Jalani Masa Sulit, Supardi Berdoa Covid-19 Cepat Berlalu
Sunday, 05 April 2020 | 17:50
Kompetisi 2020 baru berjalan tiga pekan akhirnya harus dihentikan sementara PSSI dan operator PT Liga Indonesia Baru (LIB) akibat wabah Virus Corona. Pertandingan lanjutan pun ditunda hingga 29 Mei mendatang. Kemungkinan terburuk andai wabah belum bisa diatasi, Liga 1 pun terancam disudahi.
Momen seperti ini juga terjadi pada kompetisi 2015. Liga 1 baru berjalan dua pekan kala itu dihentikan lalu menyusul ditiadakan. Sebab musababnya berbeda, karena kisruh di tubuh PSSI, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), dan pemerintah lewat Kemenpora.
Penundaan Liga 1 memang cukup genting kali ini wabah Covid-19 merebak tak memandang tua-muda, atau yang terlihat sehat sekalipun. Wander Luiz penyerang Persib adalah contoh terdekat di lingkungan Persib yang positif terdampak Corona dan mengisolasi mandiri.
Angka pasien meninggal terus bertambah, orang terinveksi pun terus bermunculan setiap harinya. Maka dari itu kapten Persib Supardi mengerti akan langkah yang diambil stakeholder di federasi dan operator soal penundaan lanjutan Liga 1 dan Liga 2.
“Ini situasi yang hampir sama dengan sebelumnya (2015). Berat bagi kita sebagai pemain tentunya ketika menghadapi situasi seperti ini. Tetapi kita harus taat sama pemerintah kita,” kata Supardi.
“Ketika PSSI mengeluarkan keputusan untuk menghentikan sementara kompetisi ini karena itu pasti pertimbangannya untuk kemaslahatan kebaikan untuk orang banyak, kebaikan semua juga karena virus ini,” bebernya.
Supardi mengaku sebagai orang yang bermata pencaharian atlet sepakbola, ketika liga harus libur begitu lamanya merupakan situasi paling sulit. Bahkan PSSI mengeluarkan putusan agar ada pembicaraan dari klub mengenai gaji pemain yang bisa dibayarkan 25 persen.
“Karena virus ini sangat serius untuk diperhatikan dan perasaan saya sebagai pelaku sepak bola di lapangan tentunya pasti agak sedikit sulit ketika harus berhadapan dengan situasi seperti ini,” aku Supardi.
Dirinya mendoakan agar wabah Corona berhenti dan bisa diatasi setiap negara terkhusus Indonesia. Ia merindukan kehidupan normal dan liga bisa kembali digulirkan. Supardi tidak ingin kompetisi tahun ini bernasib serupa atau ditiadakan seperti tahun 2015.
“Saya selalu berpikir positif bahwa dibalik semua cobaan seperti ini ada hikmah Insya Allah dan saya selalu berdoa untuk kita semua, mudah-mudahan wabah ini cepat Allah angkat, hilangkan dan kehidupan kembali normal tentunya dan liga kita secepatnya kembali bergulir, itu harapan saya kedepannya,” tuturnya.

Kompetisi 2020 baru berjalan tiga pekan akhirnya harus dihentikan sementara PSSI dan operator PT Liga Indonesia Baru (LIB) akibat wabah Virus Corona. Pertandingan lanjutan pun ditunda hingga 29 Mei mendatang. Kemungkinan terburuk andai wabah belum bisa diatasi, Liga 1 pun terancam disudahi.
Momen seperti ini juga terjadi pada kompetisi 2015. Liga 1 baru berjalan dua pekan kala itu dihentikan lalu menyusul ditiadakan. Sebab musababnya berbeda, karena kisruh di tubuh PSSI, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), dan pemerintah lewat Kemenpora.
Penundaan Liga 1 memang cukup genting kali ini wabah Covid-19 merebak tak memandang tua-muda, atau yang terlihat sehat sekalipun. Wander Luiz penyerang Persib adalah contoh terdekat di lingkungan Persib yang positif terdampak Corona dan mengisolasi mandiri.
Angka pasien meninggal terus bertambah, orang terinveksi pun terus bermunculan setiap harinya. Maka dari itu kapten Persib Supardi mengerti akan langkah yang diambil stakeholder di federasi dan operator soal penundaan lanjutan Liga 1 dan Liga 2.
“Ini situasi yang hampir sama dengan sebelumnya (2015). Berat bagi kita sebagai pemain tentunya ketika menghadapi situasi seperti ini. Tetapi kita harus taat sama pemerintah kita,” kata Supardi.
“Ketika PSSI mengeluarkan keputusan untuk menghentikan sementara kompetisi ini karena itu pasti pertimbangannya untuk kemaslahatan kebaikan untuk orang banyak, kebaikan semua juga karena virus ini,” bebernya.
Supardi mengaku sebagai orang yang bermata pencaharian atlet sepakbola, ketika liga harus libur begitu lamanya merupakan situasi paling sulit. Bahkan PSSI mengeluarkan putusan agar ada pembicaraan dari klub mengenai gaji pemain yang bisa dibayarkan 25 persen.
“Karena virus ini sangat serius untuk diperhatikan dan perasaan saya sebagai pelaku sepak bola di lapangan tentunya pasti agak sedikit sulit ketika harus berhadapan dengan situasi seperti ini,” aku Supardi.
Dirinya mendoakan agar wabah Corona berhenti dan bisa diatasi setiap negara terkhusus Indonesia. Ia merindukan kehidupan normal dan liga bisa kembali digulirkan. Supardi tidak ingin kompetisi tahun ini bernasib serupa atau ditiadakan seperti tahun 2015.
“Saya selalu berpikir positif bahwa dibalik semua cobaan seperti ini ada hikmah Insya Allah dan saya selalu berdoa untuk kita semua, mudah-mudahan wabah ini cepat Allah angkat, hilangkan dan kehidupan kembali normal tentunya dan liga kita secepatnya kembali bergulir, itu harapan saya kedepannya,” tuturnya.
