Connect with us

Arena Bobotoh

“Histeria 10/11″ PERSIB

Published

on

Oleh: Eden Firmansyah

edenMusim ini (2010-2011) musim yang “aneh” bagi Persib. Perjalanan Persib dimusim ini tidak seperti yang saya bayangkan di awal musim.

Optimisme muncul ketika Persib akan dilatih oleh pelatih berlisensi UEFA, Daniel Darko Jankovic.  Squad inti pemain sudah ideal hanya agak khawatir dengan banyaknya pemain timnas Indonesia dan di posisi kiper utama, meskipun pemain timnas Indonesia (pendapat pribadi). Management Persib (PT. PBB) yang menurut saya sungguh hebat, mendatangkan sponsorship yang sangaaatt baik.

Kemudian muncul gejolak-gejolak.  Isue awal adalah Pemilihan Jankovic sebagai pelatih Persib. Sepertinya tidak satu kata antara Konsorsium Persib dan Management Persib. Tapi tetap diputuskan Jankovic sebagai pelatih. Kemudian insiden saat TC, antara Pelatih Jankovic dan pemain (Markus Haris Maulana). Jelas ini sedikit banyak mengganggu Tim secara keseluruhan.  Akhirnya Jankovic pun terdepak dari kursi Pelatih, digantikan oleh asistennya Jovo Cuckovic. Terlihat pelatih Jovo ini memiliki skill teknis melatih yang sangat bagus, hanya saja beliau sepertinya lemah dalam hal memimpin (mungkin kendala bahasa juga). Alhasil di akhir paruh musim Jovo mengikuti jejak Jankovic, turun dari kursi kepelatihan Persib. Hal ini seiring dengan tidak makin membaiknya prestasi Persib.

Di pertengahan musim ini Persib mendatangkan kembali Pelatih, pelatih ke 3 Persib dalam 1 musim, Daniel Roekito. Hingga saat ini beliau masih memegang posisi Pelatih. Kesan sangat hati-hati kala Persib berlaga terlihat sekali dalam kepemimpinan beliau (pendapat pribadi). Dan satu hal yang saya khawatirkan adalah mudah sekali Pelatih Daniel ini membicarakan ke publik tentang kondisi pemain dan strategi yang akan dimainkan Persib. Hal ini mungkin sekali dapat menjadi bumerang atau bahkan menjadi senjata ampuh ketika dapat menyikapinya.

Gejolak berikutnya adalah lika-liku dalam Squad Persib sendiri.

Adanya AFC 2010 ataupun Agenda Timnas U23 menurut saya sangat mengganggu squad Persib sendiri. Eka Ramdhani, Hariono, Maman Abdurrahman, Christian Gonzales, Markus H Maulana, Nova Arianto, Munadi dipanggil Timnas Indonesia. Baihaki Khaizan dan Shahril Ishak dipanggil Timnas Singapura. Padahal mereka adalah pilar-pilar diposisinya masing-masing. Hariono, Nova dan Munadi dikembalikan ke Persib akibat cedera saat berlatih di Timnas.

TC atau “insiden gelas” tentunya mempengaruhi mental squad sendiri. Nova tidak mau lagi menjadi kapten tim. Begitu pula dengan pemain-pemain lainnya, enggan menjadi Kapten. Meski akhirnya Eka Ramdhani yang kemudian dipilih sebagai kapten. Kisruh-kisruh ini sangat jelas mempengaruhi permainan Persib dilapangan. Ditambah lagi dengan cederanya beberapa pemain yang sedang bagus-bagusnya (Jejen, Gilang Angga, Munadi, Hilthon, Eka, Gonzales). Dan dengan sendirinya mempengaruhi prestasi Persib. Imbasnya, duo Singapura dilepas diparuh musim dan Pablo Frances dipinjamkan ke Persikab. Sebelumnya Gilang Angga juga akan dipinjamkan, namun tidak jadi.

Matsunaga Shohei, Miljan Radovic, dan Abanda Herman didatangkan di awal paruh musim kedua. Kini Optimisme yang sedikit terkikis itu bangkit kembali terhadap squad Persib dan management. Isu internal Persib makin hilang. Namun Persib tetap harus siaga akan isu eksternal kini yg mencuat, kisruh di PSSI.

Squad Persib 2010-2011 (eps. 3) :

Pelatih : Daniel Roekito.

