Iwan Setiawan, Bedug nu Ditakol dina Jero Cai
Sunday, 27 September 2015 | 06:49Laga lanjutan perempat final Piala Presiden menghadirkan laga leg ke-2 antara Persib Bandung melawan Pusamania Borneo FC. Pada laga leg ke -2 ini Persib Bandung diplot sebagai tuan rumah, dengan menjamu tamunya PBFC di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung. Pada laga sebelumnya yang berkesudahan dengan skor 3-2, Persib yang pada laga pertama kalah, di laga ini mengincar kemenangan dengan membutuhkan minimal satu gol dan PBFC tidak mencetak gol lebih dari dua.
Bermain dengan menurunkan duo striker eksplosif Tantan dan Zulham, Persib mengambil inisiatif serangan sejak awal laga. Persib banyak menciptakan peluang gol namun kedisiplinan pertahanan yang dikawal oleh bek timas Hamka Hamzah, Persib mengalami kesulitan dalam mengincar gol di awal laga.
Keasikan menyerang justru malah Persib Bandung kebobolan pada menit ke-37 oleh striker PBFC, Jajang Mulyana. Jajang berhasil memanfaatkan umpan silang Boaz Solossa dari sisi kiri gawang Persib Bandung. Sontak gol tersebut membungkam puluhan ribu bobotoh yang melihat tim kesayangannya kebobolan terlebih dahulu. Hingga laga pada babak pertama usai skor tetap 0-1 untuk PBFC.
Pada laga babak kedua Persib Bandung tetap mengambil inisiatif penyerangan sejak awal babak. Persib yang lebih memainkan position football di babak kedua dan strategi ini berhasil menghasilkan gol. Dengan memanfaatkan peluang di depan gawang, Konate Makan berhasil memecah kebuntuan dengan mencetak gol degan kaki kirinya pada menit ke-66, skor 1-1.
Namun sayang, pada saat itu PBFC harus bermain dengan sepuluh orang pemain, setelah Victor Pae mendapatkan kartu kuning kedua akibat menekel Zulham Zamrun. Dengan memanfaatkan umpan terukur Firman Utina yang dilepaskan dari tendangan bebas Zulham Zamrun berhasil mencetak gol dengan sundulan kepala. Sontak gemuruh bobotoh di Stadion Si Jalak Harupat menyambut gol dari pemain baru Persib tersebut, gol ke-6 Zulham tersebut mengukuhkan ia sebagai top scorer sementara pada turnamen Piala Presiden, skor 2-1.
PBFC kembali harus ditinggalkan pemainnya. Diego Michiels diusir wasit pada menit ke-88 akibat menekel Zulham Zamrun, dan pada menit ke-92 Spasojevic harus diusir wasit akibat kartu kuning kedua yang diberikan wasit karena menekel pemain PBFC. Hingga akhir pertandingan skor tetap 2-1 dan Persib Bandung memastikan dirinya lolos ke putaran semi final Piala Presiden 2015.
Seperti yang kita lihat dari statistik pertandingan Persib Bandung memang banyak menghasilkan peluang gol, namun sebetulnya pada babak pertama strategi yang diterapkan pelatih PBFC Iwan Stiawan berhasil. PBFC berhasil meredam agresivitas pemain Persib Bandung untuk mencetak gol di awal laga. Karena apabila Persib berhasil mencetak gol di awal laga, PBFC akan kesulitan meladeni Persib Bandung akibat kebangkitan mental Persib. Terbukti strategi Iwan Setiawan berhasil mencetak gol pada babak pertama. Dengan memanfaatkan serangan balik dan memaksimalkan peluang yang ada. Gol Jajang Mulyana membungkan ribuan bobotoh dan official Persib.
Pada babak kedua, PBFC yang mulai percaya diri untuk menyerang mulai bermain terbuka dan pada laga babak kedua Persib mengubah skema permainan dengan memasukkan Spasojevic. Persib yang lebih memainkan ball possesion danFirman Utina sebagai playmaker dengan bola-bola pendeknya, mengkomandoi lini tengah Persib. Dan terbukti strategi Jajang Nurjaman itu berhasil menghasilkan dua gol yang masing-masing dicetak oleh Konate Makan dan Zulham Zamrun.
