Janur Antisipasi Euforia Berlebih Pasukannya
Thursday, 06 November 2014 | 21:43
Tangis haru dan bahagia diperlihatkan para pemain, tim pelatih serta manajemen Persib usai menekuk Arema Cronus dengan skor 3-1 di semifinal Indonesia Super League dan mengantarkan Maung Bandung ke partai puncak. Begitu peluit panjang ditiupkan oleh sang pengadil, antar anggota tim saling berpelukan kemudian melakukan sujud syukur bersama-sama. Karena Persib tinggal selangkah lagi merengkuh gelar juara yang sudah 19 tahun seolah menjauh dari Kota Kembang.
Ketika disinggung apakah euforia itu justru bisa mengganggu peak performace Persib dan bisa membuat tim seolah sudah menjadi juara, pelatih Jajang Nurjaman mengakui dia mengkhawatirkan hal tersebut. Namun Janur juga menilai wajar pemainnya bisa merayakan keberhasilan menembus final karena perjalan Persib di musim ini cukup berat.
“Ya itu juga jadi pemikiran saya sebagai pelatih dan supaya tidak terjadi apa yang di sebut antiklimaks, memang mungkin mereka menganggap bahwa pertandingan semifinal itu dilalui dengan cukup berat, lawan juga berat Arema, kemudian penantiannya begitu panjang untuk memasuki babak final itu juga sangat berpengaruh,” ungkapnya ketika diwawancara dalam jumpa pers di Hotel Horison Palembang, Kamis (6/11).
Pria asal Majalengka itu pun sudah mengantisipasi penurunan motivasi pasukannya dengan melakukan komunikasi secara personal dan memberikan pengertian kepada punggawanya. Baginya Persib tidak cukup hadir sebagai semifinalis melainkan wajib mengakhiri perjuangan mereka selama setahun terakhir dengan manis berupa hadirnya trofi juara berkeliling kota Bandung.
“Memang ada jujur saya juga punya perasaan seperti itu (Antiklimaks) tapi dengan pendekatan-pendekatan secara efektif kami lakukan dengan pemain mudah- mudahan tidak terjadi pada pertandingan besok, karena tujuan kita juara. Artinya masih ada satu pertandingan lagi yang harus dikerjakan lebih daripada yang dikerjakan di babak semifinal,” pungkasnya.

Tangis haru dan bahagia diperlihatkan para pemain, tim pelatih serta manajemen Persib usai menekuk Arema Cronus dengan skor 3-1 di semifinal Indonesia Super League dan mengantarkan Maung Bandung ke partai puncak. Begitu peluit panjang ditiupkan oleh sang pengadil, antar anggota tim saling berpelukan kemudian melakukan sujud syukur bersama-sama. Karena Persib tinggal selangkah lagi merengkuh gelar juara yang sudah 19 tahun seolah menjauh dari Kota Kembang.
Ketika disinggung apakah euforia itu justru bisa mengganggu peak performace Persib dan bisa membuat tim seolah sudah menjadi juara, pelatih Jajang Nurjaman mengakui dia mengkhawatirkan hal tersebut. Namun Janur juga menilai wajar pemainnya bisa merayakan keberhasilan menembus final karena perjalan Persib di musim ini cukup berat.
“Ya itu juga jadi pemikiran saya sebagai pelatih dan supaya tidak terjadi apa yang di sebut antiklimaks, memang mungkin mereka menganggap bahwa pertandingan semifinal itu dilalui dengan cukup berat, lawan juga berat Arema, kemudian penantiannya begitu panjang untuk memasuki babak final itu juga sangat berpengaruh,” ungkapnya ketika diwawancara dalam jumpa pers di Hotel Horison Palembang, Kamis (6/11).
Pria asal Majalengka itu pun sudah mengantisipasi penurunan motivasi pasukannya dengan melakukan komunikasi secara personal dan memberikan pengertian kepada punggawanya. Baginya Persib tidak cukup hadir sebagai semifinalis melainkan wajib mengakhiri perjuangan mereka selama setahun terakhir dengan manis berupa hadirnya trofi juara berkeliling kota Bandung.
“Memang ada jujur saya juga punya perasaan seperti itu (Antiklimaks) tapi dengan pendekatan-pendekatan secara efektif kami lakukan dengan pemain mudah- mudahan tidak terjadi pada pertandingan besok, karena tujuan kita juara. Artinya masih ada satu pertandingan lagi yang harus dikerjakan lebih daripada yang dikerjakan di babak semifinal,” pungkasnya.

Persib pasti juara, 19 thun sudah cukup untuk puasa prestasi,saatnya Maung bandung bergema di indonesia. Bravo Persib,
jadikan piala ini sebagai motifasi buat para junior-junior nya.bravoooo.PERSIB