Hasil Diskusi PSSI, Operator Kompetisi, dan Klub
Thursday, 28 May 2020 | 10:23
Ada dua kemungkinan yang terjadi setelah melewati tanggal 29 Mei nanti, yakni kompetisi berlanjut atau disudahi. Berbagai kemungkinan dipersiapkan federasi dan klub, tentang bagaimana menyambung hidup baik dengan kompetisi atau tanpanya.
Banyak unsur pula dari mereka yang bermata pencaharian di sepakbola. Beberapa profesi seperti pelatih, pemain, dan official bergantung kepada kelangsungan klub dalam menjalani pertandingan demi pertandingan.
PSSI menjalin diskusi secara virtual pada Rabu (27/5/2020) bersama perwakilan 18 klub Liga 1 juga operator kompetisi PT. Liga Indonesia Baru (LIB). Hasilnya beberapa klub mengharapkan liga kembali berlanjut, ada pun yang condong untuk berhenti atau ditiadakan, juga ada pula yang patuh kepada keputusan 29 Mei nanti bergantung pada keputusan pemerintah dan PSSI.
Seperti diketahui sebelumnya dari putusan PSSI Maret lalu, andai pemerintah lewat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memutuskan memperpanjang masa darurat bencana akan pandemi Corona akhir Mei ini, maka PSSI akan putuskan kompetisi tahun 2020 ini dibatalkan pasca tiga pekan pertandingan berlangsung.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi seperti dinukil website resmi federasi (PSSI.org) menyebutkan jika PSSI harus memberlakukan prosedur yang apik kepada setiap klub. Setiap tim harus melakukan protokoler kesehatan yang ketat andai liga berlanjut. Mulai dari saat mereka latihan, melakukan perjalanan, hingga dalam keberlangsungan pertandingan.
“Seluruh klub memberikan saran serta masukan terkait kompetisi bila harus berlanjut atau dihentikan. Termasuk PSSI harus melakukan protokoler kesehatan saat berlatih, perjalanan, dan bertanding kepada tim bila kompetisi dilanjutkan,” kata Plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi.
Diskusi tersebut cukup memberikan pencerahan untuk mencari jalan keluar tentang kemungkinan-kemungkinan di depan. Disamping itu pemerintah pula mulai menjalankan prosedur kehidupan normal yang baru (new normal).
“Diskusi untuk sama-sama mencari jalan keluar. Tadi para klub memberikan analisa juga perkembangan daerah. Kami memahami di situasi sekarang kesulitan klub untuk memenuhi kewajiban kepada pemain dan pelatih. Kami ingin melindungi klub yang notabene sebagai anggota PSSI bagaimana nanti bila kompetisi lanjut atau berhenti,” tambah Yunus Nusi.

Ada dua kemungkinan yang terjadi setelah melewati tanggal 29 Mei nanti, yakni kompetisi berlanjut atau disudahi. Berbagai kemungkinan dipersiapkan federasi dan klub, tentang bagaimana menyambung hidup baik dengan kompetisi atau tanpanya.
Banyak unsur pula dari mereka yang bermata pencaharian di sepakbola. Beberapa profesi seperti pelatih, pemain, dan official bergantung kepada kelangsungan klub dalam menjalani pertandingan demi pertandingan.
PSSI menjalin diskusi secara virtual pada Rabu (27/5/2020) bersama perwakilan 18 klub Liga 1 juga operator kompetisi PT. Liga Indonesia Baru (LIB). Hasilnya beberapa klub mengharapkan liga kembali berlanjut, ada pun yang condong untuk berhenti atau ditiadakan, juga ada pula yang patuh kepada keputusan 29 Mei nanti bergantung pada keputusan pemerintah dan PSSI.
Seperti diketahui sebelumnya dari putusan PSSI Maret lalu, andai pemerintah lewat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memutuskan memperpanjang masa darurat bencana akan pandemi Corona akhir Mei ini, maka PSSI akan putuskan kompetisi tahun 2020 ini dibatalkan pasca tiga pekan pertandingan berlangsung.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi seperti dinukil website resmi federasi (PSSI.org) menyebutkan jika PSSI harus memberlakukan prosedur yang apik kepada setiap klub. Setiap tim harus melakukan protokoler kesehatan yang ketat andai liga berlanjut. Mulai dari saat mereka latihan, melakukan perjalanan, hingga dalam keberlangsungan pertandingan.
“Seluruh klub memberikan saran serta masukan terkait kompetisi bila harus berlanjut atau dihentikan. Termasuk PSSI harus melakukan protokoler kesehatan saat berlatih, perjalanan, dan bertanding kepada tim bila kompetisi dilanjutkan,” kata Plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi.
Diskusi tersebut cukup memberikan pencerahan untuk mencari jalan keluar tentang kemungkinan-kemungkinan di depan. Disamping itu pemerintah pula mulai menjalankan prosedur kehidupan normal yang baru (new normal).
“Diskusi untuk sama-sama mencari jalan keluar. Tadi para klub memberikan analisa juga perkembangan daerah. Kami memahami di situasi sekarang kesulitan klub untuk memenuhi kewajiban kepada pemain dan pelatih. Kami ingin melindungi klub yang notabene sebagai anggota PSSI bagaimana nanti bila kompetisi lanjut atau berhenti,” tambah Yunus Nusi.