Yang menarik dari laga Persbib kali ini adalah psywar yang dilayangkan Iwan Setiawan pelatih PBFC sebelum pertandingan kepada Persib Bandung, terlebih lagi pada pelatih Persib Jajang Nurjaman. Psywar merupakan serangan secara psikologi untuk memecah konsentrasi para pemain dan official Persib yang sedang dalam tren positif.
Sebenarnya psywar merupakan sisi menarik dari dunia sepakbola. Hal ini pun biasa kita lihat di liga top Eropa, yang baru-baru ini saja Jose Morinho mengumbar psywar yang disebut-sebut untuk pelatih tim meriam London. Mari kita nantikan komentar apa yang akan dikatakan oleh pelatih PBFC Iwan Setiawan setelah perkataannya mengenai Persib yang dianggap bobotoh hanya bedug nu di takol di jero cai artinya suaranya tidak ada dan hanya merepotkan diri sendiri saja. (Bandung 26 september 2015)
Ditulis oleh Aidil Rachman, berakun twitter @aidilrachman.
Tulisan ini sepenuhnya merupakan pendapat pribadi penulis. Silahkan mengirim artikel tentang Persib Bandung ke email simamaung.com@gmail.com. Artikel yang layak muat akan kami terbitkan. Terima kasih.

Laga lanjutan perempat final Piala Presiden menghadirkan laga leg ke-2 antara Persib Bandung melawan Pusamania Borneo FC. Pada laga leg ke -2 ini Persib Bandung diplot sebagai tuan rumah, dengan menjamu tamunya PBFC di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung. Pada laga sebelumnya yang berkesudahan dengan skor 3-2, Persib yang pada laga pertama kalah, di laga ini mengincar kemenangan dengan membutuhkan minimal satu gol dan PBFC tidak mencetak gol lebih dari dua.
Bermain dengan menurunkan duo striker eksplosif Tantan dan Zulham, Persib mengambil inisiatif serangan sejak awal laga. Persib banyak menciptakan peluang gol namun kedisiplinan pertahanan yang dikawal oleh bek timas Hamka Hamzah, Persib mengalami kesulitan dalam mengincar gol di awal laga.
Keasikan menyerang justru malah Persib Bandung kebobolan pada menit ke-37 oleh striker PBFC, Jajang Mulyana. Jajang berhasil memanfaatkan umpan silang Boaz Solossa dari sisi kiri gawang Persib Bandung. Sontak gol tersebut membungkam puluhan ribu bobotoh yang melihat tim kesayangannya kebobolan terlebih dahulu. Hingga laga pada babak pertama usai skor tetap 0-1 untuk PBFC.
Pada laga babak kedua Persib Bandung tetap mengambil inisiatif penyerangan sejak awal babak. Persib yang lebih memainkan position football di babak kedua dan strategi ini berhasil menghasilkan gol. Dengan memanfaatkan peluang di depan gawang, Konate Makan berhasil memecah kebuntuan dengan mencetak gol degan kaki kirinya pada menit ke-66, skor 1-1.
Namun sayang, pada saat itu PBFC harus bermain dengan sepuluh orang pemain, setelah Victor Pae mendapatkan kartu kuning kedua akibat menekel Zulham Zamrun. Dengan memanfaatkan umpan terukur Firman Utina yang dilepaskan dari tendangan bebas Zulham Zamrun berhasil mencetak gol dengan sundulan kepala. Sontak gemuruh bobotoh di Stadion Si Jalak Harupat menyambut gol dari pemain baru Persib tersebut, gol ke-6 Zulham tersebut mengukuhkan ia sebagai top scorer sementara pada turnamen Piala Presiden, skor 2-1.
PBFC kembali harus ditinggalkan pemainnya. Diego Michiels diusir wasit pada menit ke-88 akibat menekel Zulham Zamrun, dan pada menit ke-92 Spasojevic harus diusir wasit akibat kartu kuning kedua yang diberikan wasit karena menekel pemain PBFC. Hingga akhir pertandingan skor tetap 2-1 dan Persib Bandung memastikan dirinya lolos ke putaran semi final Piala Presiden 2015.
