Indonesia Dipermalukan di GBK
Tuesday, 06 September 2011 | 23:49
Pertandingan kedua babak kualifikasi Asia putaran ketiga Pra Piala Dunia, Indonesia tampil menjamu Bahrain di Stadion Gelora Utama Bung Karno Jakarta, Selasa (6/9). Indonesia harus menanggung malu dihadapan publik sepakbolanya sendiri, kalah 0-2 dari Bahrain.
Indonesia berinisiatif melakukan serangan terlebih dahulu begitu wasit meniup kick off babak pertama. Salah satu peluang baik yang diciptakan pasukan Wim Rijsberber terjadi pada menit ke 18. Namun umpan silang kiriman Boaz Salossa gagal dimanfaatkan Bambang Pamungkas. Sundulan sang kapten melenceng ke sisi kanan gawang Bahrain.
Pada babak pertama, kedua kubu dapat menyeimbangkan serangan. Petaka bagi Indonesia terjadi di menit akhir babak pertama. Tendangan Sayed Dhiya Saeed Ebrahim dari sisi kiri pertahanan Indonesia tak mampu ditaklukkan Markus Horison. Di akhir babak satu, Indonesia tertinggal 0-1.
Tak banyak perubahan yang terjadi di babak kedua. Indonesia banyak melakukan kesalahan elementer, kalah di lapangan tengah dan mudah kehilangan bola. Selain itu, stamina dan postur fisik pemain Indonesia berada di bawah pemain Bahrain.
Gawang Markus Horison pun harus bobol untuk kedua kalinya pada menit 72. Ismaeel Abdullatif Ismaeel lepas dari jeratan offside. Dengan mudah, pemain bernomor punggung 11 ini menaklukkan Markus Horison dan menceploskan bola ke gawang Indonesia. Indonesia semakin tertinggal, 0-2.

Tak lama setelah gol kedua, suasana stadion semakin meriah dengan letupan kembang api. Hal itulah yang menyebabkan wasit menghentikan pertandingan. Sebelumnya, pengawas pertandingan sudah memperingatkan penonton untuk tidak menyalakan kembang api.
Tim Indonesia berusaha melakukan lobi terhadap perangkat pertandingan. Bahkan Ketua PSSI, Djorhar Arifin dan Sekjen PSSI, Tri Gustoro pun ikut turun ke lapangan meminta penonton untuk tidak lagi menyalakan kembang api.
Namun sesuai peraturan, pemain harus terlebih dahulu meninggalkan lapangan agar petugas keamanan dapat melakukan tugasnya. Setelah 15 menit, pertandingan dilanjutkan kembali.
Pada 15 menit sisa pertandingan, Indonesia tidak dapat berbuat banyak. Beberapa peluang yang terjadi melalui Bambang Pamungkas, Hamka Hamzah dan Christian Gonzales gagal menyelamatkan Indonesia dari kekalahan.

