Hajar PSMS, Sriwijaya Kudeta Pucuk Klasemen
Friday, 26 January 2018 | 19:32
Sriwijaya FC melanjutkan tren positif di fase grup Piala Presiden 2018 setelah sukses menundukkan PSMS Medan sekaligus jadi pemimpin klasemen Grup A. Bertempat di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Jumat (26/1), Laskar Wong Kito sukses menjebol gawang Dhika Bhayangkara dua kali. Tim asuhan Rahmad Darmawan itu pun bisa membuka peluang melaju ke perempatfinal di Solo.
Sriwijaya lebih dulu membuat peluang di menit 8 ketika tendangan Manucherkhr Dzhalilov yang berniat melepas umpan nyaris menjadi gol. Begitu pula sodoran Marckho Sandy di depan gawang tak bisa disodok Beto Goncalves meski dirinya sudah berdiri bebas tanpa kawalan bek PSMS. Anak-anak Medan lebih banyak berada di bawah tekanan di awal laga.
PSMS yang lebih bermain menunggu pun bukan tanpa ancaman untuk membuat tim lawan keteteran. Erwin Ramdani melalui skema serangan balik menerima umpan di sisi kiri melepas tendangan keras sambil membalikkan badan di menit 25. Tapi Teja Paku Alam masih sanggup menghentikan bola dan membuat babak pertama tetap berkedudukan 0-0.
Sriwijaya akhirnya sukses mencetak gol di babak kedua tepatnya di menit 53 setelah Samuel Sibatuara masukkan bola ke gawang sendiri. Umpan sepak pojok dari Adam Alis gagal ditangkap oleh Teja Paku Alam dan bola liar melintas di mulut gawang. Samuel yang berniat menghalau bola justru malah membuat gol bunuh diri dan menempatkan timnya dalam posisi tertinggal.
Laskar Wong Kito sukses menggandakkan keunggulan di menit 76 melalui tendangan penalti Konate Makan. Bermula dari aksi Manucherkhr yang lepas dari kawalan bek PSMS, dirinya menembus pertahanan dan dihentikan paksa oleh Lobo. Wasit pun tak ragu menunjuk titik putih dan Konate tanpa ampun menghujamkan bola ke gawang Dhika Bhayangkara untuk membuat timnya menang 2-0.
Rahmad Darmawan selaku pelatih cukup kesulitan membawa anak asuhnya meraih kemenangan karena PSMS main dengan disiplin ketat. Hal itu yang membuat Adam Alis dan kawan-kawan sulit dapat celah di barisan belakang Ayam Kinantan. Namun kesabaran Sriwijaya akhirnya bisa menemui hasil hingga mendapat peluang membobol gawang Dhika Bhayangkara.
“Hari ini Medan bermain di luar ekspekatasi, mereka tampil menunggu dan menerapkan pressing ketat. Kita sempat adaptasi taktik Medan di awal tapi kita akhirnya bisa keluar untuk membahayakan gawang tim lawan. Babak kedua mereka mulai mengendur dan kita bisa memanfaatkan space yang mulai longgar dan pemain bisa manfaatkan tiap peluang,” tutur Rahmad dalam jumpa pers usai laga.

Sriwijaya FC melanjutkan tren positif di fase grup Piala Presiden 2018 setelah sukses menundukkan PSMS Medan sekaligus jadi pemimpin klasemen Grup A. Bertempat di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Jumat (26/1), Laskar Wong Kito sukses menjebol gawang Dhika Bhayangkara dua kali. Tim asuhan Rahmad Darmawan itu pun bisa membuka peluang melaju ke perempatfinal di Solo.
Sriwijaya lebih dulu membuat peluang di menit 8 ketika tendangan Manucherkhr Dzhalilov yang berniat melepas umpan nyaris menjadi gol. Begitu pula sodoran Marckho Sandy di depan gawang tak bisa disodok Beto Goncalves meski dirinya sudah berdiri bebas tanpa kawalan bek PSMS. Anak-anak Medan lebih banyak berada di bawah tekanan di awal laga.
PSMS yang lebih bermain menunggu pun bukan tanpa ancaman untuk membuat tim lawan keteteran. Erwin Ramdani melalui skema serangan balik menerima umpan di sisi kiri melepas tendangan keras sambil membalikkan badan di menit 25. Tapi Teja Paku Alam masih sanggup menghentikan bola dan membuat babak pertama tetap berkedudukan 0-0.
