Handuk Romanov dan Unsur Klenik dalam Sepakbola
Thursday, 22 May 2014 | 00:25
Pertarungan dua tim sekota, Persib Bandung dan Pelita Bandung Raya usai lah sudah. Pertandingan kedua tim di putaran kedua LSI 2014 berakhir dengan hasil imbang 2-2. Hasil ini tentu saja merugikan tim tuan rumah, yang pada pertandingan pertama kalah 0-1.
Di tengah pertandingan panas tersebut, ada pemandangan yang cukup menarik dan lucu. Beberapa kali, Ferdinand yang baru masuk di awal babak kedua, mencoba untuk membuang handuk penjaga gawang PBR, Deniss Romanov. Beberapa kali pula, kiper Latvia ini mengembalikan handuknya ke tempat semula sambil memprotes ulah Ferdinand, yang bahkan sempat menyiram handuk coklat tersebut dengan air mineral.
Kejadian ini bukan yang pertama kali. Di pertandingan pertama, handuk Romanov tersebut sempat beberapa kali coba dibuang oleh penonton. Handuk ini diyakini pihak Persib sebagai ‘jimat’ PBR, sehingga gawang mereka sulit dibobol.
Klenik, menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah kegiatan perdukunan (pengobatan dsb) dengan cara-cara yg sangat rahasia dan tidak masuk akal, tetapi dipercayai oleh banyak orang. Karena bersifat rahasia, keberadaan klenik dan supra natural di sekitar kita memang menjadi perdebatan, antara ada dan tiada, ada percaya dan tidak percaya.
Karena masuk di banyak sendi kehidupan, maka klenik pun diyakini oleh sebagian orang masuk ke dalam olah raga, termasuk sepakbola. Banyak bukti yang mengarah bahwa unsur klenik sengaja dimasukan ke sepakbola untuk membantu suatu tim meraih kemenangan atau apa yang mereka inginkan. Janganlah heran, jika kita menemukan hal-hal dan ritual-ritual ganjil yang dilakukan pemain saat sebelum pertandingan atau saat pertandingan dilangsungkan. Mengusap wajah, kemudian meraba kaki dan tangan setelah berdoa, atau seperti Laurent Blanc yang selalu mencium kening Fabien Barthez sesaat sebelum mereka membela Perancis di setiap pertandingan internasionalnya, adalah salah satu dari banyak ritual yang terjadi di lapangan sepakbola.
Sebagai pemain sepakbola level kampung, penulis pernah melakukan hal serupa. Di sebuah turnamen level RT anak-anak saja, penulis pernah melakukan hal yang katanya bisa membantu tim yang dibela memenangkan pertandingan. Berwudhu sebelum bertanding, atau memakan beras, atau meminum air putih yang sudah dijampi oleh orang pintar atau ustadz adalah pemandangan yang biasa penulis dapatkan. Uniknya, penulis malah menjadi juara di beberapa turnamen dengan bermaterikan pemain yang nyantri, jauh dari klenik.
Di level nasional, kita akan menemukan beberapa hal menarik, unik, dan sekaligus lucu jika kita pikirkan melalui akal. Penulis pun ingat kejadian semifinal Liga Indonesia pertama tahun 1995 yang mempertemukan Persib dan Barito Putera. Konon katanya, para penyerang Persib kesulitan merontokan kehebatan kiper Abdillah, kiper dari Barito Putra saat itu. Sutiono kemudian mencari sebab kenapa gawang tim Kalimantan tersebut begitu sulit untuk dibobol. Tak disangka, kang Suti menemukan sebutir telur di gawang lawan dan langsung membuangnya. Setelah kejadian tersebut, gawang Barito akhirnya bobol juga oleh Kekey Zakaria, dan Persib melaju ke babak final.
