Ini Fakta Penjaga Asa Persib, Sang Caretaker Herrie Setiawan
Saturday, 18 June 2016 | 11:19
Persib Bandung menjaga asa untuk tetap berada di jalur juara Torabika Soccer Championship (TSC) A 2016. Pasca ditinggalkan pelatih kepalanya Dejan Antonic, kini kepercayaan manajemen diserahkan kepada asisten pelatih yang ditunjuk menjadi caretaker, Herrie Setiawan. Namanya tentu sudah tak asing lagi di telinga bobotoh, dialah asisten pelatih kala Jajang Nurjaman membawa Maung Bandung merajai sepak bola Indonesia di dua musim terakhir (2014-2015).
Menjelang Persib memulai kick-off laga melawan Mitra Kukar di bawah arahan Herrie Setiawan dalam lanjutan TSC A 2016, tak ada salahnya kita mengulas beberapa fakta tentang pelatih yang karib disapa Jose itu. Nyatanya Jose terlahir awal kali sebagai pesepakbola bukan dari kalangan tim Persib. Dirinya terlahir sebagai pesepakbola sebagai pemain Bandung Raya musim 1987 di kompetisi Galatama.
Sebagai pemain profesional berposisi sebagai stopper, Herrie hijrah ke Pelita Jaya tahun 1988. Di sinilah ia menemukan kebanggaan akan kariernya. Menyumbangkan tiga trofi juara diantaranya juara Galatama tahun 1988-1989 dan 1990-1991, juara kompetisi se-ASEAN, plus membawa juara ketiga di kompetisi AFC Champions League tahun 1990. Dirinya bertahan tujuh musim hingga tahun 1995—artinya ia masih perkuat Pelita kala Persib juara tahun 1995.
Herrie baru berbaju Persib mulai kompetisi Liga Indonesia (LI) musim 1996 atau musim kedua LI, tak ada prestasi diperolehnya dari Bandung. Ia bertahan sama lamanya kala berada di Pelita Jaya yakni tujuh musim dan melanglang buana ke berbagai klub di Indonesia mulai musim 2003. Sejumlah klub dibelanya, tercatat PKT Bontang (2003-2004), Persijap Jepara (2004-2005), Persma Manado (2005-2006) dan mengakhiri karir sebagai pesepakbola di klub divisi dua Liga Indonesia PSA Asahan (2006-2007).
Karier Sepakbola Herrie Setiawan
1987 : Bandung Raya
1988-1995 : Pelita Jaya (Juara Kompetisi Galatama 1988-1989 dan 1990-1991, Juara Kompetisi ASEAN 1990, Juara tiga Liga Champions Asia 1990)
1996-2003 : Persib
2003-2004 : PKT Bontang
2004-2005 : Persijap Jepara (Membawa promosi ke divisi utama)
2005-2006 : Persma Manado (Membawa promosi ke divisi utama)
2006-2007 : PSA Asahan (Membawa promosi ke divisi dua)
Prestasi bersama Timnas Indonesia pun pernah didapatinya, ia mengaku pernah menjadi juara bersama Timnas U-19 tahun 1988. Medali Perunggu di SEA Games 1989, Juara SEA Games 1991, meloloskan Indonesia ke putaran final Piala Asia di Qatar, Runner-up Piala Kemerdekaan 1994.
Pasca pensiun sebagai pemain ia merajut asa untuk meniti karier sebagai pelatih, tahun 2006 ia ikuti kursus kepelatihan pertama dan mendapatkan lisensi D PSSI dan melatih Sekolah Sepak Bola (SSB) UNI di Bandung tahun 2007-2009. Meningkatkan pengalaman, Jose diajak rekannya Ronny Remon yang sedang menangani Pelita Jaya U-21 untuk menjadi asistennya guna mengarungi kompetisi Indonesia Super League (ISL) U-21 tahun 2010-2012. Di akhir tahun di Pelita Jaya, Herrie pun mengiringi pelatih Jajang Nurjaman mengarsiteki Pelita Jaya Senior. Saat menukangi tim tersebut ia berhasil mendapat lisensi kepelatihan C AFC.
Saat Jajang Nurjaman ditarik sebagai pelatih kepala Persib Bandung musim 2013, Jose memilih vakum melatih klub dan konsen guna mendapatkan lisensi B AFC. Akhirnya ia pun berhasil mengantongi lisensi kepelatihan hingga Janur-sapaan akrab Jajang Nurjaman-memintanya kembali mengasisteni skuat Persib 2014 dan meraih kesuksesan saat itu menjuarai liga.
