Hariono Akui Kesulitan Berpuasa di Qatar
Thursday, 17 July 2014 | 19:29
Bergabung bersama tim nasional Indonesia, Hariono turut ambil bagian saat timnas berkunjung ke Qatar untuk melakoni sebuah laga uji coba. Meski tidak bermain, pemain berposisi gelandang bertahan tersebut tetap diboyong oleh Alfred Riedl. Disampaikan olehnya, menjalankan ibadah puasa di negara orang dirasanya berbeda terutama dalam durasi puasa dan menu sahur dan berbuka.
“Paling dari makanan yang berbeda karena ga ada makanan dari sini (Indonesia). Dari waktu bangun tidur juga kan beda, kita harus bangun jam setengah 2 karena imsaknya sekitar jam 3. Sedangkan bukanya tetap jam 6. Jadi puasanya lebih lama. Memang lebih enak di Indonesia sih,” ujarnya saat diwawancara di Mess Persib, Kamis (16/7).
Durasi waktu yang berbeda hingga beberapa jam memang diakuinya cukup membuatnya kerepotan. Terlebih cuaca yang panas membuatnya merasa waktu berjalan begitu lama. Beruntung disana Hariono hanya berada sekitar 3 hari dan pertandingan pun digelar malam hari.
“Kemarin latihan sekali malamnya untuk uji coba lapang aja. Panas cuacanya, berdebu lagi. Awalnya susah lah nungguin waktu berbuka, tapi ya gimana lagi cuma 3 hari. Yang penting sih niatnya. Main jam 10 malam sana,” sambungnnya.
Berpuasa di luar negeri memang bukan kali ini saja dilakukan pemain bernomor punggung 24 tersebut. Sebelumnya dirinya mengaku sempat berpuasa bersama rombongan tim nasional, namun negara yang dituju adalah Iran. “Sebelumnya udah pernah puasa di luar, waktu itu di Iran, sama timnas juga. Tapi sepi. Waktu itu Iran masih aman belum ada gejolak,” tukasnya.

Bergabung bersama tim nasional Indonesia, Hariono turut ambil bagian saat timnas berkunjung ke Qatar untuk melakoni sebuah laga uji coba. Meski tidak bermain, pemain berposisi gelandang bertahan tersebut tetap diboyong oleh Alfred Riedl. Disampaikan olehnya, menjalankan ibadah puasa di negara orang dirasanya berbeda terutama dalam durasi puasa dan menu sahur dan berbuka.
“Paling dari makanan yang berbeda karena ga ada makanan dari sini (Indonesia). Dari waktu bangun tidur juga kan beda, kita harus bangun jam setengah 2 karena imsaknya sekitar jam 3. Sedangkan bukanya tetap jam 6. Jadi puasanya lebih lama. Memang lebih enak di Indonesia sih,” ujarnya saat diwawancara di Mess Persib, Kamis (16/7).
Durasi waktu yang berbeda hingga beberapa jam memang diakuinya cukup membuatnya kerepotan. Terlebih cuaca yang panas membuatnya merasa waktu berjalan begitu lama. Beruntung disana Hariono hanya berada sekitar 3 hari dan pertandingan pun digelar malam hari.
“Kemarin latihan sekali malamnya untuk uji coba lapang aja. Panas cuacanya, berdebu lagi. Awalnya susah lah nungguin waktu berbuka, tapi ya gimana lagi cuma 3 hari. Yang penting sih niatnya. Main jam 10 malam sana,” sambungnnya.
Berpuasa di luar negeri memang bukan kali ini saja dilakukan pemain bernomor punggung 24 tersebut. Sebelumnya dirinya mengaku sempat berpuasa bersama rombongan tim nasional, namun negara yang dituju adalah Iran. “Sebelumnya udah pernah puasa di luar, waktu itu di Iran, sama timnas juga. Tapi sepi. Waktu itu Iran masih aman belum ada gejolak,” tukasnya.
