Janu: Kita Dekat Dengan 3 poin
Sunday, 11 March 2012 | 21:41Secara keseluruhan, pelatih kepala Persela Lamongan Miroslav Janu menilai pertandingan timnya melawan Persib Bandung berakhir cukup adil. Menurut penilaiannya babak pertama laga dikuasai oleh Mario Costas cs sedangkan di babak kedua pertandingan didominasi oleh tim tuan rumah.
Miroslav Janu mengatakan bahwa ia puas dengan hasil imbang 1-1 di kandang Persib Bandung. Namun ia juga mengakui timnya sebenarnya bisa menang jika Persib tidak mendapatkan penalti. “Okelah, saya bisa bilang hasil ini cukup adil. Tapi sebenarnya kita cukup dekat dengan 3 poin. Kalau saja tidak ada penalti, akan sulit buat Persib untuk cetak gol,” jelas Miroslav Janu dalam acara konfrensi pers setelah pertandingan.
Dalam pertandingan yang digelar mulai pukul 18.30 WIB tersebut, Mario Costas berhasil membuat penonton di Stadion Si Jalak Harupat terdiam. Lewat tendangan gledek sembari memutar badan, Costas membawa Persela unggul lebih dulu. Gol yang tercipta di penghujung babak pertama tersebut membuat semangat Persib terlecut di babak kedua.
Seakan membayar buruknya permainan di babak pertama, babak kedua pertandingan dikuasai dengan mutlak oleh Persib. Tapi dari banyaknya peluang yang tercipta, Persib baru dapat membuat gol di 2 menit terakhir waktu normal. Adalah gol penalti Miljan Radovic yang menyelamatkan Maung Bandung dari kekalahan.
“45 menit kita main lebih baik. Di babak kedua saya minta anak-anak main aktif tapi Persib main agresif dengan masuknya pemain-pemain bagus, Aliyudin, Gaspar dan Nasuha,” ujar Janu.
Ia juga mengatakan bahwa salah satu kunci keberhasilan Persela menahan imbang Persib adalah karena pemainnya tidak takut dengan nama besar lawan yang dihuni pemain-pemain nasional. Sehingga walau tidak ada pemain bintang timnya bisa bekerja secara tim.
Ketika ditanya komentarnya tentang penalti buat Persib, mantan pelatih Arema ini menolak untuk menjawab. “Yang saya sesalkan adalah pemberian kartu kuning untuk pemain sehingga ada 4 pemain kita yang harus absen melawan Pelita Jaya. Kenapa? Saya tidak tahu,” seru Janu.

Secara keseluruhan, pelatih kepala Persela Lamongan Miroslav Janu menilai pertandingan timnya melawan Persib Bandung berakhir cukup adil. Menurut penilaiannya babak pertama laga dikuasai oleh Mario Costas cs sedangkan di babak kedua pertandingan didominasi oleh tim tuan rumah.
Miroslav Janu mengatakan bahwa ia puas dengan hasil imbang 1-1 di kandang Persib Bandung. Namun ia juga mengakui timnya sebenarnya bisa menang jika Persib tidak mendapatkan penalti. “Okelah, saya bisa bilang hasil ini cukup adil. Tapi sebenarnya kita cukup dekat dengan 3 poin. Kalau saja tidak ada penalti, akan sulit buat Persib untuk cetak gol,” jelas Miroslav Janu dalam acara konfrensi pers setelah pertandingan.
Dalam pertandingan yang digelar mulai pukul 18.30 WIB tersebut, Mario Costas berhasil membuat penonton di Stadion Si Jalak Harupat terdiam. Lewat tendangan gledek sembari memutar badan, Costas membawa Persela unggul lebih dulu. Gol yang tercipta di penghujung babak pertama tersebut membuat semangat Persib terlecut di babak kedua.
Seakan membayar buruknya permainan di babak pertama, babak kedua pertandingan dikuasai dengan mutlak oleh Persib. Tapi dari banyaknya peluang yang tercipta, Persib baru dapat membuat gol di 2 menit terakhir waktu normal. Adalah gol penalti Miljan Radovic yang menyelamatkan Maung Bandung dari kekalahan.
“45 menit kita main lebih baik. Di babak kedua saya minta anak-anak main aktif tapi Persib main agresif dengan masuknya pemain-pemain bagus, Aliyudin, Gaspar dan Nasuha,” ujar Janu.