Karier Kepelatihan
2006 Mulai mengambil lisensi kepelatihan D PSSI
2007-2009 Melatih SSB UNI
2010-2012 Asisten Pelita Jaya U-21 bersama Ronny Remon dan Jajang Nurjaman (C AFC)
2013 Dapat lisensi kepelatihan B AFC
2014-2015 Asisten pelatih Persib bersama Jajang Nurjaman
2016 Asisten pelatih Persib bersama Dejan Antonic, Caretaker Persib
Prinsip hidup yang dimiliki Herrie Setiawan adalah bagaikan air yang mengalir, namun di tengah aliran tersebut sebagai manusia ia menekankan tetap harus bermimpi. Tak peduli sesulit apapun hambatan atau bendungan curam yang dihadapi seseorang harus tetap kuat menghadapinya.
“Kita harus bermimpi, itu pasti akan tercapai akan terjadi kita harus yakin. Alhamdulillah kalau ingin capai sesuatu kita tetap harus membayangkannya ada tepat di depan kita. Berharap Allah kasih, mengalir saja, jangan ktia mengalir membendung jadi masalah, ketemu tikungan harus dilewatin itu lika-liku hidup,” paparnya.
Bagi pria kelahiran Makasar 18 Maret 1969 ini, kepercayaan sementara manajemen terhadapnya menjadi caretaker tak boleh dijadikan beban. Karena prinsipnya-air yang mengalir-membuat ia harus siap dihadapkan pada situasi Persib yang sedang berada di bawah. Dirinya hanya ingin memberikan hal yang terbaik di setiap harinya untuk Persib apapun posisinya bersama klub. Pasalnya kualitas terbaik akan didapat tergantung apa yang ia lakukan hari ini.
“Kita tetap harus berpikir untuk hari ini, karena hari ini untuk hari esok. Perbuatan usaha kita hari ini adalah untuk hari esok dan akan pengaruhi kualitas hidup kita seterusnya, yang penting berbuatlah yang terbaik saja,” imbuhnya.

Persib Bandung menjaga asa untuk tetap berada di jalur juara Torabika Soccer Championship (TSC) A 2016. Pasca ditinggalkan pelatih kepalanya Dejan Antonic, kini kepercayaan manajemen diserahkan kepada asisten pelatih yang ditunjuk menjadi caretaker, Herrie Setiawan. Namanya tentu sudah tak asing lagi di telinga bobotoh, dialah asisten pelatih kala Jajang Nurjaman membawa Maung Bandung merajai sepak bola Indonesia di dua musim terakhir (2014-2015).
Menjelang Persib memulai kick-off laga melawan Mitra Kukar di bawah arahan Herrie Setiawan dalam lanjutan TSC A 2016, tak ada salahnya kita mengulas beberapa fakta tentang pelatih yang karib disapa Jose itu. Nyatanya Jose terlahir awal kali sebagai pesepakbola bukan dari kalangan tim Persib. Dirinya terlahir sebagai pesepakbola sebagai pemain Bandung Raya musim 1987 di kompetisi Galatama.
Sebagai pemain profesional berposisi sebagai stopper, Herrie hijrah ke Pelita Jaya tahun 1988. Di sinilah ia menemukan kebanggaan akan kariernya. Menyumbangkan tiga trofi juara diantaranya juara Galatama tahun 1988-1989 dan 1990-1991, juara kompetisi se-ASEAN, plus membawa juara ketiga di kompetisi AFC Champions League tahun 1990. Dirinya bertahan tujuh musim hingga tahun 1995—artinya ia masih perkuat Pelita kala Persib juara tahun 1995.
Herrie baru berbaju Persib mulai kompetisi Liga Indonesia (LI) musim 1996 atau musim kedua LI, tak ada prestasi diperolehnya dari Bandung. Ia bertahan sama lamanya kala berada di Pelita Jaya yakni tujuh musim dan melanglang buana ke berbagai klub di Indonesia mulai musim 2003. Sejumlah klub dibelanya, tercatat PKT Bontang (2003-2004), Persijap Jepara (2004-2005), Persma Manado (2005-2006) dan mengakhiri karir sebagai pesepakbola di klub divisi dua Liga Indonesia PSA Asahan (2006-2007).
