Jajang Nurjaman, From Zero to Hero
Friday, 14 November 2014 | 13:26
Jajang Nurjaman, nama sosok pelatih yang tidak familiar menurut saya pada saat Persib akan mengarungi kompetisi ISL Tahun 2012/2013. Pada saat itu manajemen Persib Bandung memilih nama Jajang untuk menempati kursi kepelatihan dari Persib Bandung, tim yang sangat saya idolakan, tim sepakbola yang dapat membuat saya merinding hanya dengan mendengar namanya.
Kekhawatiran saya pada saat itu adalah Jajang hanyalah menjadi “blunder” bagi manajemen Persib untuk menahkodai Persib. Nama Jajang pada saat itu tidak setenar dengan nama-nama pelatih bertangan dingin di Indonesia seperti Jacksen F Thiago, Miroslav Janu, Rahmad Darmawan dan yang lainnya.
Pada awal kompetisi, beberapa kalangan menilai Jajang tidak dapat menukangi Persib dengan baik. Dimulai dari pembelian pemain yang salah pada saat itu, seperti Mbida Messi yang hanya menghangatkan bangku cadangan, strategi unik yang sulit dimengerti, dan beberapa sindiran komentator bola Indonesia pernah saya dengar untuk Jajang Nurjaman. Pada awal-awal kompetisi ISL musim 2012/2013 bahkan ada beberapa bobotoh yang menginginkan Jajang untuk mundur karena Persib masih bermain di bawah standar dengan pemain-pemain yang memiliki jam terbang tinggi.
Memang, animo bobotoh yang sangat tinggi menjadikan pelatih yang berada di tim Persib sangat tertekan, telebih lagi jika tim Persib bermain buruk. Wajar saja pada saat itu Persib belum dapat mengampilkan performa terbaiknya karena sedang dalam transisi tim. Perlahan tapi pasti, Jajang mulai menunjukkan progress dalam setiap pertandingannya, sehingga pada akhir kompetisi ISL 2012/2013 Jajang dapat membawa Persib di papan atas.
Namun dengan sikap tenangnya, Jajang menjadikan semua kritikan tersebut masukan bagi dirinya, dia tidak lantas mundur untuk menahkodai Persib. Pada musim kompetisi ISL 2013/2014 Jajang terpilih kembali menjadi pelatih kepala. Perekrutan pemain kali ini menurut saya sangat sukses dimana semua pemain berguna untuk Persib. Sejak awal kompetisi banyak mitos yang dipatahkan oleh Jajang Nurjaman. Pelatih juara sesungguhnya, pelatih yang tidak peduli akan semua statistik, pendekatan personal selalu diterapkan oleh pelatih ini dan hasilnya Persib bermain sangat baik di musim 2013/2014 ini.
Masih ingatkah ketika Jajang Nurjaman mengatakan untuk menjadi juara dibutuhkan minimal 2 tahun? Statement tersebut saya baca ketika Jajang ditunjuk sebagai pelatih kepala Persib pada musim 2012/2013. Ya, pria asal Majalengka tersebut membuktikan semua kata yang terucap dari mulutnya. Jajang Nurjaman, nama yang tidak akan pernah saya lupakan. Nama yang membawa impian saya menjadi nyata. Terimakasih Pak Jajang.
Tulisan ini ditulis oleh bobotoh biasa bernama Fauzi rahadian dengan akun twitter @moysb
Artikel ini dimuat dalam rangka lomba menulis #PersibJuara yang berhadiah total 2 merchandise @simamaung dan batas pengiriman akan berakhir hari Senin, 17 November 2014 pukul 23.59 wib.
Untuk bobotoh yang ingin tulisannya dimuat, silahkan kirim ke simamaung(.)com(@)gmail(.)com, terima kasih

Jajang Nurjaman, nama sosok pelatih yang tidak familiar menurut saya pada saat Persib akan mengarungi kompetisi ISL Tahun 2012/2013. Pada saat itu manajemen Persib Bandung memilih nama Jajang untuk menempati kursi kepelatihan dari Persib Bandung, tim yang sangat saya idolakan, tim sepakbola yang dapat membuat saya merinding hanya dengan mendengar namanya.
