Janur Sambut Baik Format Kompetisi 2 Wilayah
Tuesday, 24 December 2013 | 17:41
Kompetisi sepak bola tertinggi di tanah air, Indonesia Super League, untuk musim 2014 akan diikuti oleh 22 klub terbaik yang sudah diverifikasi oleh PSSI. Berbeda dengan musim lalu yang diikuti oleh 18 tim. Format kompetisi pun dirubah menjadi 2 wilayah, yaitu Barat dan Timur.
Sang Arsitek Persib, Jajang Nurjaman pun menyambut baik kebijakan PT. Liga Indonesia untuk membagi 2 wilayah kompetisi. Janur sebenarnya sudah memprediksikan format kompetisi akan dirubah menjadi 2 wilayah, karena peserta bertambah. Janur pun mengaku dirinya bersama tim, sudah siap untuk beraksi dalam format kompetisi apapun. Termasuk bermain di kompetisi yang dibagi menjadi 2 wilayah.
“Ini memang sudah sesuai prediksi karena memang dihembuskan dari jauh-jauh hari akan dibagi menjadi 2 wilayah. Dengan (jumlah peserta) 22 tim saya pikir cukup fair lah untuk dijadikan format 2 wilayah dan kita sudah siap dengan format itu,” ungkap Janur ketika diwawancara di GOR Padjadjaran, Selasa (24/12) pagi.
Janur menilai dengan bertambahnya peserta liga karena bergabungnya peserta dari IPL (Indonesia Premier League), kompetisi akan lebih sulit terutama dari jumlah pertandingan. Janur juga beranggapan jika kompetisi 1 wilayah diikuti 22 tim itu terlalu banyak karena mayoritas liga di dunia maksimal diikuti oleh 20 klub. Dengan dibaginya kompetisi menjadi 2 wilayah, Janur menyambut baik kebijakan tersebut.
“Karena bila dipaksakan 1 wilayah dengan 22 tim itu sulit dan kalau dilihat dimana-mana kan biasanya maksimal 20 tim. Jadi saya pikir lebih relevan kalau dijadikan 2 wilayah. Dan kita menyambut baik,” tandas Janur.

Kompetisi sepak bola tertinggi di tanah air, Indonesia Super League, untuk musim 2014 akan diikuti oleh 22 klub terbaik yang sudah diverifikasi oleh PSSI. Berbeda dengan musim lalu yang diikuti oleh 18 tim. Format kompetisi pun dirubah menjadi 2 wilayah, yaitu Barat dan Timur.
Sang Arsitek Persib, Jajang Nurjaman pun menyambut baik kebijakan PT. Liga Indonesia untuk membagi 2 wilayah kompetisi. Janur sebenarnya sudah memprediksikan format kompetisi akan dirubah menjadi 2 wilayah, karena peserta bertambah. Janur pun mengaku dirinya bersama tim, sudah siap untuk beraksi dalam format kompetisi apapun. Termasuk bermain di kompetisi yang dibagi menjadi 2 wilayah.
“Ini memang sudah sesuai prediksi karena memang dihembuskan dari jauh-jauh hari akan dibagi menjadi 2 wilayah. Dengan (jumlah peserta) 22 tim saya pikir cukup fair lah untuk dijadikan format 2 wilayah dan kita sudah siap dengan format itu,” ungkap Janur ketika diwawancara di GOR Padjadjaran, Selasa (24/12) pagi.
Janur menilai dengan bertambahnya peserta liga karena bergabungnya peserta dari IPL (Indonesia Premier League), kompetisi akan lebih sulit terutama dari jumlah pertandingan. Janur juga beranggapan jika kompetisi 1 wilayah diikuti 22 tim itu terlalu banyak karena mayoritas liga di dunia maksimal diikuti oleh 20 klub. Dengan dibaginya kompetisi menjadi 2 wilayah, Janur menyambut baik kebijakan tersebut.
“Karena bila dipaksakan 1 wilayah dengan 22 tim itu sulit dan kalau dilihat dimana-mana kan biasanya maksimal 20 tim. Jadi saya pikir lebih relevan kalau dijadikan 2 wilayah. Dan kita menyambut baik,” tandas Janur.

berarti siap nya minimal lolos ka semifinal atuh.. 🙂
Kudu juara kehed..