Atau cerita seorang teman asal Surabaya seputar final perserikatan 1990 ketika Persib berhadapan dengan Persebaya. Konon katanya, ruang ganti kedua tim dipenuhi oleh bau kemenyan. Sebelumnya, kapten Persebaya saat itu, Nuriono Hariyadi yang sekamar dengan Syamsul Arifin merasa kamar mereka seperti dikerubuti lalat, malam sebelum final yang dimenangkan Persib itu dilangsungkan. Penuh mistis.
Selain handuk atau telur, jala gawang akan menjadi sasaran tim lawan, jika gawang tersebut sulit untuk dibobol. Padahal, peluang sangat banyak sekali, namun tidak ada gol satupun tercipta. Pemain musuh mulai akan memegang jala gawang itu dan menggerak-gerakannya. Atau jangan heran, jika kita melihat gawang tadi disiram air seni oleh penonton, atau siapa saja.
Penulis pernah mendengar bahwa unsur klenik dan supranatural dalam sepakbola hanya menambah percaya diri pemain sehingga pemain tersebut mampu mengeluarkan 100% kemampuannya di lapangan hijau. Teori ini bisa saja benar, tapi dalam sepakbola, hasil akhir ditentukan oleh banyak faktor, bukan oleh kemampuan pemain saja.
Bagaimanapun, peristiwa Ferdinand dan handuk Romanov adalah bumbu tersendiri pertandingan bertajuk Derby Bandung tersebut. Secara permainan, tim Persib yang unggul gol terlebih dahulu gagal mengendalikan permainan dan kesulitan ketika mengantisipasi serangan-serangan PBR. Masuk di babak kedua, Ferdinand dengan sengaja melempar handuk coklat itu jauh ke belakang lapangan. Uniknya, setelah peristiwa itu, gawang Persib malah kebobolan lagi oleh gol Kim Kurniawan.
Drama pertandingan sendiri mencapai puncaknya saat saat Ferdinand mampu menyamakan kedudukan. Jika Ferdinand mampu melepas sundulan dengan sempurna, sebaliknya, Romanov malah melakukan salah antisipasi saat bola diumpan. Apakah gol tersebut ada hubungannya dengan peristiwa berhasilnya Ferdinand menyiram handuk itu sebelumnya?
Wallahu a’lam
*Ditulis oleh @hevifauzan
Pendapat yang dinyatakan dalam karya ini sepenuhnya merupakan pendapat pribadi penulis, tidak mencerminkan pendapat redaksi Simamaung.
Ingin tulisannya dimuat di sini? silahkan kirim artikelmu ke email simamaung.com@gmail.com atau redaksi@simamaung.com

Pertarungan dua tim sekota, Persib Bandung dan Pelita Bandung Raya usai lah sudah. Pertandingan kedua tim di putaran kedua LSI 2014 berakhir dengan hasil imbang 2-2. Hasil ini tentu saja merugikan tim tuan rumah, yang pada pertandingan pertama kalah 0-1.
Di tengah pertandingan panas tersebut, ada pemandangan yang cukup menarik dan lucu. Beberapa kali, Ferdinand yang baru masuk di awal babak kedua, mencoba untuk membuang handuk penjaga gawang PBR, Deniss Romanov. Beberapa kali pula, kiper Latvia ini mengembalikan handuknya ke tempat semula sambil memprotes ulah Ferdinand, yang bahkan sempat menyiram handuk coklat tersebut dengan air mineral.
Kejadian ini bukan yang pertama kali. Di pertandingan pertama, handuk Romanov tersebut sempat beberapa kali coba dibuang oleh penonton. Handuk ini diyakini pihak Persib sebagai ‘jimat’ PBR, sehingga gawang mereka sulit dibobol.
Klenik, menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah kegiatan perdukunan (pengobatan dsb) dengan cara-cara yg sangat rahasia dan tidak masuk akal, tetapi dipercayai oleh banyak orang. Karena bersifat rahasia, keberadaan klenik dan supra natural di sekitar kita memang menjadi perdebatan, antara ada dan tiada, ada percaya dan tidak percaya.
