Jangan Buat Kami Terbiasa Dengan Kekalahan
Saturday, 09 April 2016 | 13:14
Sedih, kesal, kecewa,marah semua bercampur aduk, ekspektasi kami sebagai bobotoh sudah terlanjur tinggi. Euphoria di media social begitu ramai mulai dari modal final, finalkeun, GBK jilid II mulai bermunculan dan ramai di perbincangkan. Akun-akun yang membahas statistic Persib pun mulai mencuitkan twit-twit yang membawa euphoria final begitu terasa. Sejarah pertandingan di gbk kala persib mengenakan jersey away berwarna putih yang mengandaskan arema juga memicu bobotoh dan saya pada khususnya terlalu percaya diri akan kembali mengulang kenangan masin menjadi juara di Jakarta beberapa waktu silam.
Saya sebenarnya bukanlah asli keturunan Bandung. Meski saya lahir di Bandung ayah saya berasal dari Medan, ya tempat dimana musuh bebuyutan Persib yang sedang mati suri berasal, PSMS. Tapi entah bagaimana ceritanya saya begitu mencintai persib, bahkan melebihi klub sepakbola manapun, entah Manchester United, Barcelona, atau Real Madrid sekalipun. Saya memiliki prinsip Klub lokal adalah harga diri yang harus di pertahankan dengan segenap hati, sedangkan Klub Interlokal hanyalah sebuah hiburan belaka, tak perlu lah di bela mati-matian. Jikalau boleh mengutip lyric lagu dari penyanyi flamboyant asal Irlandia Morrisey, saya adalah “Batak Blood Sunda Heart”.
Melihat permainan persib kemarin di final Piala Bhayangkara sangatlah mengecewakan, hamper semua pemain berada di bawah performa nya. Mas Har yang biasa bermain “galak” kemarin seperti kehilangan maung dalam dirinya, Kim yang seperti biasanya hilang entah kemana selama 90 menit, Cak Samsul yang mati kutu menghadapi Alfarizi hingga kaka Basna yang terpancing oleh pemain chili bernama Vizcara hingga harus di usir dari lapangan. Sebenarnya 15 menit pertama saya memiliki harapan yang besar, pemain Arema melakukan beberapa kesalahan, hingga akhirnya Belencoso memiliki peluang yang sangat terbuka di depan gawang , saying beribu saying dia gagal mengkonversi peluang tersebut menjadi sebuah gol.membuang peluang emas di laga penting seperti itu menurut saya merupakan sebuah kesalahan yang fatal, mental pemain bisa menjadi sangat jatuh, dan benar saja Persib kehilangan momentum dan Arema berhasil mengubah situasi. Dan akhirnya apa boleh di kata, kita kalah 2-0 di laga tersebut dan gagal kembali menjadi juara di Jakarta.
Kami kecewa, kami bobotoh sudah mulai terbiasa dengan kemenangan, Persib bukanlah sebuah tim medioker yang harus terus di maklumi layaknya Bali United yang memang baru seumur jagung. Persib adalah sebuah tim besar, tim kebangaan warga Jawa Barat yang memiliki sejarah sangat manis. Jangan sampai kami para bobotoh kembali terbiasa dengan kekalahan seperti beberapa waktu silam.kami tidak akan pernah berhenti mengkritik untuk terus membangun Persib kembali kekejayaan, itu tanda cinta kami pada Persib. Geura hudang, geura tarung, jung maju Persib Bandung !
NB : Penulis adalah seorang bobotoh yang biasa berkicau di akun twitter @milieatworld

Sedih, kesal, kecewa,marah semua bercampur aduk, ekspektasi kami sebagai bobotoh sudah terlanjur tinggi. Euphoria di media social begitu ramai mulai dari modal final, finalkeun, GBK jilid II mulai bermunculan dan ramai di perbincangkan. Akun-akun yang membahas statistic Persib pun mulai mencuitkan twit-twit yang membawa euphoria final begitu terasa. Sejarah pertandingan di gbk kala persib mengenakan jersey away berwarna putih yang mengandaskan arema juga memicu bobotoh dan saya pada khususnya terlalu percaya diri akan kembali mengulang kenangan masin menjadi juara di Jakarta beberapa waktu silam.
