
In-Kyun Oh pemain Korea Selatan pertama Persib diboyong pelatih Mario Gomez tahun 2018. Awal kedatangannya, benar tidak diinginkan oleh fans. Judge negatif sebagai pemain “kelas dua” yang tak pantas di klub besar seperti Persib tersemat kepadanya, dinilai tua dan tak bisa jadi penopang saat tim alami kesulitan atau deadlock.
In-Kyun melawan arus, ia berani terima timangan Persib atas segala resiko yang akan ia dapatkan nanti. Bahkan ia sengaja memilih nomor punggung 33 di Persib sebagai identitas gamblang bahwa di tahun tersebut ia benar tua namun tak setua akan kemampuan yang akan ia tunjukkan.
Keraguan mulai dijawab dalam debutnya, saat itu laga permulaan di pra musim ajang Piala Presiden 2018. In-Kyun jadi pahlawan kemenangan Persib dari Sriwijaya FC (16/1/2018) atas gol semata wayangnya. Pembuktian tersebut masih belum mengobati keraguan Bobotoh, kontribusi di kompetisi adalah acuan sesungguhnya.
Berjalannya kompetisi, In-Kyun hampir selalu menjadi bagian utama kekuatan racikan Mario Gomez. Sebanyak 27 penampilan tak sekali pun ia disimpan di bangku cadangan. Dalam formasi 4-4-2 setiap gelandang dituntut Gomez mampu menyerang sekaligus bertahan.

Keseimbangan lini tengah mampu ditopang In-Kyun bersama Dedi Kusnandar. Penampilannya memang tak istimewa, namun tak juga bisa dicap buruk. Tak ada lagi pemain yang mampu dan bisa seperti ia di jajaran pemain pengganti, itu terasa ketika ia harus absen. Keraguan mulai terkikis –meski belum sepenuhnya– fans tahu bahwa untuk saat ini, In-Kyun lah sosok paling ideal diantara pemain lainnya yang tersedia.
Juara paruh musim mampu disandang Persib. Pengharapan angkat trofi 2018 Bobotoh lambungkan, juara dengan skuad seadanya menjadi basa-basi perbincangan hangat suporter di kala meyeruput kopi gelas plastik di stadion. Pemain kelas dua, rekrutan terbatas, bersaing di papan atas. Tapi siapa sangka harapan merengkuh gelar ketiga kalinya gugur oleh regulasi hukuman Komdis PSSI yang mengada-ada. (Bobotoh tahu sandiwara ini).
In-Kyun Oh dan kolega harus menerima pahit kenyataan gagal juara di akhir musim. Jangan kan juara mengamankan tempat zona Asia pun gagal dicapai. Para pencibir tetap pada pendirian yang mereka katakan jika In-Kyun memang tua dan tak bisa menopang tim disaat kesulitan datang. In-Kyun memutuskan pergi tinggalkan Persib di akhir masa kontraknya.
Mulai Dicari

Musim berganti, aura baru di Persib Bandung, perubahan kursi kepelatihan dari tangan Mario Gomez ke Miljan Radovic turut serta membawa perubahan di komposisi pemain asing. Miljan Radovic mendapat evaluasi atas perkembangan tim yang disebut jalan ditempat selama persiapan pra musim 2019. Robert Alberts datang dengan warisan pemain peninggalan ‘profesor’ Radovic.
Rene Mihelic legiun asing baru berposisi gelandang tengah tak lebih baik dari peran In-Kyun. Robert Alberts malah banyak memarkir Mihelic di bangku cadangan. Pada titik itu peran In-Kyun disadari masih ‘mendingan’ ketimbang sang pengganti. Mencari dan membayangkan sosok In-Kyun masuk dalam skema tanpa berharap ia kembali.
Obat dari pencarian itu digubris Robert Alberts dengan melakukan perombakan besar di sektor pemain asing pertengahan musim 2019. Tipikal gelandang berbeda Omid Nazari datang dengan permainan berbeda, pada akhirnya Bobotoh move-on dari satu-satunya gelandang Korea Selatan yang hampir bisa membawa Persib juara.
Komentar Bobotoh