuk menangani sebuah team.
Tetapi hal itu menjadi Lumrah di ISL, karena rata2 pelatih “bersifat” sementara, alias hanya dikontrak jangka pendek & dia tidak mengenali pemain yg sudah ada di dalam team yg dilatihya.
Sebenarnya waktu 1 Tahun kurang cukup untuk membentuk sebuah team yg benar2 tangguh, apalagi jika di dalam team tersebut berisi pemain2 senior yg “sudah jadi” yg punya ego & visi bermain yg sudah ada di kepalanya sejak dia masih bermain di klub lamanya, Sepakbola bukanlah permainan sederhana yg mengharuskan pemain berlari kemanapun bola berada, sepakbola butuh intelegensia dari para pemain yg terlibat dalam sebuah team.
Jika para pemain dari sebuah team memiliki visi & konsep bermain yang sama, maka akan terlihat sebuah orkestra permainan yang menarik, merangsang penontonnya & pada akhirnya memiliki nilai jual lebih tinggi. Gelar Juara hanya tinggal menunggu waktu & akan datang dengan sendirinya. Juara adalah Akibat / Hasil yang diperoleh jika sebuah team sudah memiliki permainan yang PANTAS untuk juara.
Kesamaan visi bermain diantara pemain Persib inilah yang nyaris tidak terlihat pada beberapa musim ini. Gol & kemenangan lahir bukanlah dari sebuah skema permainan yang ideal, tetapi lebih karena kemampuan individu “berkelas tinggi” yang dimiliki Persib. Contohnya: Kita selalu dengar Cristian Gonzales yang mengatakan dia selalu rindu sosok Ronald Fagundes, rekannya yang banyak memberi assist & mengerti seperti apa keinginan El-Loco.
Lantas pertanyaannya mengapa hal itu bisa terjadi? Jelas karena sampai 2 musim terakhir bermain untuk Persib, seorang Cristian Gonzales masih bermain dengan visi bermain ketika dia berada di Persik Kediri yang memiliki skema bermain yang berbeda dengan Persib. Pertanyaan selanjutnya adalah Apakah memang seharusnya pemain lain yang menyesuaikan diri dgn Gonzales? Atau Gonzales yg mestinya menyesuaikan diri dgn pemain lain.
Apakah ini berarti Gonzales yang salah? Tentu tidak.. El Loco sudah berusaha memberikan seluruh kemampuan yang dimilikinya untuk Persib.. Tetapi dia sendiri bingung bagaimana caranya mencetak gol jika cara bermain teamnya tidak seperti apa yg dia alami di klub lamanya, Persik Kediri.
Demikian juga pemain lainnya, yang karena tidak adanya konsep bermain yang jelas, akhirnya terjadi “kompromi/komunikasi” diantara sesama pemain, mereka bermain atas dasar komunikasi yg mereka bangun diantara mereka, dan bukan karena skema yang diatur sedemikian rupa oleh Pelatih.
Lantas Apakah itu menjadi salah Pelatih? Tentu saja tidak demikian juga. tidak banyak yang bisa diperbuat pelatih dalam waktu 1 tahun masa kepelatihannya selain menjaga suasana team agar tidak tampil lebih buruk lagi, terlebih komposisi pemain yang ada bukanlah komposisi ideal yang diinginkannya.
Apalagi ketika mendapati kenyataan yg rumit ketika muncul kabar dari internal team yang menyatakan ada ‘gap’ diantara para pemain. Pemain asli Bandung berkumpul sendiri, Pemain Asing berkumpul sendiri, dsb.. Hasilnya semua terlihat dilapangan.
Kita jarang melihat ciri khas Persib yang sebenarnya, yg punya skema permainan khas menyerang, agresif dan memiliki umpan pendek dari kaki ke kaki, nyatanya beberapa tahun terakhir kita lebih sering melihat Persib bermain dgn umpan panjang. Tidak Heran, karena dalam pola permainan persib saat ini, juga ada ciri Persik, Deltras, Persebaya, PSIS, dll.
Bobotoh pun mulai bisa menduga apa yang terjadi internal Persib. Apa yang terlihat dilapangan adalah CERMIN dari apa yang terjadi di Tubuh Persib sendiri, dan Panen kegagalan yang dipetik Musim ini adalah hasil dari benih yang ditabur sebelumnya..
Yang perlu digarisbawahi dari paragraf diatas adalah tidak berarti Persib harus menjadi anti pemain asing atau anti pemain non-binaan, masalahnya adalah bukan di ada atau tidaknya Pemain asing, tetapi yang sering menjadi pertanyaan adalah bagaimana “DASAR/KRITERIA” pemain yang harus dicari untuk memenuhi kebutuhan team, dan bukan mencari pemain berdasarkan “Kebintangan”.
Nyatanya selama ini Pemain-pemain Bintang tersebut bermain sesuai CARA BERMAIN mereka di team lamanya. Semestinya pemain dicari karena skill teknis, intelegensia & sesuai kebutuhan team.
Ini Poin Utamanya: Mereka akan dikontrak untuk kemudian dibina oleh Persib dengan Manajemen Kepelatihan yang baik agar lebih maju dan berkembang. Karena itulah prinsip KLUB SEPAKBOLA PROFESIONAL & MODERN, meningkatkan kemampuan pemain agar memiliki Nilai Tambah bagi team yang dibelanya, dan bukan Membayar Pemain Bintang untuk bermain di Teamnya agar penonton terhibur seperti layaknya sepakbola TARKAM.
