Hari Ini, Tepatnya Satu Tahun yang Lalu
Saturday, 07 November 2015 | 19:14
7 November 2014 adalah tanggal yang akan selalu dikenang oleh Persib dan bobotoh. Trofi juara liga yang sudah dinanti-nanti nyaris dua dekade, kembali datang ke Bandung, setelah terakhir trofi tersebut singgah di Kota Bandung tahun 1995. Stadion Jakabaring yang menjadi venue grand final menjadi saksi bahwa Persib kembali mengukir sejarah dengan menjuarai Liga Indonesia, setelah 19 tahun koleksi trofi Liga Indonesia Persib tak kunjung bertambah.
Perjalanan yang sulit dilalui Persib hingga dapat menuju partai puncak menghadapi Persipura. Sebanyak 28 pertandingan harus dilewati Persib untuk dapat meraih gelar juara Liga Indonesia, kemenangan dan kekalahan mewarnai perjalanan Persib pada musim itu. Semangat dan emosi selalu hadir di setiap laga yang dilakoni Maung Bandung. Dukungan dan doa bobotoh tak terlewatkan di setiap pertandingan. Hingga akhirnya, sang torfi yang sudah diidam-idamkan selama 19 tahun kembali juga, kembali pada Persib sang juara Liga Indonesia 2014.
Di laga final yang berlangsung selama 2x45menit dan babak tambahan 2×15 menit, kita dibuat tegang. Seaakan gelar yang sudah di depan mata akan pupus kembali, saat di menit-menit awal Ian Louis Kabes dapat mencetak gol cepat, sontak bobotoh yang hadir di Stadion Jakabaring Palembang terhenyak, terdiam, saat I Made harus memungut bola dari gawangnya. Harapan kian muncul saat Bio Paulin di kartu merah oleh wasit karena telah melangar Ferdinand Sinaga. Tendangan bebas yang dieksekusi Firman Utina harus menerpa tiang, bola muntah menjadi kemelut di depan gawang Dede Sulaiman hingga akhirnya Immaunel Wanggai harus mencetak gol bunuh diri. Skor 1-1 mengakhiri babak pertama.
Di babak ke-2, gelar seakan sudah digenggam oleh satu tangan tim Persib. M Ridwan berhasil mencetak gol di menit ke-52 saat umpan terobosan cantik Firman Utina dapat diteruskan menjadi gol oleh M Ridwan, skor berbalik 2-1 untuk Persib. Meskipun harus bermain dengan 10 pemain, tim Mutiara Hitam tetap mendominasi pertandingan. Sesekali I Made harus jatuh bangun untuk menahan gempuran tim Persipura. Masuknya Yohanes Pahabol menjadi tenaga baru di sektor kanan Persipura, pemain mungil ini berhasil mengobrak-abrik sisi sayap Persib. Berkat Pahabol, Persipura dapat menyamakan kedudukan, setelah akselerasinya dapat melewati Tony Sucipto yang langsung mengirim umpan pada Robertino. Gelandang Argentina ini kemudian mengirim umpan silang ke mulut gawang yang langsung disambar oleh Boaz Solodsa, skor 2-2 yang otomatis harus dilanjutkan ke babak tanbahan waktu.
Di babak tambahan waktu kedua tim saling jual beli serangan. Persib yang bertekad untuk mengakhiri puasa gelar bermain secara habis-habisan, sedangkan Persipura ingin membungkam ribuan bobotoh yang hadir di Stadion Jakabaring Palembang. Vladimir Vujovic harus dikartu merah pada babak ini, dia dengan sengaja menyundul bola yang sudah ditangkap oleh kiper Dede Sulaiman. Dua kartu merah di pertandingan final ini mempertegas bahwa pertandingan berjalan secara keras. Hingga peluit panjang dibunyikan, tidak ada sebiji goal pun yang dapat diciptakan kedua tim, skor tetap 2-2.
Di babak adu penalti ini tiga pemain pertama Persib yang ditunjuk menjadi algojo sukses menuntaskan tugasnya dengan baik, Konate, Ferdinand Sinaga dan Tony Sucipto sukses mengelabui kiper Dede Sulaiman sedangkan tiga eksekutor pertama Persipura Boaz, Pahabol dan Robertino sama sekali tidak mengalami kesulitan untuk menjebol gawang I Made, skor 3-3. Supardi yang ditunjuk menjadi eksekutor ke empat Persib berhasil menyusul rean-rekannya ke tengah lapang dengan senyum bahagia karena dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Penendang ke empat Persipura Nelson Alom, harus tertunduk saat tendangannya dapat diblok dengan baik oleh I Made Wirawan. Sontak gemuruh mengurai di Stadion Jakabaring yang didominasi oleh bobotoh. Mengakhiri puasa gelar kian besar. Penendang ke lima Persib Achmad Jufriyanto. Yerdapat ribuan harapan bobotoh yang ada di pundak sang stopper Persib ini saat akan mengeksekusi tendangan penalti. Delapan pemain Persib yang ada di tengah lapang memanjatkan doa sambil meneteskan air mata, sebagian bobotoh mungkin ada yang memejamkan mata karena tidak mau melihat eksekusi penalti tersebut. Hingga akhirnya. Goolll!!! Persib Bandung juara Liga Indonesia 2014. Achmad Jufriyanto menjadi penentu dinobatkannya Persib membawa pulang piala Liga Super Indonesia 2014, setelah tendangan penaltinya tidak dapat ditahan oleh Dede Sulaiman. Persib Juara!
