Janur Akui Pertahanan Persib Mudah Ditembus
Saturday, 16 August 2014 | 01:33
Persib Bandung mesti menerima kekalahan perdana di luar Bandung dalam laga lanjutan Indonesia Super League atas tuan rumah Semen Padang dengan skor 3-1 di Stadion H. Agus Salim, Jumat (15/8) malam kemarin. Dalam laga tersebut, Persib yang tidak bisa menurunkan Tony Sucipto di posisi bek kiri membuat pelatih Jajang Nurjaman melakukan eksperimen dengan memainkan skema 3-5-2 yang mulai kembali ngetrend sejak piala dunia 2014 lalu.
Dengan menempatkan Abdul Rahman, Vladimir Vujovic dan Ahmad Jufriyanto sebagai trio pemain belakang yang notabene mempunyai postur tinggi besar, pelatih yang akrab disapa Janur itu mengakui timnya kerepotan menghentikan duo sayap Semen Padang, Esteban Vizcarra dan Hendra Bayauw yang mempunyai kecepatan. Bahkan di babak kedua, M Nur Iskandar yang masuk menggantikan Airlangga menambah jumlah pemain yang menggunakan akselerasi sebagai senjatanya.
“Barisan pertahanan masih mudah dilewati pemain yang punya kecepatan dan berpostur kecil,” kata saat diwawancara seusai laga.
Sementara itu, Pelatih berusia 56 tahun itu menilai formasi 3-5-2 yang dimainkan oleh pasukannya sudah berjalan baik. Inisiatif permainan pun dianggapnya tetap dikuasai oleh Persib. Janur yang biasa memainkan skema 4-3-3 dengan mengandalkan poros sayap kanan yang dihuni Supardi dan M. Ridwan. Namun di laga kemarin duet itu dipecah dengan tetap menyimpan Supardi di sayap kanan sedangkan Ridwan ditempatkan di sayap kiri. Meski demikian dirinya menilai masalah bukan berasal dari sektor sayap.
“Formasi tidak ada masalah, Ridwan disimpan disitu (Kiri) jalan, Supardi juga jalan. Penguasaan bola cukup baik. Jadi tidak ada masalah,” ucapnya.

Persib Bandung mesti menerima kekalahan perdana di luar Bandung dalam laga lanjutan Indonesia Super League atas tuan rumah Semen Padang dengan skor 3-1 di Stadion H. Agus Salim, Jumat (15/8) malam kemarin. Dalam laga tersebut, Persib yang tidak bisa menurunkan Tony Sucipto di posisi bek kiri membuat pelatih Jajang Nurjaman melakukan eksperimen dengan memainkan skema 3-5-2 yang mulai kembali ngetrend sejak piala dunia 2014 lalu.
Dengan menempatkan Abdul Rahman, Vladimir Vujovic dan Ahmad Jufriyanto sebagai trio pemain belakang yang notabene mempunyai postur tinggi besar, pelatih yang akrab disapa Janur itu mengakui timnya kerepotan menghentikan duo sayap Semen Padang, Esteban Vizcarra dan Hendra Bayauw yang mempunyai kecepatan. Bahkan di babak kedua, M Nur Iskandar yang masuk menggantikan Airlangga menambah jumlah pemain yang menggunakan akselerasi sebagai senjatanya.
“Barisan pertahanan masih mudah dilewati pemain yang punya kecepatan dan berpostur kecil,” kata saat diwawancara seusai laga.
Sementara itu, Pelatih berusia 56 tahun itu menilai formasi 3-5-2 yang dimainkan oleh pasukannya sudah berjalan baik. Inisiatif permainan pun dianggapnya tetap dikuasai oleh Persib. Janur yang biasa memainkan skema 4-3-3 dengan mengandalkan poros sayap kanan yang dihuni Supardi dan M. Ridwan. Namun di laga kemarin duet itu dipecah dengan tetap menyimpan Supardi di sayap kanan sedangkan Ridwan ditempatkan di sayap kiri. Meski demikian dirinya menilai masalah bukan berasal dari sektor sayap.
“Formasi tidak ada masalah, Ridwan disimpan disitu (Kiri) jalan, Supardi juga jalan. Penguasaan bola cukup baik. Jadi tidak ada masalah,” ucapnya.

Jangan disamakan donk ente dengan louis van gaal.
Berbeda kwalitas pelatih, lagipula kalo yey mau coba formasi itu apabila main kandang atau laga persabatan. Salah lagi!
