Janur: Pelatih Lokal Lebih Menjiwai
Thursday, 09 January 2014 | 18:58
Dalam beberapa tahun terakhir, prestasi Persib dapat dikatakan jeblok. Padahal, setiap musim Persib dihuni oleh pemain yang berlabel bintang. Pun sempat dilatih oleh pelatih-pelatih asing, seperti Daniel Darko Janakovic, Jovo Cuckovic, Drago Mamic dan pelatih asing lainnya. Hanya saja kehadiran pelatih import ini belum memberikan prestasi yang gemilang ketika menukangi Persib dalam berkompetisi di Indonesia Super League.
Justru pelatih lokal lah yang lebih berjaya di Persib. Pada ISL pertama musim 2008/09, Jaya Hartono membawa Persib bertengger di peringkat 3. Musim berikutnya, Jaya Hartono masih menukangi Persib hingga pertengahan Putaran II dan dilanjutkan caretaker Roby Darwis. Saat itu Persib finis di urutan 4.
Kompetisi
Pelatih
Prestasi
ISL 2008/09
Jaya Hartono
Peringkat 3
ISL 2009/10
Jaya Hartono
Roby Darwis (caretaker)
Peringkat 4
ISl 2010/11
Daniel Darko Janacovic
Jovo Cuckovic
Daniel Roekito
Peringkat 7
ISL 2011/12
Drago Mamic
Roby Darwis (caretaker)
Peringkat 8
ISL 2012/13
Jajang Nurjaman
Peringkat 4
Jika kita tarik waktu lebih Jauh lagi, Persib terakhir menjadi juara ketika dilatih oleh Indra Thohir pada liga pertama tahun 1994. Baru di musim lalu Persib kembali berbicara banyak di liga dengan berada di peringkat 4 ketika dilatih oleh Jajang Nurjaman.
“Mungkin kalau saya bilang karena lebih cocok bila pelatih lokal yang memang lokalnya itu asli berasal dari Persib. Lebih menjiwai lah karena hati dan darah daging kita ada di Persib,” ungkap Janur saat diwawancara di Mess Persib, Kamis (9/1).
Memasuki musim keduanya membesut Persib, Janur membeberkan perasaannya dalam menukangi Persib. Dirinya menyatakan bahwa di musim ini merasa lebih tenang ketimbang musim lalu ketika pertama kali dipercaya sebagai pelatih kepala Persib. Hal tersebut menurutnya terbantu dengan semakin membaiknya komposisi pemainnya.
“Dibanding dengan musim lalu mungkin sudah agak sedikit rileks. Tapi ini liga kompetisi kan belum dimulai. Apalagi jika melihat kemampuan tim di musim ini kelihatannya lebih baik,” timpal Janur.
Hanya saja meskipun lebih rileks di musim ini, tetapi beban yang berada di pundaknya tetaplah besar. Terutama dengan tuntutan bobotoh yang sudah haus akan gelar juara yang terakhir didapat pada tahun 1994.
“Tetapi yang namanya beban pasti ada karena keinginan semua masyarakat supaya kita jadi juara dan itu keinginan yang ingin dicapai dan kita terus kerja keras,” pungkas Janur.

Dalam beberapa tahun terakhir, prestasi Persib dapat dikatakan jeblok. Padahal, setiap musim Persib dihuni oleh pemain yang berlabel bintang. Pun sempat dilatih oleh pelatih-pelatih asing, seperti Daniel Darko Janakovic, Jovo Cuckovic, Drago Mamic dan pelatih asing lainnya. Hanya saja kehadiran pelatih import ini belum memberikan prestasi yang gemilang ketika menukangi Persib dalam berkompetisi di Indonesia Super League.
Justru pelatih lokal lah yang lebih berjaya di Persib. Pada ISL pertama musim 2008/09, Jaya Hartono membawa Persib bertengger di peringkat 3. Musim berikutnya, Jaya Hartono masih menukangi Persib hingga pertengahan Putaran II dan dilanjutkan caretaker Roby Darwis. Saat itu Persib finis di urutan 4.
Kompetisi | Pelatih | Prestasi |
ISL 2008/09 | Jaya Hartono | Peringkat 3 |
ISL 2009/10 | Jaya Hartono | |
Roby Darwis (caretaker) | Peringkat 4 | |
ISl 2010/11 | Daniel Darko Janacovic | |
Jovo Cuckovic | ||
Daniel Roekito | Peringkat 7 | |
ISL 2011/12 | Drago Mamic | |
Roby Darwis (caretaker) | Peringkat 8 | |
ISL 2012/13 | Jajang Nurjaman | Peringkat 4 |
Jika kita tarik waktu lebih Jauh lagi, Persib terakhir menjadi juara ketika dilatih oleh Indra Thohir pada liga pertama tahun 1994. Baru di musim lalu Persib kembali berbicara banyak di liga dengan berada di peringkat 4 ketika dilatih oleh Jajang Nurjaman.
“Mungkin kalau saya bilang karena lebih cocok bila pelatih lokal yang memang lokalnya itu asli berasal dari Persib. Lebih menjiwai lah karena hati dan darah daging kita ada di Persib,” ungkap Janur saat diwawancara di Mess Persib, Kamis (9/1).
Memasuki musim keduanya membesut Persib, Janur membeberkan perasaannya dalam menukangi Persib. Dirinya menyatakan bahwa di musim ini merasa lebih tenang ketimbang musim lalu ketika pertama kali dipercaya sebagai pelatih kepala Persib. Hal tersebut menurutnya terbantu dengan semakin membaiknya komposisi pemainnya.
“Dibanding dengan musim lalu mungkin sudah agak sedikit rileks. Tapi ini liga kompetisi kan belum dimulai. Apalagi jika melihat kemampuan tim di musim ini kelihatannya lebih baik,” timpal Janur.
Hanya saja meskipun lebih rileks di musim ini, tetapi beban yang berada di pundaknya tetaplah besar. Terutama dengan tuntutan bobotoh yang sudah haus akan gelar juara yang terakhir didapat pada tahun 1994.
“Tetapi yang namanya beban pasti ada karena keinginan semua masyarakat supaya kita jadi juara dan itu keinginan yang ingin dicapai dan kita terus kerja keras,” pungkas Janur.

Soal persib musim ayeuna, tos… percayakeun we ka Pak Glenn, Pak Umuh & Pak Jajang… Aranjeuna anu langkung uninga, minimalna tina segi teknis tibatan urang sadayana….
Tugas urang salaku bobotoh, MESER TIKET kanggo lalajo di stadion. Ulah meser tiket palsu.
Tuluy lalajo sing tertib.
Ulah poho do’a keun persib sing alus maenna & ulah eleh….
naha gustafo lopes teu di ambil ku persib .ceunah janur baheula hayang lopes eh malah ngambil konate .tingali persibaya tim promosi pemain alakadarna ari pelatih hade mah ?????
Uji coba jeung tim kacangan tuh tingali PBR KA malasyia bisa draw di kampung Batur ..kayingali PERSIB Sieun keok
preetttt