Karena masuk di banyak sendi kehidupan, maka klenik pun diyakini oleh sebagian orang masuk ke dalam olah raga, termasuk sepakbola. Banyak bukti yang mengarah bahwa unsur klenik sengaja dimasukan ke sepakbola untuk membantu suatu tim meraih kemenangan atau apa yang mereka inginkan. Janganlah heran, jika kita menemukan hal-hal dan ritual-ritual ganjil yang dilakukan pemain saat sebelum pertandingan atau saat pertandingan dilangsungkan. Mengusap wajah, kemudian meraba kaki dan tangan setelah berdoa, atau seperti Laurent Blanc yang selalu mencium kening Fabien Barthez sesaat sebelum mereka membela Perancis di setiap pertandingan internasionalnya, adalah salah satu dari banyak ritual yang terjadi di lapangan sepakbola.
Sebagai pemain sepakbola level kampung, penulis pernah melakukan hal serupa. Di sebuah turnamen level RT anak-anak saja, penulis pernah melakukan hal yang katanya bisa membantu tim yang dibela memenangkan pertandingan. Berwudhu sebelum bertanding, atau memakan beras, atau meminum air putih yang sudah dijampi oleh orang pintar atau ustadz adalah pemandangan yang biasa penulis dapatkan. Uniknya, penulis malah menjadi juara di beberapa turnamen dengan bermaterikan pemain yang nyantri, jauh dari klenik.
Di level nasional, kita akan menemukan beberapa hal menarik, unik, dan sekaligus lucu jika kita pikirkan melalui akal. Penulis pun ingat kejadian semifinal Liga Indonesia pertama tahun 1995 yang mempertemukan Persib dan Barito Putera. Konon katanya, para penyerang Persib kesulitan merontokan kehebatan kiper Abdillah, kiper dari Barito Putra saat itu. Sutiono kemudian mencari sebab kenapa gawang tim Kalimantan tersebut begitu sulit untuk dibobol. Tak disangka, kang Suti menemukan sebutir telur di gawang lawan dan langsung membuangnya. Setelah kejadian tersebut, gawang Barito akhirnya bobol juga oleh Kekey Zakaria, dan Persib melaju ke babak final.
Atau cerita seorang teman asal Surabaya seputar final perserikatan 1990 ketika Persib berhadapan dengan Persebaya. Konon katanya, ruang ganti kedua tim dipenuhi oleh bau kemenyan. Sebelumnya, kapten Persebaya saat itu, Nuriono Hariyadi yang sekamar dengan Syamsul Arifin merasa kamar mereka seperti dikerubuti lalat, malam sebelum final yang dimenangkan Persib itu dilangsungkan. Penuh mistis.
Selain handuk atau telur, jala gawang akan menjadi sasaran tim lawan, jika gawang tersebut sulit untuk dibobol. Padahal, peluang sangat banyak sekali, namun tidak ada gol satupun tercipta. Pemain musuh mulai akan memegang jala gawang itu dan menggerak-gerakannya. Atau jangan heran, jika kita melihat gawang tadi disiram air seni oleh penonton, atau siapa saja.
Penulis pernah mendengar bahwa unsur klenik dan supranatural dalam sepakbola hanya menambah percaya diri pemain sehingga pemain tersebut mampu mengeluarkan 100% kemampuannya di lapangan hijau. Teori ini bisa saja benar, tapi dalam sepakbola, hasil akhir ditentukan oleh banyak faktor, bukan oleh kemampuan pemain saja.
Bagaimanapun, peristiwa Ferdinand dan handuk Romanov adalah bumbu tersendiri pertandingan bertajuk Derby Bandung tersebut. Secara permainan, tim Persib yang unggul gol terlebih dahulu gagal mengendalikan permainan dan kesulitan ketika mengantisipasi serangan-serangan PBR. Masuk di babak kedua, Ferdinand dengan sengaja melempar handuk coklat itu jauh ke belakang lapangan. Uniknya, setelah peristiwa itu, gawang Persib malah kebobolan lagi oleh gol Kim Kurniawan.