Karier Sepakbola Herrie Setiawan
1987 : Bandung Raya
1988-1995 : Pelita Jaya (Juara Kompetisi Galatama 1988-1989 dan 1990-1991, Juara Kompetisi ASEAN 1990, Juara tiga Liga Champions Asia 1990)
1996-2003 : Persib
2003-2004 : PKT Bontang
2004-2005 : Persijap Jepara (Membawa promosi ke divisi utama)
2005-2006 : Persma Manado (Membawa promosi ke divisi utama)
2006-2007 : PSA Asahan (Membawa promosi ke divisi dua)
Prestasi bersama Timnas Indonesia pun pernah didapatinya, ia mengaku pernah menjadi juara bersama Timnas U-19 tahun 1988. Medali Perunggu di SEA Games 1989, Juara SEA Games 1991, meloloskan Indonesia ke putaran final Piala Asia di Qatar, Runner-up Piala Kemerdekaan 1994.
Pasca pensiun sebagai pemain ia merajut asa untuk meniti karier sebagai pelatih, tahun 2006 ia ikuti kursus kepelatihan pertama dan mendapatkan lisensi D PSSI dan melatih Sekolah Sepak Bola (SSB) UNI di Bandung tahun 2007-2009. Meningkatkan pengalaman, Jose diajak rekannya Ronny Remon yang sedang menangani Pelita Jaya U-21 untuk menjadi asistennya guna mengarungi kompetisi Indonesia Super League (ISL) U-21 tahun 2010-2012. Di akhir tahun di Pelita Jaya, Herrie pun mengiringi pelatih Jajang Nurjaman mengarsiteki Pelita Jaya Senior. Saat menukangi tim tersebut ia berhasil mendapat lisensi kepelatihan C AFC.
Saat Jajang Nurjaman ditarik sebagai pelatih kepala Persib Bandung musim 2013, Jose memilih vakum melatih klub dan konsen guna mendapatkan lisensi B AFC. Akhirnya ia pun berhasil mengantongi lisensi kepelatihan hingga Janur-sapaan akrab Jajang Nurjaman-memintanya kembali mengasisteni skuat Persib 2014 dan meraih kesuksesan saat itu menjuarai liga.
Karier Kepelatihan
2006 Mulai mengambil lisensi kepelatihan D PSSI
2007-2009 Melatih SSB UNI
2010-2012 Asisten Pelita Jaya U-21 bersama Ronny Remon dan Jajang Nurjaman (C AFC)
2013 Dapat lisensi kepelatihan B AFC
2014-2015 Asisten pelatih Persib bersama Jajang Nurjaman
2016 Asisten pelatih Persib bersama Dejan Antonic, Caretaker Persib
Prinsip hidup yang dimiliki Herrie Setiawan adalah bagaikan air yang mengalir, namun di tengah aliran tersebut sebagai manusia ia menekankan tetap harus bermimpi. Tak peduli sesulit apapun hambatan atau bendungan curam yang dihadapi seseorang harus tetap kuat menghadapinya.
“Kita harus bermimpi, itu pasti akan tercapai akan terjadi kita harus yakin. Alhamdulillah kalau ingin capai sesuatu kita tetap harus membayangkannya ada tepat di depan kita. Berharap Allah kasih, mengalir saja, jangan ktia mengalir membendung jadi masalah, ketemu tikungan harus dilewatin itu lika-liku hidup,” paparnya.
Bagi pria kelahiran Makasar 18 Maret 1969 ini, kepercayaan sementara manajemen terhadapnya menjadi caretaker tak boleh dijadikan beban. Karena prinsipnya-air yang mengalir-membuat ia harus siap dihadapkan pada situasi Persib yang sedang berada di bawah. Dirinya hanya ingin memberikan hal yang terbaik di setiap harinya untuk Persib apapun posisinya bersama klub. Pasalnya kualitas terbaik akan didapat tergantung apa yang ia lakukan hari ini.
“Kita tetap harus berpikir untuk hari ini, karena hari ini untuk hari esok. Perbuatan usaha kita hari ini adalah untuk hari esok dan akan pengaruhi kualitas hidup kita seterusnya, yang penting berbuatlah yang terbaik saja,” imbuhnya.

Oke…semoga sukses jadi pelatih di Persib. Biarkan Kang Janur memperdalam ilmu kepelatihannya di luar negeri…supaya nanti bisa makin berguna bagi Persib. Tak harus jadi Coach Persib senior kalau kang Heri juga malah lebih lengkap kemampuannya dan juga lebih banyak memberi prestasi dan kebanggaan bagi bobotoh. Mungkin kang Janur bisa mengembangkan diklat Persib dan itu sangat penting untuk kejayaan Persib. Coach Herrie harus lebih dari coach Janur…terutama dalam hal kemampuan rotasi dan regenerasi..dua hal yang minim di masa kang Janur. Supaya prestasi Persib tidak mudah terputus, tapi langgeng.