Ini Metode Herrie Setiawan untuk Menyatukan Pemain
Tuesday, 14 June 2016 | 21:21
Metode melatih yang dianut oleh caretaker Persib Herrie Setiawan tampaknya mengacu saat tim merasakan gelar juara Indonesia Super League (ISL) di musim 2014 lalu. Ya, dimana Herrie juga bertindak sebagai asisten pelatih saat itu. Suasana Mess Persib yang selalu ramai akan lalu lalang pemain sebelum berlatih dan sesudahnya akan kembali dimunculkan oleh Herrie sehingga tim pergi ke lapangan tempat berlatih bersama-sama memakai bus.
Hal demikian memang berbanding terbalik di masa Dejan Antonic. Dimana sebagian pemain, termasuk Dejan dan asisten Darko Vergec, memilih pergi masing-masing ke tempat latihan dengan kendaraan pribadi. Kebersamaan hanya bisa dilihat saat para pemain berkumpul berada di lapangan.
“Saya akan berbuat terbaik ya dalam latihan, di luar latihan juga harus ada, kita coba berangkat sama-sama ke tempat latihan semua pemain, kemarin pun dua hari ke belakang sudah telepon mereka harus ke mess dulu sebelum berlatih,” ungkap Herrie pada Selasa (14/6) di Mess Persib sebelum berangkat latihan.
Pelatih yang karib disapa Jose itu membeberkan ia dibantu asisten pelatih yang lain akan memberikan yang terbaik memperbaiki performa Maung Bandung. Terdekat tantangan pertandingan melawan tim papan atas Mitra Kukar, Sabtu (18/6) dalam lanjutan Torabika Soccer Championship (TSC) A 2016 di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
“Tekanan enggak, terpenting beri yang terbaik, memanaj yang kemarin kurang, sekarang berpindah saya yang mengalami tekanan, tapi saya akan jalaninya dengan enjoy, akan berbuat terbaik, beban pasti ada, tapi jangan terlalu berlebihan menghadapinya,” tuturnya.
Ketenangan terlihat dalam raut wajah Jose dimana cara mengatasi tekanan tersebut dengan selalu berkomunikasi dan sharing terhadap sesama pelatih. Asep Soemantri (asisten pelatih 2), Yaya Sunarya (pelatih fisik), dan Anwar Sanusi (pelatih kiper) memiliki tugas yang juga bisa membagikan tekanan kepada mereka.
“Kita jalan bareng-bareng, kita hadapi tekanan secara tim. Kita bagi-bagi tekanan itu, saya ada, bagian Pak Asep ada, Pak yaya, Pak Away (Anwar), Dokter (Rafi Ghani) juga ada,” sebut Jose.

Metode melatih yang dianut oleh caretaker Persib Herrie Setiawan tampaknya mengacu saat tim merasakan gelar juara Indonesia Super League (ISL) di musim 2014 lalu. Ya, dimana Herrie juga bertindak sebagai asisten pelatih saat itu. Suasana Mess Persib yang selalu ramai akan lalu lalang pemain sebelum berlatih dan sesudahnya akan kembali dimunculkan oleh Herrie sehingga tim pergi ke lapangan tempat berlatih bersama-sama memakai bus.
Hal demikian memang berbanding terbalik di masa Dejan Antonic. Dimana sebagian pemain, termasuk Dejan dan asisten Darko Vergec, memilih pergi masing-masing ke tempat latihan dengan kendaraan pribadi. Kebersamaan hanya bisa dilihat saat para pemain berkumpul berada di lapangan.
“Saya akan berbuat terbaik ya dalam latihan, di luar latihan juga harus ada, kita coba berangkat sama-sama ke tempat latihan semua pemain, kemarin pun dua hari ke belakang sudah telepon mereka harus ke mess dulu sebelum berlatih,” ungkap Herrie pada Selasa (14/6) di Mess Persib sebelum berangkat latihan.
Pelatih yang karib disapa Jose itu membeberkan ia dibantu asisten pelatih yang lain akan memberikan yang terbaik memperbaiki performa Maung Bandung. Terdekat tantangan pertandingan melawan tim papan atas Mitra Kukar, Sabtu (18/6) dalam lanjutan Torabika Soccer Championship (TSC) A 2016 di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
“Tekanan enggak, terpenting beri yang terbaik, memanaj yang kemarin kurang, sekarang berpindah saya yang mengalami tekanan, tapi saya akan jalaninya dengan enjoy, akan berbuat terbaik, beban pasti ada, tapi jangan terlalu berlebihan menghadapinya,” tuturnya.
Ketenangan terlihat dalam raut wajah Jose dimana cara mengatasi tekanan tersebut dengan selalu berkomunikasi dan sharing terhadap sesama pelatih. Asep Soemantri (asisten pelatih 2), Yaya Sunarya (pelatih fisik), dan Anwar Sanusi (pelatih kiper) memiliki tugas yang juga bisa membagikan tekanan kepada mereka.
“Kita jalan bareng-bareng, kita hadapi tekanan secara tim. Kita bagi-bagi tekanan itu, saya ada, bagian Pak Asep ada, Pak yaya, Pak Away (Anwar), Dokter (Rafi Ghani) juga ada,” sebut Jose.

http://m.galamedianews.com/jeda/95909/ini-aturan-baru-herrie-setyawan-kepada-para-pemain-persib.html
Hal demikian memang berbanding terbalik di masa Dejan Antonic. Dimana sebagian pemain, termasuk Dejan dan asisten Darko Vergec, memilih pergi masing-masing ke tempat latihan dengan kendaraan pribadi. Kebersamaan hanya bisa dilihat saat para pemain berkumpul berada di lapangan.
OOOOO ieu nu nyababkeun ancurnya Persib teh…Dejan Antonic gagal faham budaya Sunda/lokal/ komo budaya Indonesia… wajar da manehna mah urang eropah…
Sok ah Kang Heri hirupkeun deui silaturahmi rereongan jeung kabersamaan di Persib, saena mah di luar lapangan oge diwangun, sapertos ngayakeun buka bersama, solat berjamaah, silaturahim ka keluarga pamaen….silaturahmi teh pantona kaberkahan..
Hidup Persib
enya kang heri
Jostak-jostak mudah-mudahan ngabeletak,dina waktsna, آمين يآرب العالمين , . .