Ini Alasan Manajemen Persib Gaet Banyak Sponsor
Sunday, 12 May 2019 | 17:31
Persib Bandung mengumumkan 18 sponsor di acara launching tim jelang kompetisi 2019. Insiden musim lalu yang membuat Maung Bandung disanksi dilarang berlaga dengan disaksikan penonton tidak membuat sponsor mundur. Justru nama besar Persib tetap menjadi magnet untuk meningkatkan angka penjualan.
Manajemen Persib sendiri sadar betul bahwa peran dari sponsor sangat krusial. Karena sumber pemasukan untuk menghidupi klub datang dari mitra yang bekerjasama dengan Persib. Direktur PT PBB, Teddy Tjahjono mengaku pihaknya memang tidak kenal lelah untuk mengajak sponsor untuk bergabung.
“Perlu kita ketahui bahwa bahwa di Indonesia untuk membiayai operasional klub paling besar dari penghasilan sponsor. Nah, karena dengan dasar itu makanya kita sih bekerja keras untuk mendapatkan sponsor,” kata Teddy di Savoy Homann, kemarin.
Musim ini ExxonMobil, Didimax, Halodoc dan Azzuri resmi masuk dalam daftar sponsor Persib. Belum lagi ada Salvus yang sudah sepakat untuk merapatkan barisan kembali dengan Maung Bandung. Teddy mengatakan bahwa Persib butuh dana besar untuk menutupi pengeluaran klub yang besar di setiap musimnya.
“Karena kita ingin kondisi Persib itu baik, gaji tidak telat, terus kemudian kita tim ada Diklat juga, kita harus membiayai beberapa kelompok usia plus ada Maung Anom. Nanti diminta ada sepakbola wanita,” ujarnya.
Hasilnya memang jersey yang digunakan oleh pemain Persib pada musim ini semakin ramai dengan logo sponsor. Secara estetika, memang kostum Persib kurang indah dipandang. Tetapi manajemen harus mengambil langkah itu karena demi kehidupan klub untuk menjamin kas mereka aman selama satu musim.
“Ini kan kita harus pastikan bahwa secara operasional ya kita mampu untuk melakukan semua itu. Jadi atas dasar itu lah kita harus kerja keras untuk mendapatkan sponsor,” tutup Teddy.

Persib Bandung mengumumkan 18 sponsor di acara launching tim jelang kompetisi 2019. Insiden musim lalu yang membuat Maung Bandung disanksi dilarang berlaga dengan disaksikan penonton tidak membuat sponsor mundur. Justru nama besar Persib tetap menjadi magnet untuk meningkatkan angka penjualan.
Manajemen Persib sendiri sadar betul bahwa peran dari sponsor sangat krusial. Karena sumber pemasukan untuk menghidupi klub datang dari mitra yang bekerjasama dengan Persib. Direktur PT PBB, Teddy Tjahjono mengaku pihaknya memang tidak kenal lelah untuk mengajak sponsor untuk bergabung.
“Perlu kita ketahui bahwa bahwa di Indonesia untuk membiayai operasional klub paling besar dari penghasilan sponsor. Nah, karena dengan dasar itu makanya kita sih bekerja keras untuk mendapatkan sponsor,” kata Teddy di Savoy Homann, kemarin.
Musim ini ExxonMobil, Didimax, Halodoc dan Azzuri resmi masuk dalam daftar sponsor Persib. Belum lagi ada Salvus yang sudah sepakat untuk merapatkan barisan kembali dengan Maung Bandung. Teddy mengatakan bahwa Persib butuh dana besar untuk menutupi pengeluaran klub yang besar di setiap musimnya.
“Karena kita ingin kondisi Persib itu baik, gaji tidak telat, terus kemudian kita tim ada Diklat juga, kita harus membiayai beberapa kelompok usia plus ada Maung Anom. Nanti diminta ada sepakbola wanita,” ujarnya.
Hasilnya memang jersey yang digunakan oleh pemain Persib pada musim ini semakin ramai dengan logo sponsor. Secara estetika, memang kostum Persib kurang indah dipandang. Tetapi manajemen harus mengambil langkah itu karena demi kehidupan klub untuk menjamin kas mereka aman selama satu musim.
“Ini kan kita harus pastikan bahwa secara operasional ya kita mampu untuk melakukan semua itu. Jadi atas dasar itu lah kita harus kerja keras untuk mendapatkan sponsor,” tutup Teddy.

Enyalah bae ceuk batur jiga koran oge. Nu penting persib sejahtera jeung nu leuwih penting “Juara” ulah ngansaukur mikiran pendanaan wae. Prestasi tah utamakeun..
Geura IPO atuh PBB teh jual saham di bursa efek jadi di jersey teu retem kitu sponsor na sareng bobotoh oge boga kesempetan bogaan saham di PERSIB.
Satuju. Wayahna we da sistem sepakbola na masih teu puguh. Jd butuh sponsor nu seeur kange operasional.