Janur Berkomentar Soal Seretnya Gol dari Matsunaga
Sunday, 12 March 2017 | 22:01
Menjalani tujuh pertandingan dengan raihan satu gol untuk Shohei Matsunaga di Piala Presiden 2017, memang terbilang jauh dari harapan. Raihan golnya masih kalah dibanding center back asing Persib Vladimir Vujovic yang catatkan tiga gol dan dua asist dalam turnamen tersebut.
Bagaimana kita tahu, jika Matsunaga adalah striker haus gol musim lalu di Indonesian Soccer Championship (ISC) dengan 13 golnya bersama Persiba Balikpapan. Ia diboyong ke Persib tidak lepas dari kesuburannya dengan Beruang Madu, bahkan bisa catatkan dua gol ke gawang Persib saat itu.
Lalu, bagaimanakah respon pelatih kepala Jajang Nurjaman menyikapinya? Janur membeberkan kepada media jika Matsunaga sedang menjalani adaptasi dengan tipe skema yang dijalankan sang arsitek di tim. Pemain 28 tahun itu juga bukan diproyeksikan menjadi striker ujung tombak, dimana ia dijejali tugas itu sepeninggal Serginho van Dijk cedera.
“Matsunaga proyeksinya belum sebagai seorang striker murni. Tadinya juga kita mendesain dia bukan di post itu. Jadi wajar kalau sampai saat ini Matsunaga masih belum menunjukkn performa yang baik, saya masih memakluminya,” beber Janur.
Kehilangan Sergio di post depan membuat tim mengalihkan perburuan pemain asing dari gelandang tengah ke posisi striker. Janur seperti merasakan akan riskannya tim jika terus-terusan memakai komposisi false nine.
“Kita alihkan mencari striker, walau pun dengan kondisi sekarang saya tahu absennya Sergio hanya sementara karena saya yakin dalam enam minggu kedepan Sergio bisa tampil lagi,” ujarnya.
Prioritas Janur pula akan mencari seorang striker yang sekaligus mampu memerankan penyerang lubang. Ia juga berpatokan kepada regulasi kompetisi nantinya dan akan menyesuaikan dengan perburuan pemain.
“Kalau regulasinya untuk kompetisi nanti tetap (pemain asing) 2+1 kami tetap akan mencari satu pemain asing untuk post striker yang bisa sebagai AMF (Atacking Midfielder) tapi kalau regulasi nanti terjadi 3+1 kami akan mencarai dua pemain asing,” urainya.

Menjalani tujuh pertandingan dengan raihan satu gol untuk Shohei Matsunaga di Piala Presiden 2017, memang terbilang jauh dari harapan. Raihan golnya masih kalah dibanding center back asing Persib Vladimir Vujovic yang catatkan tiga gol dan dua asist dalam turnamen tersebut.
Bagaimana kita tahu, jika Matsunaga adalah striker haus gol musim lalu di Indonesian Soccer Championship (ISC) dengan 13 golnya bersama Persiba Balikpapan. Ia diboyong ke Persib tidak lepas dari kesuburannya dengan Beruang Madu, bahkan bisa catatkan dua gol ke gawang Persib saat itu.
Lalu, bagaimanakah respon pelatih kepala Jajang Nurjaman menyikapinya? Janur membeberkan kepada media jika Matsunaga sedang menjalani adaptasi dengan tipe skema yang dijalankan sang arsitek di tim. Pemain 28 tahun itu juga bukan diproyeksikan menjadi striker ujung tombak, dimana ia dijejali tugas itu sepeninggal Serginho van Dijk cedera.
“Matsunaga proyeksinya belum sebagai seorang striker murni. Tadinya juga kita mendesain dia bukan di post itu. Jadi wajar kalau sampai saat ini Matsunaga masih belum menunjukkn performa yang baik, saya masih memakluminya,” beber Janur.
Kehilangan Sergio di post depan membuat tim mengalihkan perburuan pemain asing dari gelandang tengah ke posisi striker. Janur seperti merasakan akan riskannya tim jika terus-terusan memakai komposisi false nine.
