Hilton Mauro Moreira, Jagoan Negeri Samba Paling Setia
Tuesday, 09 June 2020 | 19:08
Bongkar pasang pemain asing menjadi kebiasaan Persib Bandung pada setiap musim, sejak tradisi penggunaan seratus persen amunisi lokal dihentikan di Liga Indonesia 2003. Bursa transfer selalu dimanfaatkan oleh manajemen untuk mencari komposisi legiun asing paling mantap demi meraih gelar juara.
Pemain asing yang berasal dari Eropa, Amerika Latin, Afrika, Asia hingga Oseania pun sudah dicoba oleh Persib selama hampir dua dekade ke belakang. Jumlahnya terus meningkat dari tiap musim ke musim, seiring kebutuhan Persib terhadap pemain berkualitas. Kebijakan perombakan juga yang membuat mayoritas durasi kebersaan pemain asing di Persib terbilang singkat.
Bahkan tidak sedikit pula pemain asing yang hanya setengah musim saja membela Persib sebelum akhirnya dipaksa angkat kaki. Contoh paling kentara adalah trio Polandia yang tidak bisa memberi kontribusi maksimal untuk Persib pada Liga Indonesia 2003 lalu diganti dengan gelombang invasi pemain asal Chili.
Di musim berikutnya, Persib sempat mempunyai duet tajam dalam diri Julio Lopez dan Adrian Colombo. Kembali, meski mereka produktif tapi keduanya hanya bermain separuh musim saja, sebelum akhirnya digantikan oleh duo Molina-Moreno. Lantas muncul ungkapan bahwa pemain asing tidak punya masa edar lama di Persib.
Namun bukan berarti semua pemain asing tidak bisa lama membela Persib. Hilton Moreira yang membuktikan bahwa dirinya mampu awet membela Maung Bandung dan tidak salah namanya jadi idola Bobotoh. Dirinya tercatat bermain untuk empat musim bersama Persib meski sempat pergi membela Sriwijaya FC.
Hilton Mauro Moreira lahir di Pindamonhangaba, Sao Paulo, 27 Februari 1981. Dia memulai karir sepakbola di beberapa klub di Brasil seperti tim kedua Palmeiras. Malang melintang di liga Brasil, Hilton lalu melanjutkan kiprahnya di Indonesia. Deltras Sidoarjo yang menjadi pelabuhan pertama penyerang dengan skill ala goyang sambanya itu.
Sidoarjo cukup lama jadi tempat tinggal Hilton. Dia juga merupakan andalan Jaya Hartono di lini depan The Lobster. Kepercayaan yang begitu besar dari Jaya terhadap Hilton pula yang membawa dirinya akhirnya berkostum Persib. Ketika Jaya hengkang lalu dipercaya membesut Persib musim 2008/2009, Hilton ikut dibawa bersama Waluyo, Hariono dan Airlangga.

Hilton tiba dengan status pemain Brasil ketiga yang membela Persib. Sebelumnya ada Antonio de Jesus Claudio dan Uilian de Souza yang sempat didaratkan pada Liga Indonesia 2005. Setelah itu, Hilton lalu disandingkan dengan Rafael Bastos dan Fabio Lopez Alcantara yang dipersiapkan oleh Jaya Hartono sebagai pendulang gol.
Dengan nomor punggung 10, Hilton langsung tampil moncer dengan koleksi 15 gol dari 29 laga yang dimainkannya. Dia mengumpulkan 2390 menit bermain di musim awalnya meski harus tampil dengan beberapa rekan duet. Termasuk Cristian Gonzales yang didatangkan oleh Persib di jendela transfer paruh musim.
Memasuki musim 2009/2010, Hilton menjadi pemain asing yang dipertahankan oleh Jaya Hartono bersama Gonzales. Duet ini terbilang produktif, ditambah sokongan dari Suchao Nutnum dari lini kedua. Hilton menjadi pemain yang liar bergerak di barisan depan dan tak jarang mencari bola ke bawah, sedangkan Gonzales yang menjadi eksekutor di kotak penalti.
Dirinya bermain 21 kali bersama Persib dan mencetak 10 gol pada musim keduanya, tetapi petaka datang menimpanya. Dia mengalami cedera ligamen lutut ketika menghadapi Persema Malang. Terjangan Seme Pierre Patrick membuatnya terkapar dan menepi panjang. Bahkan Hilton harus melakukan pengobatan di negara asalnya.