Sriwijaya akhirnya sukses mencetak gol di babak kedua tepatnya di menit 53 setelah Samuel Sibatuara masukkan bola ke gawang sendiri. Umpan sepak pojok dari Adam Alis gagal ditangkap oleh Teja Paku Alam dan bola liar melintas di mulut gawang. Samuel yang berniat menghalau bola justru malah membuat gol bunuh diri dan menempatkan timnya dalam posisi tertinggal.
Laskar Wong Kito sukses menggandakkan keunggulan di menit 76 melalui tendangan penalti Konate Makan. Bermula dari aksi Manucherkhr yang lepas dari kawalan bek PSMS, dirinya menembus pertahanan dan dihentikan paksa oleh Lobo. Wasit pun tak ragu menunjuk titik putih dan Konate tanpa ampun menghujamkan bola ke gawang Dhika Bhayangkara untuk membuat timnya menang 2-0.
Rahmad Darmawan selaku pelatih cukup kesulitan membawa anak asuhnya meraih kemenangan karena PSMS main dengan disiplin ketat. Hal itu yang membuat Adam Alis dan kawan-kawan sulit dapat celah di barisan belakang Ayam Kinantan. Namun kesabaran Sriwijaya akhirnya bisa menemui hasil hingga mendapat peluang membobol gawang Dhika Bhayangkara.
“Hari ini Medan bermain di luar ekspekatasi, mereka tampil menunggu dan menerapkan pressing ketat. Kita sempat adaptasi taktik Medan di awal tapi kita akhirnya bisa keluar untuk membahayakan gawang tim lawan. Babak kedua mereka mulai mengendur dan kita bisa memanfaatkan space yang mulai longgar dan pemain bisa manfaatkan tiap peluang,” tutur Rahmad dalam jumpa pers usai laga.

Lain salah pelatih iyeu mah, wauh oge hanteu ka Ronggo jeung Ebol…
Eta aki-aki baralik deui ka Persibaya ketebelece ti saha atuhnya..
*Curiga Paktor U
Platih pikun kitu nya, geu puguh pmaen kolot di rekrut atuh amburadul gaga total, ga dupak saetik nongeng fisik goreng pola maen goreng, di kandang sorangan keok
STRIKER SIBBBBBBBBB ,beuki beuki teuing numpuk pemain gelandang tengah,lini tengah juga bingung rek ngoper kaharep kasaha??,sayap Oge bingung ngoper kasaha?? tadi pemain baringung Matak nguyek eweuh peluang Alus
? k ini Kyun t maksimal d harep ,ti mimiti urg ngomen k Sima maung striker, STRIKER ,striker dr pada nyokot pemain tengah,c dosol eweuh bingung kan c eta rentan akumulasi,inti na bingung SIBBBBBBBBB
Cek aing Oge striker lain numpuk pemain tengah,,,bejaan c dosol rentan akumulasi ,Supardi,Toni,Eka,Ronggo,legend24,wildan gede ambek Oge sarjana maaf tos t kuat maen starter Kedah na jd pengganti
toni banyak melakukan kesalahan individu,
Bubuk dei bubuk dei nepakan tarang nepika botak
Platih fisikna kamana, eta fisik pmaen peesib meni garoreng kabeh loba labuh di body saeutik nongen kmha ieu teh ampuun kabina”
Komo mang ebol mah reuseup gogoyeyan haduh…..kmh atuh persib teu. Kuatna byk anu stgh babak, ebol,pamain korea, jeun nu sepuh laiba. Nyaah pergantian pamain teh lain taktik tapi eleh kucape….he he. Mdh2an aya prubhan ah.
Essien, ezekil, mang yono, airlangga, eka mnding tos waktosna di lepas, mungkin dulu mmbawa kejayaan di masanyaskrang sudah kalah jau dripmain muda lainnya, cpet ambil pmain muda, striker asing yg lbih bagus jgan u32
Moal bisaeun meuli pemaen anyar persib mah ……..teu bisaeun lobi na……paling meunang ge pemain barbek deui……
Pemain senior yg LOKAL/tua sdh pada mentok, sprt Toncip Sprdi,Eka, Airlangga buang ajah. Cari yg bisa tendangan bebas akuran, ngoper akurat, visinya bagus. Pelatih sebagus apapun kalau pemainnya sprt itu akan sulit berjaya. Kasian pemain depan kalau dapat umpan malah menyiksa karena operandan tendangan bebasnya gak akurat.
Tua tua………makin tua makin……. Brova mudah mdhan ada perubahan.
hidup janurr
Payah