“Kita alihkan mencari striker, walau pun dengan kondisi sekarang saya tahu absennya Sergio hanya sementara karena saya yakin dalam enam minggu kedepan Sergio bisa tampil lagi,” ujarnya.
Prioritas Janur pula akan mencari seorang striker yang sekaligus mampu memerankan penyerang lubang. Ia juga berpatokan kepada regulasi kompetisi nantinya dan akan menyesuaikan dengan perburuan pemain.
“Kalau regulasinya untuk kompetisi nanti tetap (pemain asing) 2+1 kami tetap akan mencari satu pemain asing untuk post striker yang bisa sebagai AMF (Atacking Midfielder) tapi kalau regulasi nanti terjadi 3+1 kami akan mencarai dua pemain asing,” urainya.

Ges atur wae lah kumaha alusna.. Nu penting juara liga di pertahankeun… Geuwat tewakan tah pamaen nu mangprang. Si maitimo oge hade.
Dengarkan apa yg pemain mau atuh mang. Tong wae kudu nyumponan kahayang dewek ari antuk na teu produktif mah. Da pamaen teh jelema sanes malaikat, aya keterbatasan na kajeun sakumaha hebat na oge.
terus keur naon aya pelatih ari kudu nuturkeun kabisa jng kadaek pelatih mah atuh lur?
tingali heula pelatihna bener teu? ai geus kabuktian kahayang pelatih ngan nyieun pemaen jd goreng mah.. dasar minantu janur
sok atuh pelatih na ganti ku didinya mang
halik ku uiing mang wang ganti pelatihna mang
bener pisan lurrr
Nginum singloba jang uy
stretegina Nur.. variatif saeutik.. monoton teuing ente mah
ari strategi mah geus hade… ngan sok naek turun hungkul…komodeui mun geus kaserang..
hade sih hade tapi ayena kudu aya plan nu lain,, jadi tiap pertandingan teh kitu wae pasti bakal mudah kabaca ku lawan
Ku naon bet ngarekrut si matsunaga atuh,da ari jang sayap mah neang pemaen lokal weh..geus piceun si matsunaga,asa teu ngaruh aya si matsunaga mah
biasa lalajo bokep rek ngomentaran bola sia mah
boa edan hahahaha
Dicari satu orang striker sekaligus AMF sekaligus center back sekligus…pelatih
Sakumaha hade na pemaen., lokal atawa asing…ari taktikna amburadul nya percuma..,tetep we moal berkembang di persib mah…mana kang Djanur meunang guguru ka italia teh? asa can katingali hasilna gening…permainan teu aya perobahan…………
Teu cocok meureun taktik Itali di indonesia mah. Tapi ulah waka suudzon. Ke tingali pas liga
pelatih tergantung ka pamaen jadi kieu dikukut sib, aneh
Matsunaga sudah oke..peluang cukup banyak…cuma belum Hoki aja…tajam, kuat, pantang menyerah darah orang jepang…
Siplah alessandro delpiero atanapi tim cahill
Michael Essien (ex.Chealse the blues) welcome to Bandung go to PERSIB
geus ayenamah dari pada parusing sok nu karomen teu baleg nyobaan ku maraneh maen d persib ato jadi pelatih d persib,, menang saminggu we hala apakah maraneh biasa ngarubah persib jadi alus teu??/
Kieu mang nya, dangukeun.
Lamun urang dahar direstoran, menu na teu ngeunah, urang berhak komplen. Naha kurang asak, atawa kurang bumbu…
Teu kudu ngajaran heula jadi koki, da beda konteks. Urang sebagai konsumen, restoran/koki sebagai produsen.
Salila komen urang aya dasarna mah, teu jadi masalah, da urang nu mayar.
Teu beda jeung antara persib jeung bobotoh.
Rek “dijual” ka saha eta persib, lamun lain ka bobotoh?
Kitu meureun, hampura mun salah. Ngarana oge diajar da uing mah.
tah eta pisan.