Hujan Gol di GBLA, PSIS Rebut Tiket Terakhir ke Liga 1
Tuesday, 28 November 2017 | 19:48
PSIS Semarang sukses meraih tiket terakhir promosi ke kompetisi kasta tertinggi tanah air usai menundukan Martapura FC. Berlaga dalam laga hidup mati kontra Laskar Sultan Adam di GBLA, Selasa (28/11), PSIS unggul dengan skor 6-4. Hujan gol mewarnai partai yang berjalan terbuka sejak peluit kick off dibunyikan.
Di babak pertama laga berakhir 2-2 setelah gol PSIS yang datang melalui kreasi Hari Nur Yulianto dan Aldair Makatindu disamakan brace Rifan Nahumarury. Di interval kedua masing-masing tim pun harus kembali berbagi gol setelah dua gol tambahan Hari sanggup disamakan Reza Saputra dan Aidil Bogel.
Laga pun harus dilanjutkan ke babak tambahan waktu guna mencari pelengkap slot promosi ke Liga 1. PSIS pun menunjukan kapasitas mereka dengan mencetak dwigol di extra time. Andrid Wibawa jadi supersub berkat torehan golnya di menit 97 dan 120 untuk angkat PSIS ke kasta teratas.
Pelatih PSIS, Subangkit pun bersyukur dirinya mampu membuktikan diri sebagai pelatih yang piawai membawa tim promosi. Sebelumya dia membawa Persekabpas dan Persema Malang naik kasta. Hasil di laga ini juga akhirnya membuat Jawa Tengah punya wakil di level tertinggi kompetisi Indonesia.
“Syukur Alhamdulillah ada wakil dari Jawa Tengah ke Liga 1. Dan buat pertandingan berjalan main terbuka saja, satu pertandingan bisa mencapai 10 gol tentunya kita sama-sama mau menang,” jelas Subangkit usai laga di GBLA, Selasa (28/11).
Dia mengaku bahwa drama 10 gol di GBLA menjadi bukti duel kedua tim berjalan sengit. Mereka pun harus kecolongan 4 kali dan dua diantaranya terjadi di babak pertama. Hanya saja Subangkit tak menyalahkan pemain belakangnya namun memang serangan Martapura memang cukup menyulitkan.
“Babak awal kita sudah kebobolan, tentunya bukan berarti pemain belakang kita ada kelemahan tapi kita kesulitan buat antisipasi agresivitas pemain lawan,” tuturnya.
Sementara itu pelatih Martapura, Frans Sinatra Huwae mengatakan bahwa timnya memang sempat lengah. Kesalahan kecil itu berhasil dimanfaatkan oleh lawan hingga menentukan hasil akhir di partai perebutan juara ketiga ini. Dia pun berusaha tetap tegar, meski tim asuhannya gagal promosi ke Liga 1.
“Saya tetap bersyukur karena kami sudah bisa menembus final dan saya melihat anak-anak sudah berusaha bermain maksimal. Mungkin ini belum saatnya kami untuk lolos ke Liga 1,” ujar Frans.

PSIS Semarang sukses meraih tiket terakhir promosi ke kompetisi kasta tertinggi tanah air usai menundukan Martapura FC. Berlaga dalam laga hidup mati kontra Laskar Sultan Adam di GBLA, Selasa (28/11), PSIS unggul dengan skor 6-4. Hujan gol mewarnai partai yang berjalan terbuka sejak peluit kick off dibunyikan.
Di babak pertama laga berakhir 2-2 setelah gol PSIS yang datang melalui kreasi Hari Nur Yulianto dan Aldair Makatindu disamakan brace Rifan Nahumarury. Di interval kedua masing-masing tim pun harus kembali berbagi gol setelah dua gol tambahan Hari sanggup disamakan Reza Saputra dan Aidil Bogel.
Laga pun harus dilanjutkan ke babak tambahan waktu guna mencari pelengkap slot promosi ke Liga 1. PSIS pun menunjukan kapasitas mereka dengan mencetak dwigol di extra time. Andrid Wibawa jadi supersub berkat torehan golnya di menit 97 dan 120 untuk angkat PSIS ke kasta teratas.
Pelatih PSIS, Subangkit pun bersyukur dirinya mampu membuktikan diri sebagai pelatih yang piawai membawa tim promosi. Sebelumya dia membawa Persekabpas dan Persema Malang naik kasta. Hasil di laga ini juga akhirnya membuat Jawa Tengah punya wakil di level tertinggi kompetisi Indonesia.
“Syukur Alhamdulillah ada wakil dari Jawa Tengah ke Liga 1. Dan buat pertandingan berjalan main terbuka saja, satu pertandingan bisa mencapai 10 gol tentunya kita sama-sama mau menang,” jelas Subangkit usai laga di GBLA, Selasa (28/11).
Dia mengaku bahwa drama 10 gol di GBLA menjadi bukti duel kedua tim berjalan sengit. Mereka pun harus kecolongan 4 kali dan dua diantaranya terjadi di babak pertama. Hanya saja Subangkit tak menyalahkan pemain belakangnya namun memang serangan Martapura memang cukup menyulitkan.
“Babak awal kita sudah kebobolan, tentunya bukan berarti pemain belakang kita ada kelemahan tapi kita kesulitan buat antisipasi agresivitas pemain lawan,” tuturnya.
Sementara itu pelatih Martapura, Frans Sinatra Huwae mengatakan bahwa timnya memang sempat lengah. Kesalahan kecil itu berhasil dimanfaatkan oleh lawan hingga menentukan hasil akhir di partai perebutan juara ketiga ini. Dia pun berusaha tetap tegar, meski tim asuhannya gagal promosi ke Liga 1.
“Saya tetap bersyukur karena kami sudah bisa menembus final dan saya melihat anak-anak sudah berusaha bermain maksimal. Mungkin ini belum saatnya kami untuk lolos ke Liga 1,” ujar Frans.

Pemain2 model Rifan Nahumarury jeung Irfan Jaya nu diperlukeun ku Persib, cepat, ngotot jeung skill individu mumpuni
Beulian sib mayan murmer keneh