Jalan Cerita Zalnando, Putra Jabar yang Berkelana ke Bumi Sriwijaya
Monday, 04 May 2020 | 18:57
Impian cita-cita dari karier pesepakbola putra Jawa Barat dominan diinspirasi klub Persib Bandung. Klub kebanggaan Jabar yang diwariskan turun temurun kepada anak cucu – era ke era.
Persib bagaikan muara untuk impian mereka anak-anak yang memupuk minatnya di sepakbola melalui medium sekolah sepakbola yang ada di Bandung Raya. Dikenal pula Kompetisi Intern Persib yang masih berlangsung di era 2000-an.
Kompetisi Intern Persib melangsungkan pertandingan antar SSB secara strata Divisi 1 dan Divisi 2. Hasilnya, pemain dari kompetisi intern tersebut Maung Bandung punya skuad muda Soeratin, Haornas, U-21 / U-23. Disana lah muncul pemain-pemain hebat macam Yaris Riyadi, Eka Ramdani, Dedi Kusnandar dll.
Kekinian di bawah payung PT Persib Bandung Bermartabat (PT. PBB) Diklat Persib dibentuk tahun 2014. Bermunculan generasi pemain seangkatan Abdul Aziz, Febri Hariyadi, Gian Zola dan banyak lainnya.
Jika nama-nama pemain di atas adalah jebolan Diklat Persib atau Persib Junior, maka berbeda dengan pesepakbola putra Jawa Barat ini. Putra asal Kota Cimahi Zalnando tak mengambil jalan di lingkup Persib menjadi seorang atlet profesional seperti sekarang ini (memperkuat Persib).
Zalnando disekolahkan sepakbola oleh ibunya untuk menyalurkan energi hiperaktif. Mulai mengenal teknis sepakbola di SSB Surya Soemantri. Singkat cerita ia mengikuti seleksi di salah satu akademi di Jakarta untuk memperkuat Timnas U-16.
“Jadi awalnya saya SSB di Surya Soemantri itu di Footbal Plus (kalau sekarang) terus saya ikut seleksi ke Jakarta, akademi gitu, dari akademi Jakarta ada seleksi ke Timnas U-16,” cerita Zalnando.
Potensinya di Timnas U-16 sebagai pemain kidal cekatan membuat ia masuk dalam skuad Indonesia Sociedad Anónima Deportiva (SAD) Uruguay tahun 2012. Berguru lah Zalnando cs. ke Amerika Selatan.
“Ngalir-ngalir dari Timnas U-16 ada seleksi lagi setelah AFF U-16 ada seleksi ke SAD Uruguay saya berangkat, ada teja juga cuman Bang Teja sudah berangkat duluan angkatannya Teja, angkatannya di atas saya,” lanjut Zalnando.
Angkatan SAD Uruguay (2012) yang diisi Zalnando menjadi angkatan terakhir sebelum dibubarkan. Para pemain lulusan SAD Uruguay mengambil jalan karier cerita mereka masing-masing.
Pasca bubar, bukannya Zalnando balik kampung ia malah berkelana ke Sumatera Selatan ke Kota Palembang. Ia mengambil kesempatan untuk bermain di kompetisi usia muda bersama Sriwijaya FC U-21 tahun 2013-2014 di Indonesia Super League U-21.
Disana pula ia terpilih memperkuat Timnas Indonesia U-21 dan U-23. Pria kelahiran Desember 1996 ini promosi ke skuad utama Sriwijaya tahun 2016. Lama hidup bersama Laskar Wong Kito ia memilih memperkuat tim sepakbola Sumatera Selatan untuk ajang PON Jabar 2016.
“SAD lalu dibubarkan pemainnya mencar-mencar pas dari SAD, Sriwijaya FC U-21 minta pemain dari SAD Uruguay, ada delapan epmain termasuk saya dan Teja pemainnya. Tahun 2013 waktu itu sampai 2014 di U-21 SFC, itu awal mulanya promosi ke senior,” tandasnya.