Gelar ini menjadi berkah karena dapat membahagiakan warga Bandung dan Jawa Barat. Jalanan Kota Bandung mendadak menjadi lautan biru selama tiga hari pasca dinobatkannya Persib menjadi juara Liga Indonesia, hingga puncaknya saat pemain Persib diarak menyelusuri jalanan Kota Bandung. Sungguh, Bandung menjadi lautan biru. Momen yang sudah kita impikan selama 19 tahun.
Penantian selama 19 tahun agar menjadi juara untuk sekelas tim Persib yang notabenenya tim yang bertabur pemain bintang, tim yang didukung dengan suporter yang besar di Indonesia, tim yang mempunyai finansial yang baik, adalah penatian yang cukup lama. Kita harus selalu bersabar di tiap musim karena target menjadi juara selalu pupus di tengah jalan. Selalu terhenti ditengah jalan.
Target bukan lah sebuah target, target adalah sesuatu yang harus kita capai dan melampauinya. Hari ini, tepatnya satu tahun yang lalu, sebuah target yang selalu dibebankan pada pemain, pada pelatih, pada manajemen di setiap musimnya menjadi kenyataan. Harapan dan doa bobotoh akhirnya terkabulkan. Menjadi kegembiraan yang takkan ternilai harganya. Menjadi sesuatu yang akan diagung-agungkan oleh warga Jawa Barat. Menjadi sebuah ukiran sejarah yang indah yang akan ditulis dengan tinta emas.
Selamat, Persib Juara! Palembang, 7 November 2014.
Penulis amatir, sedang mengalami masa transisi, sering berkicau di @syachrizal63 dan masih menimba ilmu.

7 November 2014 adalah tanggal yang akan selalu dikenang oleh Persib dan bobotoh. Trofi juara liga yang sudah dinanti-nanti nyaris dua dekade, kembali datang ke Bandung, setelah terakhir trofi tersebut singgah di Kota Bandung tahun 1995. Stadion Jakabaring yang menjadi venue grand final menjadi saksi bahwa Persib kembali mengukir sejarah dengan menjuarai Liga Indonesia, setelah 19 tahun koleksi trofi Liga Indonesia Persib tak kunjung bertambah.
Perjalanan yang sulit dilalui Persib hingga dapat menuju partai puncak menghadapi Persipura. Sebanyak 28 pertandingan harus dilewati Persib untuk dapat meraih gelar juara Liga Indonesia, kemenangan dan kekalahan mewarnai perjalanan Persib pada musim itu. Semangat dan emosi selalu hadir di setiap laga yang dilakoni Maung Bandung. Dukungan dan doa bobotoh tak terlewatkan di setiap pertandingan. Hingga akhirnya, sang torfi yang sudah diidam-idamkan selama 19 tahun kembali juga, kembali pada Persib sang juara Liga Indonesia 2014.
Di laga final yang berlangsung selama 2x45menit dan babak tambahan 2×15 menit, kita dibuat tegang. Seaakan gelar yang sudah di depan mata akan pupus kembali, saat di menit-menit awal Ian Louis Kabes dapat mencetak gol cepat, sontak bobotoh yang hadir di Stadion Jakabaring Palembang terhenyak, terdiam, saat I Made harus memungut bola dari gawangnya. Harapan kian muncul saat Bio Paulin di kartu merah oleh wasit karena telah melangar Ferdinand Sinaga. Tendangan bebas yang dieksekusi Firman Utina harus menerpa tiang, bola muntah menjadi kemelut di depan gawang Dede Sulaiman hingga akhirnya Immaunel Wanggai harus mencetak gol bunuh diri. Skor 1-1 mengakhiri babak pertama.