Assisten Pelatih : Roby Darwis, Anwar Sanusi (pelatih kiper).

Penjaga Gawang : Markus Haris Maulana, Cecep Supriyatna, Dadang Sudrajat.

Pemain Belakang : Nova Arianto, Maman Abdurahman, Wildansyah, Abanda
Herman, Yudi Khoerudin, Isnan Ali, Gilang Angga.

Pemain Tengah : Eka Ramdhani (C), Hariono, Siswanto, Miljan Radovic,
Munadi, M Agung Pribadi, Atep, Dias Angga Putra, Matsunaga Shohei,
Rendi Saputra, Jejen Zainal Abidin.

Pemain Depan : Christian Gonzales, Hilthon Moreira, Airlangga Sucipto,
Rachmat Afandi.

 

Penulis adalah bobotoh ti Ujungberung lulusan Ilkom IPB.

Pendapat yang dinyatakan dalam tulisan ini sepenuhnya merupakan pendapat pribadi penulis, tidak mencerminkan pendapat redaksi Simamaung.

Musim ini (2010-2011) musim yang “aneh” bagi Persib. Perjalanan Persib
dimusim ini tidak seperti yang saya bayangkan di awal musim.


Optimisme muncul ketika Persib akan dilatih oleh pelatih berlisensi
UEFA, Daniel Darko Jankovic.  Squad inti pemain sudah ideal hanya agak
khawatir dengan banyaknya pemain timnas Indonesia dan di posisi kiper
utama, meskipun pemain timnas Indonesia (pendapat pribadi). Management
Persib (PT. PBB) yang menurut saya sungguh hebat, mendatangkan
sponsorship yang sangaaatt baik.

Kemudian muncul gejolak-gejolak.  Isue awal adalah Pemilihan Jankovic
sebagai pelatih Persib. Sepertinya tidak satu kata antara Konsorsium
Persib dan Management Persib. Tapi tetap diputuskan Jankovic sebagai
pelatih. Kemudian insiden saat TC, antara Pelatih Jankovic dan pemain
(Markus Haris Maulana). Jelas ini sedikit banyak mengganggu Tim secara
keseluruhan.  Akhirnya Jankovic pun terdepak dari kursi Pelatih,
digantikan oleh asistennya Jovo Cuckovic. Terlihat pelatih Jovo ini
memiliki skill teknis melatih yang sangat bagus, hanya saja beliau
sepertinya lemah dalam hal memimpin (mungkin kendala bahasa juga).
Alhasil di akhir paruh musim Jovo mengikuti jejak Jankovic, turun dari
kursi kepelatihan Persib. Hal ini seiring dengan tidak makin
membaiknya prestasi Persib.

Di pertengahan musim ini Persib mendatangkan kembali Pelatih, pelatih
ke 3 Persib dalam 1 musim, Daniel Roekito. Hingga saat ini beliau
masih memegang posisi Pelatih. Kesan sangat hati-hati kala Persib
berlaga terlihat sekali dalam kepemimpinan beliau (pendapat pribadi).
Dan satu hal yang saya khawatirkan adalah mudah sekali Pelatih Daniel
ini membicarakan ke publik tentang kondisi pemain dan strategi yang
akan dimainkan Persib. Hal ini mungkin sekali dapat menjadi bumerang
atau bahkan menjadi senjata ampuh ketika dapat menyikapinya.

Gejolak berikutnya adalah lika-liku dalam Squad Persib sendiri.

Adanya AFC 2010 ataupun Agenda Timnas U23 menurut saya sangat
mengganggu squad Persib sendiri. Eka Ramdhani, Hariono, Maman
Abdurrahman, Christian Gonzales, Markus H Maulana, Nova Arianto,
Munadi dipanggil Timnas Indonesia. Baihaki Khaizan dan Shahril Ishak
dipanggil Timnas Malaysia. Padahal mereka adalah pilar-pilar
diposisinya masing-masing. Hariono, Nova dan Munadi dikembalikan ke
Persib akibat cedera saat berlatih di Timnas.