Payah mang janur mah ah persib jd maena lalieren
ach formasi ktu ptut ko nybut ewh mslh buksina 3 bek bisa kabobolan 3 gol mantap…….maung ko eleh ku munding ewh caritana
Ngan 2 nu nyieun kuting dongkol mah….1.masalah nu can pernah beres pengadil di lapangan.wasit jeung hakim garis di liga urangmah teu barecus….2.bingung ku pelatih persib,siga di persib trh euweuh deui cadangan full back kiri,jasuk jang hiasan hungkul….ka pemain muda nu aya di persib omat taun hareupmah pindah ka PBR meh di bere kasempatan maen..
Eleh mah wajar lur,tong maen hujat..nginum kopi heula weh lur meh teu panik
Lebar persib mah, pemain parantos sarae, ngan hanyakal pelatih na kurang sae, sareng manager mr um sok ngilu riweh, jd hese rek menang na, ayeunamah urang ngadu’a mugi persib digampilkeun menang
Ah….lieur mang janurmah ,mani hese ngaganti pamaen,cigana can pingsan dilapangmah moal di ganti-ganti eta pamaen……kudu di ganti eta Kang janur,,,…Moal Juara mun kieu terus mah
lamun persib juara mah kedah milarian wasit anu tiasa disogok.. Haha maen kitu patut boga target juara, lain simkuring ngagogoreng, kabuktian dina maenna.. Haha
Kang Janur, pelatih peragu dan kadang kurang jeli membaca permainan lawan dan kurang jeli melakukan analisa terhadap kondisi pemain sendiri pada saat kondisi yang sudah seharusnya dialakukan pergantian.kasihan pemain – pemain persib padahal semuanya mempunyai kualitas rata-rata di Indonesea, dan juga kang janur tidak akan pernah berani menurunkan pemain muda hasil binaan sendiri dan hal ini perbedaan yang sangat mencolok dengan pelatih lain , kalau pelatih lain berani melakukan itu . Kapan pemain asli binaa bisa bicara banyak untuk persib kalau perlakuan pelatih tidak pernah menaruh kepercayaan pada pemainnya .dan apakah di Jabar yang wilayahnya luas tidak ada pelatih berkarakter seperti Pelatih semen padang dan pelatih teamnas U19 . Saya sebagai pituin warga Jabar (Asli Karangnunggal Tasikmalaya) diperantauan sangat prihatin dengan kondisi ini, Ayo Majulah Persib Kejayaan Menantimu didepan……………kalau tidak sekarang kapan lagi……………Wasalamualaikum Wbr….
Kang Janur, pelatih peragu dan kadang kurang jeli membaca permainan lawan dan kurang jeli melakukan analisa terhadap kondisi pemain sendiri pada saat kondisi yang sudah seharusnya dilakukan pergantian.kasihan pemain – pemain persib padahal semuanya mempunyai kemampuan diatas rata-rata pemain di Indonesia, dan juga kang janur tidak akan pernah berani menurunkan pemain muda hasil binaan sendiri dan hal ini perbedaan yang sangat mencolok dengan pelatih lain , kalau pelatih lain berani melakukan itu . Kapan pemain asli binaan bisa bicara banyak untuk persib kalau perlakuan pelatih tidak pernah menaruh kepercayaan pada pemainnya .dan apakah di Jabar yang wilayahnya luas tidak ada pelatih berkarakter seperti Pelatih semen padang dan pelatih teamnas U19 . Saya sebagai pituin warga Jabar (Asli Karangnunggal Tasikmalaya) diperantauan sangat prihatin dengan kondisi ini, Ayo Majulah Persib Kejayaan Menantimu didepan……………kalau tidak sekarang kapan lagi……………Wasalamualaikum Wbr….
satuju mas andri…jelema nu tara ngadengekeun peluang orang lain dan memaksakan kehendak nya w alaupun salah Namanya Embe Conge
Mang janur teh kumaha nya emutana, eta pemain tos raripuh kitu masih dipaksakeun, pami saur abdimah mendingan pasihan kasempetan kanu sanes nu tos siap fisik na saparantos liren panjang… soalna percuma nami tos pada label timnas oge pami cape mah da saukur namimah moal nambihan tanagi, bobotoh moal kecewa eleh oge pami ningal perjuangan maksimal, pami kamari mah sanes perjuangan, eta namina “DIWADAL KEUN”… punten bilih kirang raos katampina, maklum singkuring mah sanes komentator, mung pasihan rojong pangemut, nuhun.
Urang mah optimis PERSIB juara….asal….JANUR diganti !!!!
PERSIB juara….asal….JANUR diganti !!!!