Kekhawatiran saya pada saat itu adalah Jajang hanyalah menjadi “blunder” bagi manajemen Persib untuk menahkodai Persib. Nama Jajang pada saat itu tidak setenar dengan nama-nama pelatih bertangan dingin di Indonesia seperti Jacksen F Thiago, Miroslav Janu, Rahmad Darmawan dan yang lainnya.
Pada awal kompetisi, beberapa kalangan menilai Jajang tidak dapat menukangi Persib dengan baik. Dimulai dari pembelian pemain yang salah pada saat itu, seperti Mbida Messi yang hanya menghangatkan bangku cadangan, strategi unik yang sulit dimengerti, dan beberapa sindiran komentator bola Indonesia pernah saya dengar untuk Jajang Nurjaman. Pada awal-awal kompetisi ISL musim 2012/2013 bahkan ada beberapa bobotoh yang menginginkan Jajang untuk mundur karena Persib masih bermain di bawah standar dengan pemain-pemain yang memiliki jam terbang tinggi.
Memang, animo bobotoh yang sangat tinggi menjadikan pelatih yang berada di tim Persib sangat tertekan, telebih lagi jika tim Persib bermain buruk. Wajar saja pada saat itu Persib belum dapat mengampilkan performa terbaiknya karena sedang dalam transisi tim. Perlahan tapi pasti, Jajang mulai menunjukkan progress dalam setiap pertandingannya, sehingga pada akhir kompetisi ISL 2012/2013 Jajang dapat membawa Persib di papan atas.
Namun dengan sikap tenangnya, Jajang menjadikan semua kritikan tersebut masukan bagi dirinya, dia tidak lantas mundur untuk menahkodai Persib. Pada musim kompetisi ISL 2013/2014 Jajang terpilih kembali menjadi pelatih kepala. Perekrutan pemain kali ini menurut saya sangat sukses dimana semua pemain berguna untuk Persib. Sejak awal kompetisi banyak mitos yang dipatahkan oleh Jajang Nurjaman. Pelatih juara sesungguhnya, pelatih yang tidak peduli akan semua statistik, pendekatan personal selalu diterapkan oleh pelatih ini dan hasilnya Persib bermain sangat baik di musim 2013/2014 ini.
Masih ingatkah ketika Jajang Nurjaman mengatakan untuk menjadi juara dibutuhkan minimal 2 tahun? Statement tersebut saya baca ketika Jajang ditunjuk sebagai pelatih kepala Persib pada musim 2012/2013. Ya, pria asal Majalengka tersebut membuktikan semua kata yang terucap dari mulutnya. Jajang Nurjaman, nama yang tidak akan pernah saya lupakan. Nama yang membawa impian saya menjadi nyata. Terimakasih Pak Jajang.
Tulisan ini ditulis oleh bobotoh biasa bernama Fauzi rahadian dengan akun twitter @moysb
Artikel ini dimuat dalam rangka lomba menulis #PersibJuara yang berhadiah total 2 merchandise @simamaung dan batas pengiriman akan berakhir hari Senin, 17 November 2014 pukul 23.59 wib.
Untuk bobotoh yang ingin tulisannya dimuat, silahkan kirim ke simamaung(.)com(@)gmail(.)com, terima kasih

Mudah – mudahan harapan saya, Pak Jajang Nurjaman bisa jadi SIR ALEX FERGUSON-nya PERSIB di masa depan, yang bisa membawa banyak trofi kemenangan di liga domestik maupun internasional Amieennn…. hehehe ^_^
Janur adalah JOSE MOURINHO from MAJALENGKA …. tariiiik mang
Putra daerah yang sukses….
Salam sukses selalu dari kami yg sll merindukan hal terindah untuk persib agar sll jadi juara