TC atau “insiden gelas” tentunya mempengaruhi mental squad sendiri.
Nova tidak mau lagi menjadi kapten tim. Begitu pula dengan
pemain-pemain lainnya, enggan menjadi Kapten. Meski akhirnya Eka
Ramdhani yang kemudian dipilih sebagai kapten. Kisruh-kisruh ini
sangat jelas mempengaruhi permainan Persib dilapangan. Ditambah lagi
dengan cederanya beberapa pemain yang sedang bagus-bagusnya (Jejen,
Gilang Angga, Munadi, Hilthon, Eka, Gonzales). Dan dengan sendirinya
mempengaruhi prestasi Persib. Imbasnya, duo Singapura dilepas diparuh
musim dan Pablo Frances dipinjamkan ke Persikabo. Sebelumnya Gilang
Angga juga akan dipinjamkan, namun tidak jadi.

Matsunaga Shohei, Miljan Radovic, dan Abanda Herman didatangkan di
awal paruh musim kedua. Kini Optimisme yang sedikit terkikis itu
bangkit kembali terhadap squad Persib dan management. Isu internal
Persib makin hilang. Namun Persib tetap harus siaga akan isu eksternal
kini yg mencuat, kisruh di PSSI.

Squad Persib 2010-2011 (eps. 3) :

Pelatih : Daniel Roekito.

Assisten Pelatih : Roby Darwis, Anwar Sanusi (pelatih kiper).

Penjaga Gawang : Markus Haris Maulana, Cecep Supriyatna, Dadang Sudrajat.

Pemain Belakang : Nova Arianto, Maman Abdurahman, Wildansyah, Abanda
Herman, Yudi Khoerudin, Isnan Ali, Gilang Angga.

Pemain Tengah : Eka Ramdhani (C), Hariono, Siswanto, Miljan Radovic,
Munadi, M Agung Pribadi, Atep, Dias Angga Putra, Matsunaga Shohei,
Rendi Saputra, Jejen Zainal Abidin.

Pemain Depan : Christian Gonzales, Hilthon Moreira, Airlangga Sucipto,
Rachmat Afandi.

Advertisement
23 Comments

23 Comments

  1. co_menk

    15/04/2011 at 22:20

    @hitler kumaha sia we..

    si hitler teh singhoreng ceuli na conge an..

    ^sori typo euy..

    Wajar kan ler..
    kabeh ge apal maksud na lain eta..

  2. Fariz

    18/04/2011 at 07:08

    Sekedar saran, nu ngaran tim alus kudu d bangun ti pembinaan usia muda, contohna barcelona boga La Masia de Can Planes, atawa Mu nu angkatan akademi Mu angkatan 92na sukses mawa treble winer taun 99. jigana lamun skuad persib u23 nu kamari juara LSI u23 dibere kepercayaan persib insya allah leuwih alu, ayeuna kuring bungah ningali geus aya pemaen muda nu geus sering maen reguler.. ieu hal positif nu kudu terus d pertahan keun
    HIDUP PERSIB

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Arena Bobotoh

Persib Tim Spesialis Kampanye?

Published

on

Saat membaca ini, bobotoh di lini masa X pasti sedang banyak melihat seliweran poto dan info mengenai tim Persib Legend dengan menggunakan kaos bertuliskan salah satu calon presiden, Ganjar Pranowo. Dan pernyataan resmi klub tidak berafiliasi dengan mereka dan satu sosok calon presiden tertentu (atau dengan yang lain? #eh).

Jika kita bicarakan sedikit sejarah, sejauh yang saya baca, Persib dan suporternya termasuk salah satu entitas yang cukup aktif di sepakbola indonesia saat ada momentum politik. Kita mungkin masih ingat saat manager dan pemain Persib ikut kampanye politik pilbup Sumedang, juga saat sebagian suporter ikut kampanye calon legislatif, gubernur Jawa Barat pernah dijadikan duta tim, dan terakhir bagaimana munculnya komunitas bobotoh Jokowi pada tahun 2019 dan sekarang muncul fenomena Persib Legend ini.

Peneliti Halim dan Lalongan pernah menjelaskan bahwa sebuah partisipasi poliitk bisa dilakukan secara individual ataupun kolektif atau bersama-sama. Yang dilakukan secara individu biasanya tidak menimbulkan friksi di maksyarakat, namun jika dilakukan secara kolektif biasanya menimbulkan friksi, apalagi menyangkut suatu budaya populer yang sudah sangat menempel sebagai satu identitas kedaerahan, misalnya Persib.