Impian cita-cita dari karier pesepakbola putra Jawa Barat dominan diinspirasi klub Persib Bandung. Klub kebanggaan Jabar yang diwariskan turun temurun kepada anak cucu – era ke era.
Persib bagaikan muara untuk impian mereka anak-anak yang memupuk minatnya di sepakbola melalui medium sekolah sepakbola yang ada di Bandung Raya. Dikenal pula Kompetisi Intern Persib yang masih berlangsung di era 2000-an.
Kompetisi Intern Persib melangsungkan pertandingan antar SSB secara strata Divisi 1 dan Divisi 2. Hasilnya, pemain dari kompetisi intern tersebut Maung Bandung punya skuad muda Soeratin, Haornas, U-21 / U-23. Disana lah muncul pemain-pemain hebat macam Yaris Riyadi, Eka Ramdani, Dedi Kusnandar dll.
Kekinian di bawah payung PT Persib Bandung Bermartabat (PT. PBB) Diklat Persib dibentuk tahun 2014. Bermunculan generasi pemain seangkatan Abdul Aziz, Febri Hariyadi, Gian Zola dan banyak lainnya.
Jika nama-nama pemain di atas adalah jebolan Diklat Persib atau Persib Junior, maka berbeda dengan pesepakbola putra Jawa Barat ini. Putra asal Kota Cimahi Zalnando tak mengambil jalan di lingkup Persib menjadi seorang atlet profesional seperti sekarang ini (memperkuat Persib).
Zalnando disekolahkan sepakbola oleh ibunya untuk menyalurkan energi hiperaktif. Mulai mengenal teknis sepakbola di SSB Surya Soemantri. Singkat cerita ia mengikuti seleksi di salah satu akademi di Jakarta untuk memperkuat Timnas U-16.
“Jadi awalnya saya SSB di Surya Soemantri itu di Footbal Plus (kalau sekarang) terus saya ikut seleksi ke Jakarta, akademi gitu, dari akademi Jakarta ada seleksi ke Timnas U-16,” cerita Zalnando.
Potensinya di Timnas U-16 sebagai pemain kidal cekatan membuat ia masuk dalam skuad Indonesia Sociedad Anónima Deportiva (SAD) Uruguay tahun 2012. Berguru lah Zalnando cs. ke Amerika Selatan.
“Ngalir-ngalir dari Timnas U-16 ada seleksi lagi setelah AFF U-16 ada seleksi ke SAD Uruguay saya berangkat, ada teja juga cuman Bang Teja sudah berangkat duluan angkatannya Teja, angkatannya di atas saya,” lanjut Zalnando.
Angkatan SAD Uruguay (2012) yang diisi Zalnando menjadi angkatan terakhir sebelum dibubarkan. Para pemain lulusan SAD Uruguay mengambil jalan karier cerita mereka masing-masing.
Pasca bubar, bukannya Zalnando balik kampung ia malah berkelana ke Sumatera Selatan ke Kota Palembang. Ia mengambil kesempatan untuk bermain di kompetisi usia muda bersama Sriwijaya FC U-21 tahun 2013-2014 di Indonesia Super League U-21.
Disana pula ia terpilih memperkuat Timnas Indonesia U-21 dan U-23. Pria kelahiran Desember 1996 ini promosi ke skuad utama Sriwijaya tahun 2016. Lama hidup bersama Laskar Wong Kito ia memilih memperkuat tim sepakbola Sumatera Selatan untuk ajang PON Jabar 2016.
“SAD lalu dibubarkan pemainnya mencar-mencar pas dari SAD, Sriwijaya FC U-21 minta pemain dari SAD Uruguay, ada delapan epmain termasuk saya dan Teja pemainnya. Tahun 2013 waktu itu sampai 2014 di U-21 SFC, itu awal mulanya promosi ke senior,” tandasnya.