Drama pertandingan sendiri mencapai puncaknya saat saat Ferdinand mampu menyamakan kedudukan. Jika Ferdinand mampu melepas sundulan dengan sempurna, sebaliknya, Romanov malah melakukan salah antisipasi saat bola diumpan. Apakah gol tersebut ada hubungannya dengan peristiwa berhasilnya Ferdinand menyiram handuk itu sebelumnya?
Wallahu a’lam
*Ditulis oleh @hevifauzan
Pendapat yang dinyatakan dalam karya ini sepenuhnya merupakan pendapat pribadi penulis, tidak mencerminkan pendapat redaksi Simamaung.
Ingin tulisannya dimuat di sini? silahkan kirim artikelmu ke email simamaung.com@gmail.com atau redaksi@simamaung.com

daripada keur ngepoh mengbalmah, mending keur neang jodo bisa kikituan mah kang =))
Lamun teu salah, baheula saacan PERSIB maen di siliwangi sok aya japati hiber ngurilingan lapang…:)
Ari percaya mah nyokot dukun nu sakti lamun euweuh Dukun made in Eropa tanyakeun ka si Ronaldo mun aya beuli…sugan wae bisa ngabungahkeun ka bobotoh
satuju pisan klenik sangat bisa masuk di dunia sepakbola bagi yang mempercayainya..
Terkait ‘handuk Romanov’, terlepas dari adanya unsur klenik atau tidak, seharusnya wasit mensterilkan area gawang dari hal-hal yang tidak ada kaitan langsung dengan sepak bola karena bisa mempengaruhi konsentrasi pemain lain.
Satuju pisan kang! Aturan FIFA ge areal gawang harus bersih. Terutama jaring dan sekitar garis dan tiang gawang. Handuk dan perlengkapan kiper boleh saja tapi biasanya harus di luar areal permainan.
Komdis PSSI mana? Bobotoh Persib we didenda wae, ini jelas2 menyalahi aturang pertandingan.
Kalu hal ini dibiarkan, saya khawatir hal ini akan ditiru oleh pemain lainnya di kemudian hari. Jadina gawang teh pinuh ku parabotan, aya anduk, sisir, pangurud jenggot, katembat, nepi ka penggebuk kasur. Bade icalan, Menir ?
Upami percanten kana dukun ulah nyandak anu level Nasional tpi kedah level Internasional Upami teu percanten tingkatkeun cara menyerang cara bertahan buat strategi nu alus perbaiki kelemahan bisa nempo kelemahan musuh……ari nupenting keur nu ngabobotohan..persib kudu jadi juara
Selain itu… coba lihat deh di salah satu gawang Si Jalak Harupat, tiang gawang sebelah kiri ada tulisan tangan dengan spidol. Ga ada hubungannya sama klenik, cuma estetika aja, masa liga tertinggi di Indonesia seperti itu?
ahahaha rame pisan euy sagala dikaitkeun jeung mengbal mah, ke mah mun hese ngabobol gawang musuh, nya nu gampang wer ngabobol gawang pamajikan di imah hehehe
kl pbr pakai dukun kenapa gak diklasemen gak no 1,,, hmmm kl susah kalahin pbr ya terima aja,…payah
Menduga adanya klenik dalam sepakbola sah sah saja. Jgnkan Indonesia, Eropa/Amerika juga sama.. Hanya catatan tentang ferdinand tetap itu2 juga, yaitu Mental dan Sarkasmenya.. Membela Persib make Manah ga perlu diragukan,tapi bobotoh hanya perlu hal2 yg bisa menjauhi hujatan dan cacian..
Sukses kanggo Persib
Berita terakhir komdis mau menghukum Ferdinand karena dianggap provokasi keadaan. Ini jelas komdis berat sebelah, harusnya PBR/Romanov yang dihukum areal gawang kan harus steril.
Aturanna kumaha sih? Perangkat pertadingan? Memprihatinkan,….
Sakalian we moe sezeuheun raranteng kolor.cangcut.dll