Tapi kenapa pesona Persib begitu menawan untuk para elit dan kelompok politik? Teddy Tjahjono (dilansir bola.net) pernah mengkliam jika Persib memiliki 22 juta suporter, angka ini tentu sangat signifikan jika kita kaitkan pada sisi politik. Daftar pemilih tetap KPU untuk tahun 2024 sebanyak 204 juta penduduk. Bisakah terbayang berapa persen jika satu elit atau satu kelompok politik memiliki 2-30 persen dari 22 juta orang pendukung Persib Bandung saja. Dari angka itu sekilas kita tahu, Persib merupakan medium yang menarik untuk “terlibat” dalam politik. Kita pun seakan sudah tidak aneh lagi melihat gimmick politik dimana elit atau kelompok politik, menggunakan pernak-pernik Persib saat pemilihan umum, misal poto sambil membawa syal Persib saat musim kampanye, atau tiba-tiba menggunakan jaket Persib saat foto untuk baligo demi kepentingan elektoral, tapi apakah harus biasa dan mengerti? Negara kita mengatur akan hak ini dalam Pasal 43 Ayat (1 dan 2) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM) dinyatakan, “setiap warga negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan umum berdasarkan persamaan hak melalui pemungutan suara yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”, jadi bebaskeun.

TAPI, dalam setiap kampanye politik, dalam format apapun itu, sistem penyaringan ada pada diri individu, diartikan setiap bobotoh punya kuasa atas dirinya sendiri, apa dia mau menerima informasi dan melaksanakan akan pesan politik yang disebarkan lewat klub atau kelompok suporternya tersebut atau tidak?
Kita tarik sedikit ke masa lalu, federasi sepakbola (PSSI) di Indonesia memang terbentuk atas dasar politik, sebagai sarana pemersatu bangsa Indonesia untuk melawan penerintahan Belanda saat itu. Jadi jika sekarang masih berpolitik, apakah Persib dan sepakbola Indonesia pada umumnya memang sudah ditakdirkan untuk selalu dekat dengan perpolitikan?

Saya jadi teringat salah satu adegan di The Simpsons, dimana Burney Gumble seorang pemabuk, melihat kampanye Mr. Burns, dia bilang “pemilihan umum? Bukankah itu saat para politikus menutup pintu mereka (untuk mendengarkan suara rakyat) bukan?”, every man for themselves, wahai bobotoh!

Ditulis oleh Kiki Esa Perdana. Penulis adalah bobotoh biasa saja yang kebetulan suka politik.

Lanjut Membaca

Arena Bobotoh

Mau Sampai Kapan?

Published

on


Pertandingan sudah memasuki pekan ke-8, Persib Bandung mencatatkan 1 kemenangan, 5 imbang, dan 2 kali kalah. Faktanya Persib berada di jurang degradasi, jurang degradasi! Melihat fakta seperti ini jelas sangat menyedihkan bagi Bobotoh Persib. Sampai pekan terakhir liga sehingga Persib degradasi? Siapa yang akan bertanggung jawab bila seperti ini? Tak terbayangkan bila Persib harus berjuang di liga 2, sungguh tak terbayangkan. Mau sampai kapan?

Keruwetan klub Persib sudah terlihat dari banyaknya persoalan yang sedang dihadapi, dari mulai persiapan yang tidak optimal, rombongan pelatih yang keluar secara mendadak pada pekan ke-3, pemain asing yang cedera pada debutnya, hubungan dengan suporter yang merenggang, hukuman untuk beberapa pemain yang terprovokasi sehingga mendapatkan sanksi dari komdis, serta stadion yang terlihat tidak full. Mau sampai kapan?

Akar masalah dari persoalan ini tampak jelas. Segera lakukan pendekatan dari semua elemen dari mulai manajemen, pelatih, pemain, serta suporter sehingga bisa mengembalikan Persib kembali kepada jalurnya. Perbaikan hubungan dengan Bobotoh menjadi hal yang krusial mengingat Persib sedang membutuhkan dukungan yang nyata dari suporternya. Sebesar apapun sebuah klub, bila tanpa dukungan yang nyata akan sangat berpengaruh terhadap performa pemain di atas lapangan. Pemain di locker room pun sepertinya selain faktor teknis ganti pelatih ganti strategi, tahu betul bahwa faktor persoalan dari luar lapangan mempengaruhi mental para pemain. Mau sampai kapan?