Pertandingan kedua babak kualifikasi Asia putaran ketiga Pra Piala Dunia, Indonesia tampil menjamu Bahrain di Stadion Gelora Utama Bung Karno Jakarta, Selasa (6/9). Indonesia harus menanggung malu dihadapan publik sepakbolanya sendiri, kalah 0-2 dari Bahrain.
Indonesia berinisiatif melakukan serangan terlebih dahulu begitu wasit meniup kick off babak pertama. Salah satu peluang baik yang diciptakan pasukan Wim Rijsberber terjadi pada menit ke 18. Namun umpan silang kiriman Boaz Salossa gagal dimanfaatkan Bambang Pamungkas. Sundulan sang kapten melenceng ke sisi kanan gawang Bahrain.
Pada babak pertama, kedua kubu dapat menyeimbangkan serangan. Petaka bagi Indonesia terjadi di menit akhir babak pertama. Tendangan Sayed Dhiya Saeed Ebrahim dari sisi kiri pertahanan Indonesia tak mampu ditaklukkan Markus Horison. Di akhir babak satu, Indonesia tertinggal 0-1.
Tak banyak perubahan yang terjadi di babak kedua. Indonesia banyak melakukan kesalahan elementer, kalah di lapangan tengah dan mudah kehilangan bola. Selain itu, stamina dan postur fisik pemain Indonesia berada di bawah pemain Bahrain.
Gawang Markus Horison pun harus bobol untuk kedua kalinya pada menit 72. Ismaeel Abdullatif Ismaeel lepas dari jeratan offside. Dengan mudah, pemain bernomor punggung 11 ini menaklukkan Markus Horison dan menceploskan bola ke gawang Indonesia. Indonesia semakin tertinggal, 0-2.
Tak lama setelah gol kedua, suasana stadion semakin meriah dengan letupan kembang api. Hal itulah yang menyebabkan wasit menghentikan pertandingan. Sebelumnya, pengawas pertandingan sudah memperingatkan penonton untuk tidak menyalakan kembang api.
Tim Indonesia berusaha melakukan lobi terhadap perangkat pertandingan. Bahkan Ketua PSSI, Djorhar Arifin dan Sekjen PSSI, Tri Gustoro pun ikut turun ke lapangan meminta penonton untuk tidak lagi menyalakan kembang api.
Namun sesuai peraturan, pemain harus terlebih dahulu meninggalkan lapangan agar petugas keamanan dapat melakukan tugasnya. Setelah 15 menit, pertandingan dilanjutkan kembali.
Pada 15 menit sisa pertandingan, Indonesia tidak dapat berbuat banyak. Beberapa peluang yang terjadi melalui Bambang Pamungkas, Hamka Hamzah dan Christian Gonzales gagal menyelamatkan Indonesia dari kekalahan.

indonesia memang pantas kalah……..
karna bau hitutt……
Indonesia waduk pisan!!!!!
UNTUNG SAJA KALAH 0-2 YA, TIDAK 0-3. DAN SEBETULNYA KITA SDH MENANG AWAL NYA SAJA , IYA KHAN?
Pemain timnas yang sekarang ini belum layak untuk bermain di level internasional
maka perbaikilah sebaik mungkin bila ingin bermain si piala dunia
itu saran saya…
penonton kampungan….wasit sieun ku petasan jiga lain lalaki,,,huh…tapi itulah pertandingan ada menang ada kalah,,,,ayo Indonesia,,,,
kebanyakan isi TTS sih pelatihnya…pelatih LPI ko dipake
benerkang……pelatihna loba ngisi TTS, pengurus PSSI na loba ngitung kauntungan liga…..
PSSI HRUS TANGGUNG JAWAB
ah waduklah ngancrut, terlalu dianggap remeh jadina kabebeng. tenjo batur mah maen bola tajong teh beuki kadieu beuki alus, ieu mah kalah ka ngancrut. kurang DUKUNA.
jin: aku beri satu permintaan
pssi: saya ingin timnas indonesia juara piala dunia!
Jin: hahahaha… Ngimmpiiii…!!
ngabageakeun nu jadi tamu….
hade pisaaaaan………..!!!!!!
Ka petasan ge sieun eta wasit teh…………Encan Nyaho We Rusuh Di Liga Indonesia
urg mah teu hayang deui ngadukung TIMNAS
mening ngadukung PERSIB we
~
MENDING KENDI ….. DSARI PADA NELE INDONESIA MH < DA PASTI MEDOK … …. … .. .. .. .. . . . . .. haapekkk lhh
udah wajar dan lumrah kalo timnas kalah melulu di pra piala dunia dan piala asia…stamina dan kecepatan lari kita masih pas-pasan..belum ada yg di atas rata-ratakecepatan lari..pdhl speed itu penting utk bertahan dan menyerang
kami tidak bangga pada timnas,kami hanya cinta persib…