Jafri Sastra Kecewa Persipura Tidak Dapat Ritme Terbaik
Thursday, 21 July 2016 | 18:48
Persib Bandung sukses merebut 3 poin di Stadion Mandala sekaligus memutus rentetan hasil buruk di Jayapura. Sejak pertama kali digelarnya Liga Indonesia pada 1994, Persib sama sekali belum pernah menang di stadion angker tersebut. Pelatih Persipura, Jafri Sastra pun mengaku kecewa timnya gagal menjaga trend positif atas Maung Bandung. Dua gol yang dicetak oleh Vladimir Vujovic dan Samsul Arif benar- benar membuat tim Mutiara Hitam terpukul.
Pelatih asal Padang itu mengaku hasil akhir di laga tadi sama sekali tidak terprediksi olehnya. Mendominasi jalannya pertandingan, gelombang serangan Boaz Salossa dan kawan-kawan selalu mentah di kaki dan kepala pemain belakang Persib. Justru Persib yang bermain sabar mampu memanfaatkan kelengahan tuan rumah lewat serangan balik. Hasilnya di akhir babak pertama upaya Persib harus memaksa Ricardo Salampessy mendapat kartu merah.
“Ini hasil yang tidak diinginkan, tadi penalti dan kartu merah mengubah semuanya. Hampir semua pemain tidak menemukan ritme permainan yang kita inginkan. Ada banyak faktor,” kata Jafri ketika dilansir dari laman resmi Persib, Kamis (21/7).
Tampil dengan 10 pemain di babak kedua dan dalam kondisi tertinggal, Persipura memang tetap mengurung pertahanan Persib. Namun pertahanan Persib sudah kadung tampil kokoh karena bertekad mempertahankan keunggulan. Persipura pun disebut Jafri frustasi untuk mencetak gol dan malah menyisakan banyak celah di wilayahnya sendiri. Samsul Arif pun akhirnya menghukum Mutiara Hitam lewat aksi counter attack yang jitu.
”Sepakbola adalah olahraga kolektif. Kita tadi sudah mencoba mengejar ketertinggalan tapi lalai mengantisipasi serangan balik mereka. Secara keseluruhan kita tampil di bawah standar,” tukasnya.

Persib Bandung sukses merebut 3 poin di Stadion Mandala sekaligus memutus rentetan hasil buruk di Jayapura. Sejak pertama kali digelarnya Liga Indonesia pada 1994, Persib sama sekali belum pernah menang di stadion angker tersebut. Pelatih Persipura, Jafri Sastra pun mengaku kecewa timnya gagal menjaga trend positif atas Maung Bandung. Dua gol yang dicetak oleh Vladimir Vujovic dan Samsul Arif benar- benar membuat tim Mutiara Hitam terpukul.
Pelatih asal Padang itu mengaku hasil akhir di laga tadi sama sekali tidak terprediksi olehnya. Mendominasi jalannya pertandingan, gelombang serangan Boaz Salossa dan kawan-kawan selalu mentah di kaki dan kepala pemain belakang Persib. Justru Persib yang bermain sabar mampu memanfaatkan kelengahan tuan rumah lewat serangan balik. Hasilnya di akhir babak pertama upaya Persib harus memaksa Ricardo Salampessy mendapat kartu merah.
“Ini hasil yang tidak diinginkan, tadi penalti dan kartu merah mengubah semuanya. Hampir semua pemain tidak menemukan ritme permainan yang kita inginkan. Ada banyak faktor,” kata Jafri ketika dilansir dari laman resmi Persib, Kamis (21/7).
Tampil dengan 10 pemain di babak kedua dan dalam kondisi tertinggal, Persipura memang tetap mengurung pertahanan Persib. Namun pertahanan Persib sudah kadung tampil kokoh karena bertekad mempertahankan keunggulan. Persipura pun disebut Jafri frustasi untuk mencetak gol dan malah menyisakan banyak celah di wilayahnya sendiri. Samsul Arif pun akhirnya menghukum Mutiara Hitam lewat aksi counter attack yang jitu.
”Sepakbola adalah olahraga kolektif. Kita tadi sudah mencoba mengejar ketertinggalan tapi lalai mengantisipasi serangan balik mereka. Secara keseluruhan kita tampil di bawah standar,” tukasnya.

Sigana Boaz keheul ka yanto basna sampeiii di tajong kitu…hehheeh
mun ku klub nu laen mah langsung ditajong deui heheeh…
Sastra. Maneh oge teu efektif. Dibawah standar sarua jeung pemaen maneh. Ngoper kamana wae jug na. Kahareup mah kudu sadar saacan maen. Tim maneh teh ngalawan persib. Bel, teh
Ulah kitu ai maneh meni sok jumawa
enyak wak, budak smp atuh da…
Leres kang tah nu kitu oknum, menurut saya persipura dan djafri sastra sudah profesional tidak ada protes tidak ada pertamdingan terhenti lama, salut oge sastra teu nyalahkeun wasit atau saha maneh na narima. Salut. Tah ku komen di luhur teu sakola.
Nya naon nu diprotes atuh, wasit geus Alus, penalty emang sah
nya heu.euh atuh !!! emang naon anu kudu diprotes ??? penalty jeng kartu merah emang wajar, da geus jelas si ricardo ngahalangan bola make lengeun, padahal bola geus rek asup ka gawang.
?
??meunang euy!
?
persipura good team .. enak nontonnya ga bnyk protes .. contoh bagi kita jadi suporter dewasa .. menang kalah draw ada waktunya …
Geus ngisep aibon paling ge, budak satepak biasa
Jafri sastra salah sahiji pelatih anu hade, ngabangun persipura ti enol bisa nyalip persib dipapan klasemen anu persiapan keuwih lila.
teu nyalahkeun batur baru komo nyebut bingung mah
“Bobotoh netral” hehe etamah nyindiran Dejan lin ?
Terima kasih Persib. Terima kasih persipura, pemain, pelatih dan persipura mania. Anda semua layak dihormati. Tak ada yg protes ketika kartu merah langsung dikasih di kandang. Anda tetap fight. Tapi memang persib juga bagus dan sudah rejekinya.
Hidup Persib ! Hidup Persipura !
Agar bobotoh mencontoh Persipura Mania
muhun mangga lah…
aya komentar anu sanes deui teu ???
PERSIPURA is ferry good… perlu dicontoh oleh tim lain.
Bravo Persib, bravo Persipura…
Very good kang.. Sanes ferry good hehe
Hadena aya siaran langsung…..
Muhun atuh mangga pami bade komen anu santun supados genah dibacana teu nimbulkeun katugenah kanu maosna….sok ah lajengkeun sina kenging deui di padang nya…..du’akeun kusadaya bobotoh nya….
Tungtungna mah hayang seuri maca nu silih komentar ti mimiti, jafri sastra, bravo, krtu merah nu tkhir ferry good hahahaha…. tp ken lah urg mah urg sunda hade goreng oge ku bahasa te kudu parasea..
Sawios atuh kang sakali ewang komo Persb mah 5 kali tara meunang2