Janur Siap Relakan Tim yang Dibangunnya Bubar
Sunday, 07 June 2015 | 17:02
Menanggapi akan keputusan manajemen Persib Bandung yang sudah menggembor-gemborkan akan pembubaran tim, pelatih Jajang Nurjaman hanya bisa pasrah klub yang sudah dibangunnya harus terpisah. Hal itu adalah akibat dari diberhentikannya kompetisi oleh PSSI. Merupakan buntut dari pembekuan yang dilakukan Menteri Pemuda dan Olehraga sehingga membuat PSSI menghentikan liga dengan alasan force majeur.
“Kalau saya yang bertugas di lapangan, hirarkinya berada di bawah manajer. Jadi kalau manajer sudah memutuskan itu, kita ikutin,” kata Jajang Nurjaman.
Beberapa tim sudah memutuskan akan pembubaran tim, dalam hal ini pelatih, pemain dan ofisial tim. Setelah tim Persipura Jayapura, kini nasib sama akan dilakukan Persib. Kendati belum secara resmi dibubarkan, namun manajer Umuh Muchtar sudah menggadang-gadang akan melepas elemen penting dalam tim. Janur, sapaan akrab Jajang, mengungkapkan bila pembubaran sudah diumumkan, maka otomatis kegiatan tim akan berakhir bulan Juni ini.
“Jadi kegiatan kita cuma sampai akhir bulan ini (Juni), jadi kita istirahat atau apapun itu istilahnya karena tidak ada kegiatan,” ucapnya.
Pelatih yang pernah membesut Pelita Jaya Karawang ini cukup menyesalkan kondisi ini. Ia mengaku sering mendengar cerita anak asuhnya agar tidak sampai Indonesia terkena sanksi FIFA. Kini hukuman telah dijatuhkan, para pemain Persib mengharapkan agar sanksi tidak berkelanjutan dan polemik sepak bola tanah air segera disudahi.
“Ya semakin menyesakkan buat pemain, tadinya selalu berharap tidak di-banned dan akhirnya di-banned. Kemudian berharap tidak lama, tapi ternyata tetap saja terkatung-katung sampai saat ini,” terangnya.
Namun, Janur pun mengamini kebijakan manajemen tentang pembubaran. Meski menyesalinya, tapi langkah realistis PT Persib Bandung Bermartabat mau tidak mau harus membubarkan dahulu tim. Ketidakjelasan nasib membingungkan langkah yang akan diambil. Resiko harus diterima kubu Persib setidaknya sampai sepak bola Indonesia kembali kondusif.
“Memang kita prediksi kalau seperti ini saya prediksi akan lama. Jadi saya setuju sama manajer, karena belum jelas mau apa setelah ini, makanya dari pada membebani klub mending seperti ini saja,” tutupnya.


Menanggapi akan keputusan manajemen Persib Bandung yang sudah menggembor-gemborkan akan pembubaran tim, pelatih Jajang Nurjaman hanya bisa pasrah klub yang sudah dibangunnya harus terpisah. Hal itu adalah akibat dari diberhentikannya kompetisi oleh PSSI. Merupakan buntut dari pembekuan yang dilakukan Menteri Pemuda dan Olehraga sehingga membuat PSSI menghentikan liga dengan alasan force majeur.
“Kalau saya yang bertugas di lapangan, hirarkinya berada di bawah manajer. Jadi kalau manajer sudah memutuskan itu, kita ikutin,” kata Jajang Nurjaman.
Beberapa tim sudah memutuskan akan pembubaran tim, dalam hal ini pelatih, pemain dan ofisial tim. Setelah tim Persipura Jayapura, kini nasib sama akan dilakukan Persib. Kendati belum secara resmi dibubarkan, namun manajer Umuh Muchtar sudah menggadang-gadang akan melepas elemen penting dalam tim. Janur, sapaan akrab Jajang, mengungkapkan bila pembubaran sudah diumumkan, maka otomatis kegiatan tim akan berakhir bulan Juni ini.
“Jadi kegiatan kita cuma sampai akhir bulan ini (Juni), jadi kita istirahat atau apapun itu istilahnya karena tidak ada kegiatan,” ucapnya.
Pelatih yang pernah membesut Pelita Jaya Karawang ini cukup menyesalkan kondisi ini. Ia mengaku sering mendengar cerita anak asuhnya agar tidak sampai Indonesia terkena sanksi FIFA. Kini hukuman telah dijatuhkan, para pemain Persib mengharapkan agar sanksi tidak berkelanjutan dan polemik sepak bola tanah air segera disudahi.
“Ya semakin menyesakkan buat pemain, tadinya selalu berharap tidak di-banned dan akhirnya di-banned. Kemudian berharap tidak lama, tapi ternyata tetap saja terkatung-katung sampai saat ini,” terangnya.
Namun, Janur pun mengamini kebijakan manajemen tentang pembubaran. Meski menyesalinya, tapi langkah realistis PT Persib Bandung Bermartabat mau tidak mau harus membubarkan dahulu tim. Ketidakjelasan nasib membingungkan langkah yang akan diambil. Resiko harus diterima kubu Persib setidaknya sampai sepak bola Indonesia kembali kondusif.
“Memang kita prediksi kalau seperti ini saya prediksi akan lama. Jadi saya setuju sama manajer, karena belum jelas mau apa setelah ini, makanya dari pada membebani klub mending seperti ini saja,” tutupnya.
