Janur Tampik Pemainnya Dianggap Tak Loyal
Thursday, 31 December 2015 | 16:45
Pelatih Persib, Jajang Nurjaman menampik bila para pemainnya yang meninggalkan Persib dinilai kurang loyal kepada Maung Bandung. Kondisi sepak bola Indonesia yang patut dipertanyakan dan disalahkan, menyebabkan semua pelaku sepak bola tanah air hingga penghujung tahun ini (2015) menganggur.
Seperti sudah diketahui, Vladimir Vujovic, Muhammad Ridwan, Firman Utina, Abdul Rahman memilih mundur. Achmad jufriyanto dan Dedi Kusnandar pergi trial ke Liga Malaysia. Sementara Makan Konate dan Ilija Spasojevic memastikan dikontrak tim peserta Malaysia Premier League (MPL).
Janur sapaan akrab pelatih Jajang Nurjaman, menilai bila sosok pemain yang kini sudah tidak berada di Persib adalah type pemain yang sangat loyal. Buktinya adalah Piala Presiden, meski tak mendapatkan kepastian kontrak mereka bermain maksimal hingga mendaratkan kembali juara bergengsi Piala Presiden 2015. Menyusul Piala Jenderal Sudirman (PJS), meski babak belur, pemain yang tak menandatangani kontrak terbukti bermain cukup termotivasi.
“Bukan-bukan, kalau masalah loyal saya acungkan jempol, mereka kan kemarin waktu Piala Presiden saja tidak di kontrak mereka betul-betul hanya mengandalkan loyalitas yang tinggi sehingga mereka berjuang mati-matian, akhirnya meraih prestasi juara di Piala Presiden, itu kan bukti kalau mereka loyal,” kata Janur ketika dihubungi Rabu (30/12).
Tak bisa disalahkan saat pemainnya berpamitan pergi, karena manajemen Persib tidak bisa memberikan kepastian. Kehidupan terus berlangsung, faktor keluarga yang membuat mereka berjuang dengan hal yang lebih pasti. “Tapi sejauh mana kan, pasti ada batasnya karena memang mereka butuh materil untuk hidup,” tukas Janur.
Pelatih berusia 57 tahun ini berharap, supaya pada tahun 2016 situasi persepak bolaan di negeri ini segera usai. Kompetisi resmi yang dinaungi FIFA kembali berjalan dengan pembenahan yang lebih baik lagi. Ia tak ingin kondisi mandegnya olahraga yang dicintai masyarakat terus berlarut.
“Yang paling utama harapannya adalah segera kembali normalnya sepak bola Indonesia. Kembali bergulir lagi kompetisi itu saja. Apapun caranya Pemerintah dan PSSI silakan urus cari solusi dan cari jalan yang terbaik itu aja,” harapnya.

Pelatih Persib, Jajang Nurjaman menampik bila para pemainnya yang meninggalkan Persib dinilai kurang loyal kepada Maung Bandung. Kondisi sepak bola Indonesia yang patut dipertanyakan dan disalahkan, menyebabkan semua pelaku sepak bola tanah air hingga penghujung tahun ini (2015) menganggur.
Seperti sudah diketahui, Vladimir Vujovic, Muhammad Ridwan, Firman Utina, Abdul Rahman memilih mundur. Achmad jufriyanto dan Dedi Kusnandar pergi trial ke Liga Malaysia. Sementara Makan Konate dan Ilija Spasojevic memastikan dikontrak tim peserta Malaysia Premier League (MPL).
Janur sapaan akrab pelatih Jajang Nurjaman, menilai bila sosok pemain yang kini sudah tidak berada di Persib adalah type pemain yang sangat loyal. Buktinya adalah Piala Presiden, meski tak mendapatkan kepastian kontrak mereka bermain maksimal hingga mendaratkan kembali juara bergengsi Piala Presiden 2015. Menyusul Piala Jenderal Sudirman (PJS), meski babak belur, pemain yang tak menandatangani kontrak terbukti bermain cukup termotivasi.
“Bukan-bukan, kalau masalah loyal saya acungkan jempol, mereka kan kemarin waktu Piala Presiden saja tidak di kontrak mereka betul-betul hanya mengandalkan loyalitas yang tinggi sehingga mereka berjuang mati-matian, akhirnya meraih prestasi juara di Piala Presiden, itu kan bukti kalau mereka loyal,” kata Janur ketika dihubungi Rabu (30/12).
Tak bisa disalahkan saat pemainnya berpamitan pergi, karena manajemen Persib tidak bisa memberikan kepastian. Kehidupan terus berlangsung, faktor keluarga yang membuat mereka berjuang dengan hal yang lebih pasti. “Tapi sejauh mana kan, pasti ada batasnya karena memang mereka butuh materil untuk hidup,” tukas Janur.
Pelatih berusia 57 tahun ini berharap, supaya pada tahun 2016 situasi persepak bolaan di negeri ini segera usai. Kompetisi resmi yang dinaungi FIFA kembali berjalan dengan pembenahan yang lebih baik lagi. Ia tak ingin kondisi mandegnya olahraga yang dicintai masyarakat terus berlarut.
“Yang paling utama harapannya adalah segera kembali normalnya sepak bola Indonesia. Kembali bergulir lagi kompetisi itu saja. Apapun caranya Pemerintah dan PSSI silakan urus cari solusi dan cari jalan yang terbaik itu aja,” harapnya.

Nu boga loyalitas tinggi pisan mah Menpora..ngàn loyalitas na ngahancurken insàn jeung pelaku 2 sepakbola saluruh indonesia.