Nasib Hilton masih mujur, karena dia kembali dapat kepercayaan untuk membela Persib, padahal cederanya belum benar-benar pulih untuk musim 2010/2011. Ketika tampuk kepemimpinan harus berpindah ke tangan Daniel Darko Janackovic dan Jovo Cuckovic, Hilton punya kesempatan untuk memainkan musim ketiganya di Bandung. Padahal Persib juga merekrut Pablo Frances dan El Loco Gonzales masih berada di klub.
Hanya saja kiprah dia di musim 2010/2011 jauh dari harapan. Hilton absen di lima pertandingan awal. Jumlah pertandingan dan menit bermainnya menurun, apalagi kompetisi hanya dimainkan oleh 15 klub mengingat PSM, Persema dan Persibo mengundurkan diri dari liga. Hilton bermain sebanyak 16 kali dengan catatan 896 menit, gol yang dicetaknya pun hanya tiga.
Catatan ini membuat Hilton harus terlempar dari Persib. Dia lalu memutuskan untuk menyebrang membela Sriwijaya FC di musim 2011/2012. Uniknya dia malah menjadi juara bersama Laskar Wong Kito. Awal musim 2013, Hilton masih dipertahankan Sriwijaya dalam misi mempertahankan gelar juara. Sedangkan Persib di saat bersamaan memakai jasa Herman Dzumafo di lini depan.
Ternyata Hilton gagal bersinar bersama Sriwijaya, begitu pula Dzumafo di Persib. Barter pun lalu dilakukan kedua kesebelasan. Mereka ditukar dengan proses peminjaman dan Hilton mendapat kesempatan memainkan musim keempatnya bersama Persib. Setengah musim dilalui pemain yang akrab disapa Thon itu dengan catatan 15 laga dan 1242 menit bermain. Empat gol ditorehkannya ketika berduet dengan Sergio van Dijk.

Hilton total bermain untuk empat musim kompetisi resmi untuk Persib dan itu catatan terbanyak dari legiun impor yang pernah didatangkan. Dia total bermain 81 kali untuk Persib di pertandingan liga resmi dengan menorehkan 32 gol. Hanya Vladimir Vujovic yang hampir mampu menyaingi catatan Hilton menjadi pemain asing yang setia di Persib.

Bongkar pasang pemain asing menjadi kebiasaan Persib Bandung pada setiap musim, sejak tradisi penggunaan seratus persen amunisi lokal dihentikan di Liga Indonesia 2003. Bursa transfer selalu dimanfaatkan oleh manajemen untuk mencari komposisi legiun asing paling mantap demi meraih gelar juara.
Pemain asing yang berasal dari Eropa, Amerika Latin, Afrika, Asia hingga Oseania pun sudah dicoba oleh Persib selama hampir dua dekade ke belakang. Jumlahnya terus meningkat dari tiap musim ke musim, seiring kebutuhan Persib terhadap pemain berkualitas. Kebijakan perombakan juga yang membuat mayoritas durasi kebersaan pemain asing di Persib terbilang singkat.
Bahkan tidak sedikit pula pemain asing yang hanya setengah musim saja membela Persib sebelum akhirnya dipaksa angkat kaki. Contoh paling kentara adalah trio Polandia yang tidak bisa memberi kontribusi maksimal untuk Persib pada Liga Indonesia 2003 lalu diganti dengan gelombang invasi pemain asal Chili.
Di musim berikutnya, Persib sempat mempunyai duet tajam dalam diri Julio Lopez dan Adrian Colombo. Kembali, meski mereka produktif tapi keduanya hanya bermain separuh musim saja, sebelum akhirnya digantikan oleh duo Molina-Moreno. Lantas muncul ungkapan bahwa pemain asing tidak punya masa edar lama di Persib.
Namun bukan berarti semua pemain asing tidak bisa lama membela Persib. Hilton Moreira yang membuktikan bahwa dirinya mampu awet membela Maung Bandung dan tidak salah namanya jadi idola Bobotoh. Dirinya tercatat bermain untuk empat musim bersama Persib meski sempat pergi membela Sriwijaya FC.
Hilton Mauro Moreira lahir di Pindamonhangaba, Sao Paulo, 27 Februari 1981. Dia memulai karir sepakbola di beberapa klub di Brasil seperti tim kedua Palmeiras. Malang melintang di liga Brasil, Hilton lalu melanjutkan kiprahnya di Indonesia. Deltras Sidoarjo yang menjadi pelabuhan pertama penyerang dengan skill ala goyang sambanya itu.