!. Aduh meni kehed kehed atuh, kang.. Asa sanes ti tatar pasundan wae.. Cobi baca deui komen saya nu leres.. 🙂
2. Kieu yeuh kang ari nu namana format kompetisi 2 wilayah mah kan tiap 4 besar tiap wilayah teh di adu deui, leg legan (mun aya home away eta ge, mun eweuh mah ngan sakali maen na). 8 besar ieu teh sistem gugur, ari nu ngaran na sistem gugur mah tong waka eleh, seri 90 menit ge bisa langsung tersisih. 🙂
4. matak na ceuk saya oge MINIMAL Persib lolos ke semifinal, MINIMAL!! alus mun juara, abus semifinal oge tos sae.. (Da nu ngaran na sistem gugur mah seri sakali ge bisa langsung out, keberuntungan sangat dibutuhkan di dalam sistem gugur apalagi tdk dgn sistem home away..) 🙂
5. Sanes saya pesimis, da hirup mah mesti optimis selalu. tapi dalam hidup mah aya nu ngarana shit happens atau bad luck, tong poho faktor eta.. Coba melihat semua itu dari segala perspektif.. 🙂
haha nomer 3 na kaliwat.. *apeu*
ngiringang kuhad kehed mang,…
..kudu juara kehed …
wkwkwk..
sae analisa na mang, kedah optimis tapi ttep realistis …
Eta ari mas janur siap teu mawa Persib juara ? Rek iraha Persib juara ?
Mun ditingali ti pertanyaan nu sapartos kitu mah nu ngaran na pelatih mah harus siap mawa juara mah. 🙂
Upami di tanya kapan Persib juara, juara tuh butuh proses, nah mun di jawab butuh proses pasti aya pertanyaan asa proses wae tos 20 taun nungguan tara juara, Dalam proses juara tuh aya semacam blue print atau rencana jangka pendek dan rencana jangka panjang, semua na butuh kesinambungan antara pelatih, pemain dan manajemen.
Mun nu saya liat tahun saacan2 na mah Persib mah kurang bagus dalam perencanaan program jangka pendek maupun jangka panjang na.
Contoh program jangka pendek canangkan dr sekarang Persib jd juara ISL dalam waktu 3 tahun, dgn cara kontrak pemain pelatih dan staff pelatih minimal 3 tahun, kalau pun ada perombakan tidak dilakukan dgn besar2an, maksimal 20%-30% saja atau 1-2 pemain saja. Seperti yg kita tau susunan tim Persib baik pelatih, staff pelatih maupun pemain tiap tahun terlalu banyak yg keluar masuk, itu karena dgn sistem kontrak yg hanya 1-2 tahun saja dan kadang2 msh ada perasaan sentimentil like or dislike terhadap pemain pelatih atau staff nya. hal2 seperti itu adalah salah satu faktor yg membuat selalu terjadi perombakan besar di tim dan akan selalu menjadi batu sandungan.
Contoh program jangka panjang, misal dalam waktu 12 tahun Persib menggunakan banyak pemain binaan Persib dan juara Asia dan mampu mengekspor pemain2 binaan persib ke luar. bisa di lakukan dgn cara Persib dgn membuat Akademi sepak bola atau diklat berjenjang dr U-8, U-12, U-16, U-19 dgn kontrak yg cukup panjang dan kompetisi kompetitif secara terus menerus tiap tahun nya dan mereka pun harus dicoba atau dapat tempat di Persib utama aga potensi mereka dapat berkembang. hal seperti dapet dilakukan klo Persib membuat Football Academy yg seperti ssb dgn menyediakan beasiswa untuk para pemain muda tersebut akan tetapi harus di lakukan secara profesional dan objektif.
Hal2 kecil seperti itu yg kurang kita sadari tp dapat terus menjadi batu sandungan bagi Persib.. 🙂
Format pertandingan seperti apapun tidak masalah. Terpenting tim harus kompak dan solid di setiap lini sebelum terjun ke dalam kompetisi. Jangan coba2 terus
eta anu nick name na sbet sbet sbet siga ente bener wae…. comment mah bebas naon wae oge. pan etamah harapan ti bobotoh!!
muhun kang, komen bebas, kang.. tp upami nga reply berarti komen na ditujukeun ka nu di reply.. komen2 saya mah menurut pandangan saya, jd upami bade waler mangga, upami di sebut pepesaan kosong mangga.. 🙂