HWC Membawa Perubahan Sekali Seumur Hidup
Thursday, 18 October 2012 | 18:05Pesan atau jargon dari Homeless World Cup adalah membawa perubahan hidup sekali seumur hidup kepada peserta kompetisi melalui sepak bola. Tak dipungkiri, para pemain timnas Indonesia pun pulang dari Meksiko dengan segudang pengalaman dan nilai-nilai hidup untuk diterapkan dalam kehidupan mereka ke depan.
Salah satu pemain timnas street soccer Indonesia yang baru pulang dari Meksiko, Arif Apriadi bertekad untuk lepas dari ketergantungannya pada narkoba. Pengalaman yang bersama timnas di HWC membuka ruang pikirannya untuk berbuat yang lebih positif, setidaknya untuk dirinya sendiri.
“Buat saya pribadi, perubahan ke depan, kebetulan saya masih aktif dengan adiksi saya. Ke depannya saya ingin keluar dari adiksi ini, ingin hidup lebih baik lagi. Dan mungkin saya bisa hidup tanpa adiksi,” janjinya di hadapan rekan-rekannya dalam acara syukuran tim di Rumah Cemara, Kamis (17/10).
Arif sadar tidak ada yang positif dari dunia adiksinya selama ini. Pemain asal Jawa Barat ini mengaku merasa bersyukur mengenal personil Rumah Cemara dan mendapat kesempatan berangkat ke HWC 2012 di Meksiko.
“Dunia adiksi, seperti yang teman-teman tahu, mungkin kehidupan tanpa disiplin dan selalu negatif, tapi disini saya mendapat banyak perubahan. Mungkin ini (kesempatan berangkat ke HWC) hadiah terbesar saya,” ucapnya seraya tak kuasa menahan haru dan nyaris menitikkan air mata.
Pemain lain asal Makassar, Farid, berharap pembuktian prestasi yang ditorehkan timnya bisa mengikir diskriminasi terhadap orang-orang yang terpinggirkan. Sebagai orang dengan HIV, menyatakan akan berjuang untuk Indonesia dan daerah asalnya, Makassar.
“Kalau bicara perubahan adalah melawan ego kita masing-masing ketika di Meksiko. Peringkat 4 ini tidak mudah, banyak konflik yang terjadi. Perubahan, saya sebagai orang termarjinalkan, hidup dengan HIV, saya akan berjuang untuk Indonesia dan daerah saya Makassar. Semoga Indonesia tanpa diskriminasi,” tegasnya.
Sementara pemain lain, Wawan, memiliki cita-cita di dunia sepak bola. Tampil di ajang piala dunia, Wawan berharap bisa menjadi pesepak bola sunggungan di lapangan hijau.
“Rencana, kalau bisa saya juga ingin bisa kaya idola saya di Indonesia, kaya Ahmad Bustomi, main di lapang besar. Harapan lain, Homeless ini bisa dipandang tidak sebelah mata lagi,” tuturnya.

Pesan atau jargon dari Homeless World Cup adalah membawa perubahan hidup sekali seumur hidup kepada peserta kompetisi melalui sepak bola. Tak dipungkiri, para pemain timnas Indonesia pun pulang dari Meksiko dengan segudang pengalaman dan nilai-nilai hidup untuk diterapkan dalam kehidupan mereka ke depan.
Salah satu pemain timnas street soccer Indonesia yang baru pulang dari Meksiko, Arif Apriadi bertekad untuk lepas dari ketergantungannya pada narkoba. Pengalaman yang bersama timnas di HWC membuka ruang pikirannya untuk berbuat yang lebih positif, setidaknya untuk dirinya sendiri.
“Buat saya pribadi, perubahan ke depan, kebetulan saya masih aktif dengan adiksi saya. Ke depannya saya ingin keluar dari adiksi ini, ingin hidup lebih baik lagi. Dan mungkin saya bisa hidup tanpa adiksi,” janjinya di hadapan rekan-rekannya dalam acara syukuran tim di Rumah Cemara, Kamis (17/10).
Arif sadar tidak ada yang positif dari dunia adiksinya selama ini. Pemain asal Jawa Barat ini mengaku merasa bersyukur mengenal personil Rumah Cemara dan mendapat kesempatan berangkat ke HWC 2012 di Meksiko.
“Dunia adiksi, seperti yang teman-teman tahu, mungkin kehidupan tanpa disiplin dan selalu negatif, tapi disini saya mendapat banyak perubahan. Mungkin ini (kesempatan berangkat ke HWC) hadiah terbesar saya,” ucapnya seraya tak kuasa menahan haru dan nyaris menitikkan air mata.
Pemain lain asal Makassar, Farid, berharap pembuktian prestasi yang ditorehkan timnya bisa mengikir diskriminasi terhadap orang-orang yang terpinggirkan. Sebagai orang dengan HIV, menyatakan akan berjuang untuk Indonesia dan daerah asalnya, Makassar.
“Kalau bicara perubahan adalah melawan ego kita masing-masing ketika di Meksiko. Peringkat 4 ini tidak mudah, banyak konflik yang terjadi. Perubahan, saya sebagai orang termarjinalkan, hidup dengan HIV, saya akan berjuang untuk Indonesia dan daerah saya Makassar. Semoga Indonesia tanpa diskriminasi,” tegasnya.
Sementara pemain lain, Wawan, memiliki cita-cita di dunia sepak bola. Tampil di ajang piala dunia, Wawan berharap bisa menjadi pesepak bola sunggungan di lapangan hijau.
“Rencana, kalau bisa saya juga ingin bisa kaya idola saya di Indonesia, kaya Ahmad Bustomi, main di lapang besar. Harapan lain, Homeless ini bisa dipandang tidak sebelah mata lagi,” tuturnya.
