Hindari Konflik Internal di Awal Musim
Tuesday, 19 July 2011 | 18:14Oleh: Angga Hasbiasidik
Babak baru Liga Super Indonesia baru dimulai pada bulan September/Oktober, namun di Bandung suasana pra-musim ini sudah memanas, hal ini dikarenakan memanasnya bursa calon nakhkoda Persib Bandung untuk musim 2011/2012. Hal ini dikarenakan prestasi Persib yang tak kunjung memuaskan para bobotoh. Bayangkan dari tiga musim terakhir posisi persib terus saja menurun, dari posisi ke-3 (2008/2009) turun ke peringkat lima klasemen (2009/2010) dan terdampar di posisi ke-7 (2010/2011). Beberapa nama besar digadang-gadang akan menakhodai Persib musim depan. siapa pun itu, terntunya sebagai bobotoh kita semua mengharapkan sesuatu perubahan positif dalam tubuh tim.
Bila soal nama, biarlah itu menjadi wewenang pengurus untuk menentukan siapa yang paling layak meangani Persib, sebagai bobotoh kita tentu saja mendukung sekaligus mengawasi semua proses yang terjadi dibalik pemilihan tersebut semoga tidak terjadi hal-hal seperti musim lalu, dimana pelatih berlisensi UEFA seperti Daniel Darko Jankovic yang secara kualitas memiliki skill teknis melatih yang cukup baik pun tidak dapat berbuat banyak dikarenakan gejolak-gejolak yang muncul di dalam Tim.
Berkaca dari hal tersebut, tentu saja manajemen dan konsorsium harus banyak belajar dari pengalaman bahwa permasalahan biasanya timbul dari dalam tubuh tim itu sendiri, berangkat dari hal tersebut semoga saja tidak ada konfilk intern dalam perjalanan Persib musim depan, kalau toh pun ada diharapkan semua pihak dapat menahan diri agar permasalahan tidak merembet pada jatuhnya prestasi Persib.
Kekhawatiran ini tentu saja bukan tanpa alasan, Persib bukanlah tim kacangan yang baru terbentuk kemaren sore, Persib Bandung adalah sebuah klub sepakbola yang mapan dan memiliki nilai jual yang sangat tinggi untuk ukuran klub lokal ditambah dukungan dari bobotoh yang sangat luar biasa, tentu saja hal itu akan mengundang banyak “tangan” yang memiliki berbagai kepentingan diluar sepakbola. Hal ini mungkin menjadi sesuatu yang posistif ketika dapat menyikapinya atau bahkan dapat menjadi bumerang pada Persib dan pada akhirnya tentu semua bobotoh dan pencinta sepak bola di Jawa Barat yang akan dirugikan.
Jika kembali ke masalah penunjukan pelatih, saya sebagai bobotoh hanya ingin mengemukakan pendapat, jika bicara soal prestasi kita memang tidak boleh cepat puas dan harus terus berusaha untuk mencapai yang terbaik, tapi itu bukan berarti kita harus memperbaiki setiap kegagalan dengan cara yang instan juga.
Saya pribadi masih ingat bagaimana euphoria Kota Bandung ketika Persib ditangani oleh seorang Arcan Iuri, setelah format kompetisi berubah menjadi Liga Super, dia satu-satunya pelatih yang bisa membawa persib ke puncak walau hanya setengah musim, setelah itu konflik mulai bermunculan dan tekanan dari bobotoh yang ingin segera melihat Persib merebut juara membuat beban yang ada dipundaknya semakin berat dan memaksanya turun saat itu, sekarang kita lihat beberapa musim setelahnya prestasi Persib Bandung bukannya membaik malah semakin menurun.
Pergantian pelatih memang terkadang menjadi sebuah solusi yang mampu membuat tim lebih baik, namun terkadang pergantian pelatih juga merupakan blunder yang paling besar dalam perjalanan sebuah klub. Melihat musim lalu (2010/2011), pergantian dari Jovo ke Daniel Roekito adalah sebuah langkah yang tepat dan prestasi Persib mulai membaik, jika menghitung point yang dikumpulkan Persib musim lalu, semua bobotoh tentu saja berkata bahwa itu prestasi yang buruk, namun jika kita hitung point yang dikumpulkan Daniel untuk Persib, sulit rasanya mengatakan kalau dia gagal. Pada awal kepindahannya ke Persib, Daniel sudah membangun pondasi yang cukup baik untuk Persib.
