Janur: Risnandar Banyak Membantu akan Karir Saya
Friday, 04 March 2016 | 09:30
Publik sepak bola Bandung dirundung duka karena kehilangan sosok mantan pemain serta pelatih era perserikatan Persib Bandung yang cukup dikenal, Risnandar Soendoro. Risnandar telah berpulang kepangkuan-Nya di usia 68 tahun pada Kamis (3/3) sore akibat sakit maag kronis, di kediamannya di Jalan Ligar Sari Raya Bandung.
Risnandar adalah sosok pemain Persib pada zaman perserikatan era 70-an yang cukup dikenal di kalangan sepak bola Bandung. Mulai bergabung sebagai pemain Persib tahun 1967 kemudian gantung sepatu tahun 1978. Atas jasanya sebagai pelatih, ia membawa Persib promosi ke Divisi Utama perserikatan tahun 1983.
Pada era 90-an ia menukangi Persib peninggalan pelatih Indra Thohir musim 1995-1996, kemudian bawa Persib ke putaran 12 besar Liga Indonesia edisi kedua itu. Masuk era-2000 ia sempat mencicipi kursi pelatih musim 2006, sayang kepemimpinannya tidak berlangsung lama karena ia mendapat tekanan besar dari bobotoh untuk mundur sebagai pelatih.
Sebagai sosok legenda Persib, Jajang Nurjaman yang sedang berguru di Italia mengaku terkejut mendapat kabar duka tersebut. Ia turut mendoakan supaya almarhum bisa diterima di sisi Allah SWT.
“Innalillahi waiinailaihi roziun. Saya nangis, saya sangat berduka atas kepergian beliau dan hanya berdoa semoga amal ibadahnya bisa diterima Allah SWT dan diampuni segala dosanya,” doa Janur, sapaan akrab Jajang Nurjaman, melalui pesan singkat.
Bagi Janur sosok Risnandar sangat besar bagi kelangsungan karirnya sukses sebagai pemain dan pelatih. Tak terhitung jasanya ketika menjadi pemain, pelatih maupun pengurus di klub kebanggaan bobotoh ini.
“Di Persib dia sebagai pemain, pelatih dan pengurus sudah banyak berbuat. Khusus kepada saya beliau sangat baik dan membantu akan karir saya,” katanya.
Momen paling tak bisa dilupakan adalah ketika Janur sedang menjalani training center PSSI di Jakarta. Saat itu, Risnandar menemuinya di Jakarta untuk memberikan berkas kerja Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk ditandatangani. Hal itu supaya Janur memiliki pekerjaan di PLN selain melangsungkan karir di sepak bola.
“Pernah suatu hari ketika saya training center PSSI di Jakarta, dia datang ke Jakarta bawa berkas dari PLN untuk saya tanda tangani, itu sebagai syarat untuk jadi pegawai PLN. Selamat jalan kang Ris,” tuntasnya.

Publik sepak bola Bandung dirundung duka karena kehilangan sosok mantan pemain serta pelatih era perserikatan Persib Bandung yang cukup dikenal, Risnandar Soendoro. Risnandar telah berpulang kepangkuan-Nya di usia 68 tahun pada Kamis (3/3) sore akibat sakit maag kronis, di kediamannya di Jalan Ligar Sari Raya Bandung.
Risnandar adalah sosok pemain Persib pada zaman perserikatan era 70-an yang cukup dikenal di kalangan sepak bola Bandung. Mulai bergabung sebagai pemain Persib tahun 1967 kemudian gantung sepatu tahun 1978. Atas jasanya sebagai pelatih, ia membawa Persib promosi ke Divisi Utama perserikatan tahun 1983.
Pada era 90-an ia menukangi Persib peninggalan pelatih Indra Thohir musim 1995-1996, kemudian bawa Persib ke putaran 12 besar Liga Indonesia edisi kedua itu. Masuk era-2000 ia sempat mencicipi kursi pelatih musim 2006, sayang kepemimpinannya tidak berlangsung lama karena ia mendapat tekanan besar dari bobotoh untuk mundur sebagai pelatih.
Sebagai sosok legenda Persib, Jajang Nurjaman yang sedang berguru di Italia mengaku terkejut mendapat kabar duka tersebut. Ia turut mendoakan supaya almarhum bisa diterima di sisi Allah SWT.
“Innalillahi waiinailaihi roziun. Saya nangis, saya sangat berduka atas kepergian beliau dan hanya berdoa semoga amal ibadahnya bisa diterima Allah SWT dan diampuni segala dosanya,” doa Janur, sapaan akrab Jajang Nurjaman, melalui pesan singkat.
Bagi Janur sosok Risnandar sangat besar bagi kelangsungan karirnya sukses sebagai pemain dan pelatih. Tak terhitung jasanya ketika menjadi pemain, pelatih maupun pengurus di klub kebanggaan bobotoh ini.
“Di Persib dia sebagai pemain, pelatih dan pengurus sudah banyak berbuat. Khusus kepada saya beliau sangat baik dan membantu akan karir saya,” katanya.
Momen paling tak bisa dilupakan adalah ketika Janur sedang menjalani training center PSSI di Jakarta. Saat itu, Risnandar menemuinya di Jakarta untuk memberikan berkas kerja Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk ditandatangani. Hal itu supaya Janur memiliki pekerjaan di PLN selain melangsungkan karir di sepak bola.
“Pernah suatu hari ketika saya training center PSSI di Jakarta, dia datang ke Jakarta bawa berkas dari PLN untuk saya tanda tangani, itu sebagai syarat untuk jadi pegawai PLN. Selamat jalan kang Ris,” tuntasnya.

Innalilahi wa innalilahi rojiun, mugia dihampura samudaya kalepatanana, ditampi iman islamna….Amin…