Saya sebenarnya bukanlah asli keturunan Bandung. Meski saya lahir di Bandung ayah saya berasal dari Medan, ya tempat dimana musuh bebuyutan Persib yang sedang mati suri berasal, PSMS. Tapi entah bagaimana ceritanya saya begitu mencintai persib, bahkan melebihi klub sepakbola manapun, entah Manchester United, Barcelona, atau Real Madrid sekalipun. Saya memiliki prinsip Klub lokal adalah harga diri yang harus di pertahankan dengan segenap hati, sedangkan Klub Interlokal hanyalah sebuah hiburan belaka, tak perlu lah di bela mati-matian. Jikalau boleh mengutip lyric lagu dari penyanyi flamboyant asal Irlandia Morrisey, saya adalah “Batak Blood Sunda Heart”.
Melihat permainan persib kemarin di final Piala Bhayangkara sangatlah mengecewakan, hamper semua pemain berada di bawah performa nya. Mas Har yang biasa bermain “galak” kemarin seperti kehilangan maung dalam dirinya, Kim yang seperti biasanya hilang entah kemana selama 90 menit, Cak Samsul yang mati kutu menghadapi Alfarizi hingga kaka Basna yang terpancing oleh pemain chili bernama Vizcara hingga harus di usir dari lapangan. Sebenarnya 15 menit pertama saya memiliki harapan yang besar, pemain Arema melakukan beberapa kesalahan, hingga akhirnya Belencoso memiliki peluang yang sangat terbuka di depan gawang , saying beribu saying dia gagal mengkonversi peluang tersebut menjadi sebuah gol.membuang peluang emas di laga penting seperti itu menurut saya merupakan sebuah kesalahan yang fatal, mental pemain bisa menjadi sangat jatuh, dan benar saja Persib kehilangan momentum dan Arema berhasil mengubah situasi. Dan akhirnya apa boleh di kata, kita kalah 2-0 di laga tersebut dan gagal kembali menjadi juara di Jakarta.
Kami kecewa, kami bobotoh sudah mulai terbiasa dengan kemenangan, Persib bukanlah sebuah tim medioker yang harus terus di maklumi layaknya Bali United yang memang baru seumur jagung. Persib adalah sebuah tim besar, tim kebangaan warga Jawa Barat yang memiliki sejarah sangat manis. Jangan sampai kami para bobotoh kembali terbiasa dengan kekalahan seperti beberapa waktu silam.kami tidak akan pernah berhenti mengkritik untuk terus membangun Persib kembali kekejayaan, itu tanda cinta kami pada Persib. Geura hudang, geura tarung, jung maju Persib Bandung !
NB : Penulis adalah seorang bobotoh yang biasa berkicau di akun twitter @milieatworld

Mari kritik dengan positif.
Siap menang harus siap kalah.
Jika tidak mampu mendukung saat kalah, jangan bersorak ketika menang..
#PERSIBSALAWASNA
poin na mah, lupakan hasil akhirna, pokuskeun perbaikan dina hal nu kurangna. keur kahareupna.
Ken wa !!! hujan oge aya raat na persib moal terus menang .
HIDUP PANGERAN BIRU
sok kritik ku bahasa nu sae sareng positif, kanggo motivasi tim persib, ulah ngadukung jeung sorak pas meunangna hungkul
Lamun si kim butut naha bisa asup jadi calon pemain terbaik di turnamen bhayangkara kamari? Nu milih calon pemain terbaik teh diantarana pelatih sepak bola (Danurwindo) jeung mantan pemain timnas (Yeyen Tumena). Saya mah leuwih percaya ka pelatih jeung mantan pemain timnas ti batan ka jelema nu ngan saukur bisa nonton wungkul.
approve coba komen saya min
meh kabaca ku nu sanes na
si mamang anduk keuna sensur wae mang? hanas ngeutik nya mang heuheu
hanas ngetik tos panjang :)) hahaha
Bola itu bundar jadi pasti dewi fortuna pun berpihak kepada yg beruntung atau yg sedang hokie
jangan dukung persib kalau tidak berani kalah#pangeran biru selalu di hati
bobotoh pemain persib ke 12