Siapapun calon pelatih Persib musim depan, tanpa bermaksud menyebut nama, tentu saja kita sebagai bobotoh mengharapkan agar sosok tersebut mampu meneruskan pondasi tim yang telah dibangun oleh Daniel Roekito agar Persib bisa terus berkembang menjadi tim yang lebih baik lagi dan tentu kita pun tidak mengharapkan seorang sosok yang kemudian membuat pondasi baru namun ternyata itu justru membuat Persib semakin terpuruk seperti ketika ditangani oleh seorang Daniel Darko Jankovic. Layaknya sebuah bangunan yang terus membangun pondasi yang baru, bisa kita bayangkan kapan bangunannya akan jadi. Jika setiap musim persib harus membentuk lagi semuanya dari nol, kapan Persib bisa merebut kembali gelar Juara.
Penulis Adalah Mahasiswa Universitas Padjadjaran.
Pendapat yang dinyatakan dalam karya ini sepenuhnya merupakan pendapat pribadi penulis, tidak mencerminkan pendapat redaksi Simamaung.
https://lh3.googleusercontent.com/-pVI1v07UJe4/TiVmKroXDlI/AAAAAAAAFsg/Fc_2NBwXPIY/s800/Angga%252520Hasbiasidik.jpg

Oleh: Angga Hasbiasidik
Babak baru Liga Super Indonesia baru dimulai pada bulan September/Oktober, namun di Bandung suasana pra-musim ini sudah memanas, hal ini dikarenakan memanasnya bursa calon nakhkoda Persib Bandung untuk musim 2011/2012. Hal ini dikarenakan prestasi Persib yang tak kunjung memuaskan para bobotoh. Bayangkan dari tiga musim terakhir posisi persib terus saja menurun, dari posisi ke-3 (2008/2009) turun ke peringkat lima klasemen (2009/2010) dan terdampar di posisi ke-7 (2010/2011). Beberapa nama besar digadang-gadang akan menakhodai Persib musim depan. siapa pun itu, terntunya sebagai bobotoh kita semua mengharapkan sesuatu perubahan positif dalam tubuh tim.
Bila soal nama, biarlah itu menjadi wewenang pengurus untuk menentukan siapa yang paling layak meangani Persib, sebagai bobotoh kita tentu saja mendukung sekaligus mengawasi semua proses yang terjadi dibalik pemilihan tersebut semoga tidak terjadi hal-hal seperti musim lalu, dimana pelatih berlisensi UEFA seperti Daniel Darko Jankovic yang secara kualitas memiliki skill teknis melatih yang cukup baik pun tidak dapat berbuat banyak dikarenakan gejolak-gejolak yang muncul di dalam Tim.
Berkaca dari hal tersebut, tentu saja manajemen dan konsorsium harus banyak belajar dari pengalaman bahwa permasalahan biasanya timbul dari dalam tubuh tim itu sendiri, berangkat dari hal tersebut semoga saja tidak ada konfilk intern dalam perjalanan Persib musim depan, kalau toh pun ada diharapkan semua pihak dapat menahan diri agar permasalahan tidak merembet pada jatuhnya prestasi Persib.
Kekhawatiran ini tentu saja bukan tanpa alasan, Persib bukanlah tim kacangan yang baru terbentuk kemaren sore, Persib Bandung adalah sebuah klub sepakbola yang mapan dan memiliki nilai jual yang sangat tinggi untuk ukuran klub lokal ditambah dukungan dari bobotoh yang sangat luar biasa, tentu saja hal itu akan mengundang banyak “tangan” yang memiliki berbagai kepentingan diluar sepakbola. Hal ini mungkin menjadi sesuatu yang posistif ketika dapat menyikapinya atau bahkan dapat menjadi bumerang pada Persib dan pada akhirnya tentu semua bobotoh dan pencinta sepak bola di Jawa Barat yang akan dirugikan.