Kunci utama perekrutan pemain adalah bagaimana kesanggupan Pelatih yg menangani Persib memberdayakan mereka, apakah mereka sesuai dengan skema yang diinginkan Pelatih? Apakah gaya main mereka akan bisa masuk ke dalam skema permainan persib? Jika tidak apakah pelatih akan mampu membina mereka jadi satu kesatuan di tubuh Persib??
Diluar RUMOR yang menyatakan bahwa ada mafia pertandingan di LIGA, bahwa Juara Liga sudah DIATUR sebelum kompetisi berakhir, tetapi semua orang bisa melihat bagaimana kualitas permainan Juara ISL musim ini, dan bagaimanapun sebagai Bobotoh & Manajemen kita bisa membandingkan bagaimana kesenjangan permainan Sang Juara dgn kualitas permainan kolektif yang dimiliki Persib.
Jadi sebelum kita bicara soal gelar Juara ISL, sebaiknya kita melihat kendala apa yang terjadi selama ini. Mengapa Persib sedemikian lama tidak pernah Juara. Belajarlah dari Persipura yang dalam 3 tahun terakhir menjadi sebuah kekuatan yang disegani, bukan hanya ketika bermain kandang, tetapi juga di partai tandang mereka sulit dikalahkan.
Disinilah manajemen klub sepakbola profesional diperlukan:
1. DIMULAI dari “Filosofi Sepakbola” apa yg akan dimainkan
Tentunya kita ingin melihat Persib bermain dgn agresif disertai umpan2 pendek dari kaki ke kaki, Langkah Pertama Cari Dahulu PELATIH yg punya Filosofi permainan yg sesuai & memiliki ilmu kepelatihan dgn kualitas baik, dan berikan dia kesempatan LEBIH dari 1 tahun untuk membentuk Team.
Kita pernah mendengar seorang Roman Abramovic mendepak seorang Jose Mourinho yang memiliki filosofi sepakbola efektif, dan tidak terlalu menarik ditonton. Sekalipun Mourinho telah memberinya Gelar EPL, Abramovic masih mencari seorang Pelatih lain HANYA KARENA dirinya menginginkan Teamnya bermain dengan Filosofi Sepakbola Menyerang & Attraktif macam Ancelloti atau Guus Hiddink.
2. Langkah kedua baru PELATIH mencari pemain yg sesuai dgn skema yg diinginkan Pelatih.
Untuk contoh Pelatih sekelas Robert Rene Albert yg sukses dgn pemain muda & blm punya nama di AREMA, blm tentu bisa sukses dgn kumpulan Pemain senior yg sudah jadi. Mengapa? Karena pemain muda lebih “menurut” dan bisa dibentuk sesuai keinginan & Visi Pelatih.
Berbeda dgn pemain senior yg sudah punya “PENGALAMAN BERMAIN dengan MINDSET”-nya sendiri di klub lamanya yang lebih sulit dirubah. Dalam menjalankan tugasnya tentu Pelatih Kepala dibantu staff kepelatihan yg biasanya terdiri dari:
- Assisten Pelatih: Yang bisa mengembangkan / mengasah skill pemain jadi lebih baik.
- Pelatih Kiper: Tugasnya seharusnya melatih & mengembangkan semua kiper yg ada, terutama kiper muda. Jika nanti cara manajemen kepelatihannya masih sama, sekalipun Kurnia Meiga & Lionel Lewis atau Kosin yg datang, nasibnya bakal sama dgn Markus, yg mengalami penurunan drastis dalam permainan.
- Pelatih Fisik, yg di era sepakbola modern ini jg bertindak sbg ahli nutrisi.
- Staff Pelatih lainnya yang dibutuhkan Pelatih Kepala
3. Tugas manajemen menyiapkan semua yang dibutuhkan Team.
Mulai dari Tempat Latihan, Gym, dan sampai soal Keuangan, Marketing, dll. Semuanya bekerja keras sehingga semua elemen dalam tubuh Maung Bandung yang terkait memiliki “SATU VISI”. yakni bermain dgn “CARA PERSIB” demi HARGA DIRI PERSIB, dan tinggal menunggu peran BOBOTOH yg akan selalu akan mendukung sampai kapanpun untuk menjadi yang terbaik.
Saya juga ingin menyampaikan Selamat Kepada Team Manajemen Bisnis PT. PBB yang dipimpin Bung Risha A. Widjaya, M. Farhan, dll yang sampai dengan saat ini menjadikan Persib sebagai Team dengan Sisi Komersial & Bisnis terbaik di Indonesia, semoga Pencapaian yang di raih sampai saat ini dapat memacu “Team Manajemen Teknis” dibawah Komando H. Umuh Muchtar terus bergerak ke arah yang lebih baik.
Semoga opini ini dapat membantu mengubah ‘Mindset’ para petinggi Persib, yang tentunya memiliki keinginan yang sangat besar untuk menjadikan Persib sebagai Icon terbaik dari sepakbola Indonesia.
Sekian..
Penulis adalah seorang karyawan & bobotoh Persib berdomisili di Bandung & Merantau di Pulau Sumatera.
Pendapat yang dinyatakan dalam tulisan ini sepenuhnya merupakan pendapat pribadi penulis, tidak mencerminkan pendapat redaksi Simamaung.

siip saya sangat terkesn dengan opini mu. . .maju lah persib
Bentul sekali.
Saya juga sebagai urang Bandung yang merantau di luar Bandung sangat setuju dengan pemikiran itu. Paradigma para pengurus kita saat ini harus dirubah.
saya salut sekali dgn tulisan yg dibuat oleh bobotoh dan kini bermukim di sumatra….artikel anda bagus sekali,mempunyai visi dan misi untuk kemajuan Persib Bandung,,,