Saya meyakini bahwa semua elemen menginginkan yang terbaik untuk Persib. Persoalan yang berlarut akan sangat merugikan untuk klub Persib. Sebelum semuanya terlambat alangkah baiknya lakukan pendekatan dengan duduk bersama, saling menghargai pendapat, lupakan ego sejenak. Karakter budaya urang Sunda mah sangat besar dan mudah memaafkan. Saya hanya ingin Persib kembali ke jalur juara, sungguh ini sangat menyedihkan. Mau sampai kapan?

Penulis Tyas Agung Pratama (@tyspra), sehari-hari mencerdaskan anak bangsa. Bobotoh yang ingin kembali Persib juara.

Lanjut Membaca

Arena Bobotoh

Melupakan Persib Bandung Saat Ini Sebagai Warisan Budaya

Published

on

Pada Podcast Simamaung Episode 24 (ditayangkan 6 September 2020) terdapat pernyataan dari narasumber episode tersebut (Hevi Fauzan). Disebutkan bahwa setelah kemerdekaan Republik Indonesia, aset-aset KNIL sekitaran jalan yang saat ini nama pulau (Jalan Manado, Jalan Ambon, Jalan Bali, Jalan Lombok dan seterusnya) diakuisisi oleh Angkatan Darat saat itu dengan mendirikan Divisi Siliwangi. Termasuk diantaranya lapangan sepak bola yang kemudian akhirnya dibangun menjadi sebuah stadion pada 1954 sebagai bagian dari persiapan ulang tahun Divisi Siliwangi ke-10, yang diberi nama Stadion Siliwangi.

Penamaan Siliwangi erat dengan budaya Sunda karena salah satu nama yang dibanggakan oleh orang Sunda terkait dengan sejarah Prabu Siliwangi. Walaupun nantinya perbedaan cerita Prabu Siliwangi namun benang merah sejarah terkait penggunaan logo Maung yang sejatinya binatang asli Jawa Barat dengan nama ilmiah (subspecies) Panthera Tigris Sondaica yang pada akhirnya patut kita hormati sebagai bagian sejarah Persib Bandung yang mengakar dan menjadi cerita karena Stadion Siliwangi sendiri menjadi bagian dari estafet perkembangan Persib Bandung.

Diceritakan juga bagaimana pernah ada saksi sejarah pertandingan Persib Bandung melawan PSV Eindhoven seorang bapak tua dari Cianjur dan teman-temannya saat itu menggunakan angkutan umum untuk datang ke Stadion Siliwangi dan memiliki kebanggaan untuk menceritakan pertandingan tersebut kepada orang lain ataupun anak dan atau cucunya kelak. Persib Bandung menjadi sangat melekat dengan Stadion Siliwangi karena pada saat itu dianggap representatif dan termegah pada zamannya hingga akhirnya bertahap Persib Bandung pindah ke Stadion Si Jalak Harupat.

Kembali pada waktu lampau, saat Persib Bandung masih dikelola pemerintah kota Bandung dimana Persib Bandung sebagai karakter dan budaya yang mengakar karena dianggap mewakili identitas, semangat dan bagian hidup orang Sunda umumnya Jawa Barat. Level fanatisme yang terjadi sudah tidak terlihat dengan penggunaan identitas Persib Bandung namun terlihat dari antusiasme dan cara ekspresi Bobotoh yang menceritakan Persib Bandung dari masa ke masa sehingga jumlah Bobotoh berkembang dan membentuk kelompok-kelompok pendukung Persib Bandung.

Sehingga menimbulkan transisi sejarah cerita Persib Bandung dari Stadion Siliwangi ke Stadion Si Jalak Harupat hingga ke Stadion Gelora Bandung Lautan Api, namun transisi sejarah ini juga tetap melekat dan meninggalkan banyak cerita dukungan Bobotoh mendukung Persib Bandung. Banyak juga kita temukan fakta bahwa tidak semua Bobotoh yang datang ke Stadion dapat masuk menonton langsung. Namun saat ini kita hanya dapat mengenang romantisme bagaimana mendengarkan siaran tandang Persib Bandung melalui Radio RRI, memanjat pohon atau tiang lampu di Stadion Siliwangi untuk melihat pertandingan langsung dan hal lain yang menjadi kenangan dalam cerita mendukung Persib Bandung.