Ia juga mengatakan bahwa salah satu kunci keberhasilan Persela menahan imbang Persib adalah karena pemainnya tidak takut dengan nama besar lawan yang dihuni pemain-pemain nasional. Sehingga walau tidak ada pemain bintang timnya bisa bekerja secara tim.
Ketika ditanya komentarnya tentang penalti buat Persib, mantan pelatih Arema ini menolak untuk menjawab. “Yang saya sesalkan adalah pemberian kartu kuning untuk pemain sehingga ada 4 pemain kita yang harus absen melawan Pelita Jaya. Kenapa? Saya tidak tahu,” seru Janu.

Salut kepada PERSELA tak gentar lawan PERSIB. Punten ah ka para pamaen PERSIB tunjukkan loyalitasnya kepada PERSIB jangan numpang beken aja. Pa HAJI dan Manajemen harus segera mengevaluasi Drago Mamic. Nuhun
pertandingan td keliatan pemain Persib blm kompak dan byk melakukan kesalahan mendasar….label Pemain Timnas bkn jaminan tp permainan tim adalah yg terbaik…segera evaluasi mulai pemain, pelatih dan manger….
kalw begina sapa yg disalahin coba makanya kalw setiap permaena itu anggaplh pinal harus kompak semua tim mana yg ada peluang itu kasi buang semua ego itu saya rasa permaenan tadi menoton sekali terutama pemaen depan ga ada reaksi sama sekali
Sepak bola adalah olahraga kolektifitas, selama ini belum tercipta jangan harap bisa menang, evaluasi saja sampai sekarang berapa gol yang diciptakan persib hasil kolektifitas. Salut buat persela yang begitu gigih dan disiplin. Persib terlalu mengandalkan skill individu yang sebenarnya tidak efektif.
tah Persib lamun laga tandang, kudu maen jiga Persela Bieu….
Memang sepakbola itu olahraga tim, bukan perseorangan, butuh kolektifitas, tapi mau bagaimana, setiap taun, ganti pelatih, tim di rombak lagi, kapan bisa kompaknya, mau pemain bintang atau bukan, tetap butuh waktu untuk bisa melebur jadi satu kesatuan.
Coba tim yg sekarang, setengahnya musim lalu belum ada (ada di tim lain, atau masih di Persib Junior)
Yg di tim musim lalu, 1/3 dari musim sebelumnya juga ga ada….
Dalam tim yg sekarang, pemain yg masih ada dari tim 2 taun lalu cuma Maman, Wildansyah, Airlangga, Atep, Cecep Supriatna sama Hariono. 6 dari 25-an anggota tim sekarang.
Dalam 4-5 tahun ini, sudah ganti pelatih kepala 6 kali: Arcan Iurie, Jaya Hartono, Daniel Janakovic, Jovo Cukovic, Daniel Roekito, Drago Mamic… ganti sistem dan skema permainan 5 kali….
Kapan bisa kompak? Saran saya, manager Umuh Muhtar & jajaran di bawahnya (asisten manager Dedi Firmansyah, sampai Yudiana) dan Drago Mamic beserta asisten Robby Darwis, Anwar Sanusi, dll dipertahankan selama 3 tahun untuk membuat fondasi tim yg kuat, jgn sedikit2 dikritik dan diganti… pemain2 yg sudah terbukti, Hariono, M Ilham, Zulkifli, Jajang Sukmara, Maman, Abanda, dll kontrak 2-3 tahun, jadikan mrk pilar2 tim.
Bongkar pemain itu biasa untuk menutup kekurangan jadi lebih baik, tapi usahakan jangan lebih dari 30%.
Sekedar saran saja…
kang libbie : siiipp kang moga ti manajemen maca suara, saran bobotoh meh aya perubahan nu lewihhh hade
sapamikiran jeung sayah tah kang lah… minimal memang 3 musim kakara katingali, ulah direhab kabeh.. paling nambah kamar ato ditingkat, eh….
siiipp sy dukung
kpd MANAJEMEN tlong dengar suara BOBOTOH
Pingback: Janu: Kita Dekat Dengan 3 poin | Prediksi Togel
klo mnrt sy mah faktor pelatih yg kurang bagus,ga bs meramu pemaen..pdhl kuslitas pemaen label timnas,