Seperti yang kita lihat dari statistik pertandingan Persib Bandung memang banyak menghasilkan peluang gol, namun sebetulnya pada babak pertama strategi yang diterapkan pelatih PBFC Iwan Stiawan berhasil. PBFC berhasil meredam agresivitas pemain Persib Bandung untuk mencetak gol di awal laga. Karena apabila Persib berhasil mencetak gol di awal laga, PBFC akan kesulitan meladeni Persib Bandung akibat kebangkitan mental Persib. Terbukti strategi Iwan Setiawan berhasil mencetak gol pada babak pertama. Dengan memanfaatkan serangan balik dan memaksimalkan peluang yang ada. Gol Jajang Mulyana membungkan ribuan bobotoh dan official Persib.
Pada babak kedua, PBFC yang mulai percaya diri untuk menyerang mulai bermain terbuka dan pada laga babak kedua Persib mengubah skema permainan dengan memasukkan Spasojevic. Persib yang lebih memainkan ball possesion danFirman Utina sebagai playmaker dengan bola-bola pendeknya, mengkomandoi lini tengah Persib. Dan terbukti strategi Jajang Nurjaman itu berhasil menghasilkan dua gol yang masing-masing dicetak oleh Konate Makan dan Zulham Zamrun.
Yang menarik dari laga Persbib kali ini adalah psywar yang dilayangkan Iwan Setiawan pelatih PBFC sebelum pertandingan kepada Persib Bandung, terlebih lagi pada pelatih Persib Jajang Nurjaman. Psywar merupakan serangan secara psikologi untuk memecah konsentrasi para pemain dan official Persib yang sedang dalam tren positif.
Sebenarnya psywar merupakan sisi menarik dari dunia sepakbola. Hal ini pun biasa kita lihat di liga top Eropa, yang baru-baru ini saja Jose Morinho mengumbar psywar yang disebut-sebut untuk pelatih tim meriam London. Mari kita nantikan komentar apa yang akan dikatakan oleh pelatih PBFC Iwan Setiawan setelah perkataannya mengenai Persib yang dianggap bobotoh hanya bedug nu di takol di jero cai artinya suaranya tidak ada dan hanya merepotkan diri sendiri saja. (Bandung 26 september 2015)
Ditulis oleh Aidil Rachman, berakun twitter @aidilrachman.
Tulisan ini sepenuhnya merupakan pendapat pribadi penulis. Silahkan mengirim artikel tentang Persib Bandung ke email simamaung.com@gmail.com. Artikel yang layak muat akan kami terbitkan. Terima kasih.

BEDUG EUY BEDUG LAIN BEDUK
= ENTOG LAIN ENTOK
Kendang lain gendang.. 😀
Bedog euy lain bedok
HUCAP euy lain KUPAT TAHU 😀
Iwan setiawan… elu pelatih gagal aja berani sesumbar… gk pnya prestasi aja lagaknya songong…
Buktikan kualitasmu.. bukan omong besarmu.. fuck off
Persib nu aink…!!
catat nih wan buncit..”persib team juara”
Urang mah ngabayangkeun mun bedugna di eusian ku cai
Hahahaha cai runtah lngkung sae
Hebat pamaen persib uy, teu kapancing emosi, mun saya jd pamaen persib geus loba tah pamaen borneo nu bkl jd korban uing, si hamka, diego michells, ponaryo pengkoran ku aing tah mun panggih
iwan setiawan…kamana wae maneh,geuning eweuh soraan..sok atuh geura komentar deui..
Efek dari pada Psy War Iwan Setiawan adalah ……. STADION MEMBLUDAK …. uedaaaaaaaan tenaaaaaaaaan, makacih bro … Iwan’s Effect
Salut buat Iwan..terimakasih buat suntikan motivasinya untuk tim persib dan bobotoh..kamu super sekali !!!
Si Iwan gelo si gembrot siah ntar juga kena stroke mati deh.
Indonesia itu bukan Eropa bung, dimana disini dijunjung sopan santun lagipula kalo mau niru Morinho kan sebagai pelatih pendatang di Inggris sedangkan selama melatih di Portugal negerinya sendiri Morinho tidak arogan karena persatuan bangsa lebih diutamakan, artinya si iwan gelo si borokokok salah dan bodoh mengimplementasikan kebiasaan morinho.
Hehehehehe………iwam setiawan kelaut aja kali
Sia mah ! Tampolong kaleng beulut ditalian …tong ngomong gandeng geulut sakalian …. !