Di babak ke-2, gelar seakan sudah digenggam oleh satu tangan tim Persib. M Ridwan berhasil mencetak gol di menit ke-52 saat umpan terobosan cantik Firman Utina dapat diteruskan menjadi gol oleh M Ridwan, skor berbalik 2-1 untuk Persib. Meskipun harus bermain dengan 10 pemain, tim Mutiara Hitam tetap mendominasi pertandingan. Sesekali I Made harus jatuh bangun untuk menahan gempuran tim Persipura. Masuknya Yohanes Pahabol menjadi tenaga baru di sektor kanan Persipura, pemain mungil ini berhasil mengobrak-abrik sisi sayap Persib. Berkat Pahabol, Persipura dapat menyamakan kedudukan, setelah akselerasinya dapat melewati Tony Sucipto yang langsung mengirim umpan pada Robertino. Gelandang Argentina ini kemudian mengirim umpan silang ke mulut gawang yang langsung disambar oleh Boaz Solodsa, skor 2-2 yang otomatis harus dilanjutkan ke babak tanbahan waktu.
Di babak tambahan waktu kedua tim saling jual beli serangan. Persib yang bertekad untuk mengakhiri puasa gelar bermain secara habis-habisan, sedangkan Persipura ingin membungkam ribuan bobotoh yang hadir di Stadion Jakabaring Palembang. Vladimir Vujovic harus dikartu merah pada babak ini, dia dengan sengaja menyundul bola yang sudah ditangkap oleh kiper Dede Sulaiman. Dua kartu merah di pertandingan final ini mempertegas bahwa pertandingan berjalan secara keras. Hingga peluit panjang dibunyikan, tidak ada sebiji goal pun yang dapat diciptakan kedua tim, skor tetap 2-2.
Di babak adu penalti ini tiga pemain pertama Persib yang ditunjuk menjadi algojo sukses menuntaskan tugasnya dengan baik, Konate, Ferdinand Sinaga dan Tony Sucipto sukses mengelabui kiper Dede Sulaiman sedangkan tiga eksekutor pertama Persipura Boaz, Pahabol dan Robertino sama sekali tidak mengalami kesulitan untuk menjebol gawang I Made, skor 3-3. Supardi yang ditunjuk menjadi eksekutor ke empat Persib berhasil menyusul rean-rekannya ke tengah lapang dengan senyum bahagia karena dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Penendang ke empat Persipura Nelson Alom, harus tertunduk saat tendangannya dapat diblok dengan baik oleh I Made Wirawan. Sontak gemuruh mengurai di Stadion Jakabaring yang didominasi oleh bobotoh. Mengakhiri puasa gelar kian besar. Penendang ke lima Persib Achmad Jufriyanto. Yerdapat ribuan harapan bobotoh yang ada di pundak sang stopper Persib ini saat akan mengeksekusi tendangan penalti. Delapan pemain Persib yang ada di tengah lapang memanjatkan doa sambil meneteskan air mata, sebagian bobotoh mungkin ada yang memejamkan mata karena tidak mau melihat eksekusi penalti tersebut. Hingga akhirnya. Goolll!!! Persib Bandung juara Liga Indonesia 2014. Achmad Jufriyanto menjadi penentu dinobatkannya Persib membawa pulang piala Liga Super Indonesia 2014, setelah tendangan penaltinya tidak dapat ditahan oleh Dede Sulaiman. Persib Juara!
Gelar ini menjadi berkah karena dapat membahagiakan warga Bandung dan Jawa Barat. Jalanan Kota Bandung mendadak menjadi lautan biru selama tiga hari pasca dinobatkannya Persib menjadi juara Liga Indonesia, hingga puncaknya saat pemain Persib diarak menyelusuri jalanan Kota Bandung. Sungguh, Bandung menjadi lautan biru. Momen yang sudah kita impikan selama 19 tahun.
Penantian selama 19 tahun agar menjadi juara untuk sekelas tim Persib yang notabenenya tim yang bertabur pemain bintang, tim yang didukung dengan suporter yang besar di Indonesia, tim yang mempunyai finansial yang baik, adalah penatian yang cukup lama. Kita harus selalu bersabar di tiap musim karena target menjadi juara selalu pupus di tengah jalan. Selalu terhenti ditengah jalan.
Target bukan lah sebuah target, target adalah sesuatu yang harus kita capai dan melampauinya. Hari ini, tepatnya satu tahun yang lalu, sebuah target yang selalu dibebankan pada pemain, pada pelatih, pada manajemen di setiap musimnya menjadi kenyataan. Harapan dan doa bobotoh akhirnya terkabulkan. Menjadi kegembiraan yang takkan ternilai harganya. Menjadi sesuatu yang akan diagung-agungkan oleh warga Jawa Barat. Menjadi sebuah ukiran sejarah yang indah yang akan ditulis dengan tinta emas.
Selamat, Persib Juara! Palembang, 7 November 2014.
Penulis amatir, sedang mengalami masa transisi, sering berkicau di @syachrizal63 dan masih menimba ilmu.

PERSIB.. MEMANG TIM BESAR DIINDONESIA
PERSIB JAGO KANDANG…..
DI PJS GA ADA APA APANYA… ALIAS KEOK
BALIK KALEMBUR MACULLLL