Jika kembali ke masalah penunjukan pelatih, saya sebagai bobotoh hanya ingin mengemukakan pendapat, jika bicara soal prestasi kita memang tidak boleh cepat puas dan harus terus berusaha untuk mencapai yang terbaik, tapi itu bukan berarti kita harus memperbaiki setiap kegagalan dengan cara yang instan juga.
Saya pribadi masih ingat bagaimana euphoria Kota Bandung ketika Persib ditangani oleh seorang Arcan Iuri, setelah format kompetisi berubah menjadi Liga Super, dia satu-satunya pelatih yang bisa membawa persib ke puncak walau hanya setengah musim, setelah itu konflik mulai bermunculan dan tekanan dari bobotoh yang ingin segera melihat Persib merebut juara membuat beban yang ada dipundaknya semakin berat dan memaksanya turun saat itu, sekarang kita lihat beberapa musim setelahnya prestasi Persib Bandung bukannya membaik malah semakin menurun.
Pergantian pelatih memang terkadang menjadi sebuah solusi yang mampu membuat tim lebih baik, namun terkadang pergantian pelatih juga merupakan blunder yang paling besar dalam perjalanan sebuah klub. Melihat musim lalu (2010/2011), pergantian dari Jovo ke Daniel Roekito adalah sebuah langkah yang tepat dan prestasi Persib mulai membaik, jika menghitung point yang dikumpulkan Persib musim lalu, semua bobotoh tentu saja berkata bahwa itu prestasi yang buruk, namun jika kita hitung point yang dikumpulkan Daniel untuk Persib, sulit rasanya mengatakan kalau dia gagal. Pada awal kepindahannya ke Persib, Daniel sudah membangun pondasi yang cukup baik untuk Persib.
Siapapun calon pelatih Persib musim depan, tanpa bermaksud menyebut nama, tentu saja kita sebagai bobotoh mengharapkan agar sosok tersebut mampu meneruskan pondasi tim yang telah dibangun oleh Daniel Roekito agar Persib bisa terus berkembang menjadi tim yang lebih baik lagi dan tentu kita pun tidak mengharapkan seorang sosok yang kemudian membuat pondasi baru namun ternyata itu justru membuat Persib semakin terpuruk seperti ketika ditangani oleh seorang Daniel Darko Jankovic. Layaknya sebuah bangunan yang terus membangun pondasi yang baru, bisa kita bayangkan kapan bangunannya akan jadi. Jika setiap musim persib harus membentuk lagi semuanya dari nol, kapan Persib bisa merebut kembali gelar Juara.
Penulis Adalah Mahasiswa Universitas Padjadjaran.
Pendapat yang dinyatakan dalam karya ini sepenuhnya merupakan pendapat pribadi penulis, tidak mencerminkan pendapat redaksi Simamaung.

setuju kang!
semoga konflik awal musim seperti awal musim lalu tidak terulang lagi.
semoga semua elemen internal maupun eksternal di persib bisa saling mendukung demi sebuah prestasi yang sudah lama ditunggu2 yaitu juaraa liga super indonesia dan juara disetiap ajang yang persib ikuti
amiiin..
😀
Manajemen harus segera menjawab teka teki bobotoh tntang pelatih, ulah lemot !!! Tiap awal musim mani sok lieur ngbandungana teh. Cari Pelatih yg bagus kontrak buat 5 musim kagok… ngarah teu gunta ganti wae, iraha juarana gunta ganti wae mh. Keep posting boss…
Akang teh pendukung DR nya?
Siapapun pelatihnya kalo bisa mengangkat prestasi persib wajib kita dukung, ga peduli si A or Z! sebagai bobotoh sejati kita harus dewasa dalam ucapan, & tingkah laku. bukan begitu …..?
alfred riedl……..bisa tuh di dekati
leres kang.. tak ada yg instant dalam mewujudkan kembali kejayaan persib, klub kebanggaan kita. jadi tetap harus sabar sambil senantiasa memperbaiki kekurangan yg terlihat disana-sini tanpa harus memunculkan konflik internal.
siapapun pelatih persib musim ini, semoga bisa menyatukan visi dan misi seluruh elemen persib kita tercinta dan pada akhirnya mengembalikan kejayaan maung bandung… BRAVO PERSIB..!!!
Urang tingali weh ke hasil akhirna.
di musim 2009/2010 teh snes ka 5 atuh kang ka 4 meren