Sidoarjo cukup lama jadi tempat tinggal Hilton. Dia juga merupakan andalan Jaya Hartono di lini depan The Lobster. Kepercayaan yang begitu besar dari Jaya terhadap Hilton pula yang membawa dirinya akhirnya berkostum Persib. Ketika Jaya hengkang lalu dipercaya membesut Persib musim 2008/2009, Hilton ikut dibawa bersama Waluyo, Hariono dan Airlangga.
Hilton tiba dengan status pemain Brasil ketiga yang membela Persib. Sebelumnya ada Antonio de Jesus Claudio dan Uilian de Souza yang sempat didaratkan pada Liga Indonesia 2005. Setelah itu, Hilton lalu disandingkan dengan Rafael Bastos dan Fabio Lopez Alcantara yang dipersiapkan oleh Jaya Hartono sebagai pendulang gol.
Dengan nomor punggung 10, Hilton langsung tampil moncer dengan koleksi 15 gol dari 29 laga yang dimainkannya. Dia mengumpulkan 2390 menit bermain di musim awalnya meski harus tampil dengan beberapa rekan duet. Termasuk Cristian Gonzales yang didatangkan oleh Persib di jendela transfer paruh musim.
Memasuki musim 2009/2010, Hilton menjadi pemain asing yang dipertahankan oleh Jaya Hartono bersama Gonzales. Duet ini terbilang produktif, ditambah sokongan dari Suchao Nutnum dari lini kedua. Hilton menjadi pemain yang liar bergerak di barisan depan dan tak jarang mencari bola ke bawah, sedangkan Gonzales yang menjadi eksekutor di kotak penalti.
Dirinya bermain 21 kali bersama Persib dan mencetak 10 gol pada musim keduanya, tetapi petaka datang menimpanya. Dia mengalami cedera ligamen lutut ketika menghadapi Persema Malang. Terjangan Seme Pierre Patrick membuatnya terkapar dan menepi panjang. Bahkan Hilton harus melakukan pengobatan di negara asalnya.
Nasib Hilton masih mujur, karena dia kembali dapat kepercayaan untuk membela Persib, padahal cederanya belum benar-benar pulih untuk musim 2010/2011. Ketika tampuk kepemimpinan harus berpindah ke tangan Daniel Darko Janackovic dan Jovo Cuckovic, Hilton punya kesempatan untuk memainkan musim ketiganya di Bandung. Padahal Persib juga merekrut Pablo Frances dan El Loco Gonzales masih berada di klub.
Hanya saja kiprah dia di musim 2010/2011 jauh dari harapan. Hilton absen di lima pertandingan awal. Jumlah pertandingan dan menit bermainnya menurun, apalagi kompetisi hanya dimainkan oleh 15 klub mengingat PSM, Persema dan Persibo mengundurkan diri dari liga. Hilton bermain sebanyak 16 kali dengan catatan 896 menit, gol yang dicetaknya pun hanya tiga.
Catatan ini membuat Hilton harus terlempar dari Persib. Dia lalu memutuskan untuk menyebrang membela Sriwijaya FC di musim 2011/2012. Uniknya dia malah menjadi juara bersama Laskar Wong Kito. Awal musim 2013, Hilton masih dipertahankan Sriwijaya dalam misi mempertahankan gelar juara. Sedangkan Persib di saat bersamaan memakai jasa Herman Dzumafo di lini depan.
Ternyata Hilton gagal bersinar bersama Sriwijaya, begitu pula Dzumafo di Persib. Barter pun lalu dilakukan kedua kesebelasan. Mereka ditukar dengan proses peminjaman dan Hilton mendapat kesempatan memainkan musim keempatnya bersama Persib. Setengah musim dilalui pemain yang akrab disapa Thon itu dengan catatan 15 laga dan 1242 menit bermain. Empat gol ditorehkannya ketika berduet dengan Sergio van Dijk.
Hilton total bermain untuk empat musim kompetisi resmi untuk Persib dan itu catatan terbanyak dari legiun impor yang pernah didatangkan. Dia total bermain 81 kali untuk Persib di pertandingan liga resmi dengan menorehkan 32 gol. Hanya Vladimir Vujovic yang hampir mampu menyaingi catatan Hilton menjadi pemain asing yang setia di Persib.