Memasuki era industri saat ini, kita belum melihat langkah PT Persib Bandung Bermartabat menjadikan Persib Bandung sebagai Intengible Heritage (Warisan budaya tak benda dalam konteks Persib Bandung sebagai nilai hidup dan turun temurun). Entah itu didaftarkan pada UNESCO ataupun sebagai bagian dari konsep PT Persib Bandung Bermartabat dalam mengelola fanatisme Bobotoh di tengah perpaduan pengelolaan era industri dari era budaya yang menjadikan jarak yang terlalu jauh saat ini.

Pengelolaan tiket, pengelolaan hubungan dengan kelompok Bobotoh dan cara interaksi dalam media sosial menjadi hal yang saat ini disorot oleh kelompok Bobotoh. Belum lagi konflik internal pelatih dan pemain yang menjadi bulan-bulanan bagi Bobotoh. Tentu hal ini sangat mengganggu dan membuat kharisma Persib Bandung sebagai budaya menjadi sangat rumit karena tuntutan industri dan rasa memiliki dari kelompok Bobotoh.

Salah satu yang dibutuhkan saat ini bagi pemain dan bagi pelatih baru Persib Bandung adalah memahami dan menunjukkan di lapangan semangat Persib Bandung dengan karakter dalam bermain sehingga identitas Persib Bandung muncul kembali sehingga dapat mengangkat moral elemen Persib Bandung, sebagai contoh kita sebagai Bobotoh akan selalu yakin Persib Bandung dapat menunjukkan semangat berjuang dalam bermain walaupun tertinggal gol. Kita dapat melihat pertandingan Persib Bandung melawan Arema Malang di Stadion Si Jalak Harupat pada 2014 yang berkesudahan 3-2, dimana saat babak pertama tertinggal 0-2, semangat dan karakter Tantan saat itu menjadi titik balik kemenangan, apakah pada saat itu Tantan menerima strategi khusus dari Djadjang Nurjaman? Dalam cerita yang kita tahu tidak ada, semangat moral dan karakter yang akhirnya menjadi pembeda.

Semoga masalah karakter dan semangat moral ini dapat diperbaiki setelah kekalahan melawan PSM Makassar kemarin dan dijawab oleh pelatih baru, mengembalikan karakter ini penting sebelum aplikasi strategi dalam konteks Persib Bandung. Saat ini melupakan pertandingan Persib Bandung menjadi hal yang mudah karena akses mendapatkan tiket menjadi panjang, menyaksikan pada televisi juga menjadi hal yang mudah ditinggalkan cukup dengan mengetahui hasil akhir. Semua terjadi karena jauhnya pengelolaan Persib Bandung dari fase budaya, konflik dengan kelompok Bobotoh adalah hal yang seharusnya tidak terjadi.

Kita juga berharap PT Persib Bandung Bermartarbat dapat mengubah pola pengelolaan untuk dapat lebih merangkul kelompok Bobotoh sehingga tidak menghilangkan landasan budaya sebelum akhirnya berbicara pengelolaan yang jauh lebih teknis dan lebih industrial.

Ditulis Yosha Rory, dengan akun Twitter @roryosha

Lanjut Membaca
Bir kaç senedir çalıştığım iş yerinde patronla aram çok iyi porno izle Patron ara sıra beni evine gönderiyor ve oradaki işleri yapmamı istiyor porno gif Karısına yardım ediyorum türk porno evde bozulan şeyleri tamir ediyorum porno bahçe işlerini hallediyorum porno izle Yeri geliyor çamaşırları bile yıkıyorum bedava porno Tabi evlerine gittiğim zaman karısıyla yalnız oluyoruz sex patronum tüm gün şirkette oluyor porno izle Herifin karısı 44 yaşında olmasına rağmen çok çekici seksi birisi porno resimler İlgimi çekiyor fakat işimi kaybetmek istemediğim için kadına bakmamaya çalışıyorum porno İşim bittikten sonra salonda televizyon bakıyordum porno indir bu sırada patronun karısı iç çamaşırlarıyla yanıma gelip karşımda durdu porno sikimi açıp yalamaya başladı porno ve ağzına boşaldım.
Advertisement

Komentar Bobotoh

Arsip

Trending