“Goyang Samba” Berakhir Nestapa Hilton Moreira
Wednesday, 27 January 2021 | 14:12

Hilton Moreira merayakan gol bersama Gonzales saat melawan Persema, Bandung, 2010
Stadion Si Jalak Harupat bergemuruh, sorak sorai Bobotoh menggema ketika Hilton Moreira mencetak gol indah di laga melawan Persema. Proses gol yang apik dengan skill ala tarian samba lalu dituntaskan dengan eksekusi akrobatik mengoyak jala gawang lawan. Sayang, hanya beberapa menit berselang dia harus mengalami cedera parah yang memaksanya absen panjang.
Rabu, 17 Maret 2010, Persib Bandung menjamu Persema Malang dalam laga pekan ke-23 Liga Super Indonesia 2009/2010. Kemenangan lantas didapat oleh Maung Bandung dengan skor 4-0 dan bintang di pertandingan ini adalah Crsitian Gonzales dengan catatan hattrick. Namun yang lebih diingat dari partai ini justru satu gol lain yang dihasilkan Hilton Moreira.
Persib unggul lebih dulu di menit 25 dan Hilton menggandakan keungulan empat menit berselang. Prosesnya, dia melepas umpan daerah ke sisi kiri yang dikejar oleh Atep. Mendahului duel lari dengan Munhar, Atep melakukan crossing ke kotak penalti. Bola sebenarnya bisa dipetik di udara oleh kiper I Komang Putra, namun tangkapannya tidak lengket.
Bola lalu jatuh di kaki Hilton yang sudah masuk ke kotak 16. Menghadapi IKP yang berusaha menangkap bola lepas, dia dengan cerdik mengangkat bola ke udara untuk mengecoh kiper. Dalam posisi sulit dan membelakangi gawang, Hilton memilih melakukan tendangan salto. Gol pun tercipta dan 24 ribu pasang mata yang memadati tribun berdecak kagum melihat atraksi yang tersaji.
Diakui oleh Hilton, golnya ke gawang Laskar Ken Arok menjadi yang terindah dalam karirnya bersama Persib. Bukan perkara mudah untuk mengelabui kiper dengan gaya ‘Sombrero’ dan menuntaskannya lewat tendangan salto. Dari gol itu juga dia kini jadi masih sering mendapat pujian dari Bobotoh di akun instagram milikinya.
“Gol itu memang gol terindah karena sangat sulit, karena ada kiper dulu datang tapi saya bisa lewat kiper dan saya ambil keputusan cepat untuk bisa salto. Jadi gol itu pasti jadi gol terindah saya untuk Persib Bandung. Dan mungkin banyak orang kenal aku dari gol itu juga, karena selalu ada pesan di IG kalau itu gol indah, gol salto, gol Balik Bandung,” kata Hilton kepada Simamaung.
Gol seperti ini juga menurutnya sangat jarang dijumpai di pertandingan sepakbola. “Itu memang gol terbaik karena sangat sulit buat gol yang seperti itu. Tidak bisa di setiap pertandingan bisa lihat gol seperti itu. Jadi karena tingkat kesulitan bisa cetak gol ini, aku bilang ini gol terindah bersama Persib,” lanjut pemain kelahiran Sao Paulo, 27 Februari 1981 tersebut.
Mantan pemain Persipura ini juga menjelaskan kenapa dia memutuskan untuk mencoba melakukan finishing touch dengan tendangan salto. Itu karena situasi di lapangan mengharuskan dia berpikir dengan cepat sebelum mengambil keputusan. Dan jika memilih untuk menunggu bola turun dan mengontrolnya dulu itu terlalu lama, dia khawatir bek lawan sudah menutup ruang tembak.
“Mungkin itu situasi di lapangan kita harus ambil keputusan. Jadi waktu itu aku sudah lewat kiper dan aku keputusan harus coba ambil salto dulu, kalau mungkin aku coba kontrol dulu atau apa, mungkin ada stoper datang. Jadi itu tidak bisa dilatih, harus ambil keputusan di dalam pertandingan. Lebih ke naluri,” tutur dia.
Yang menarik dari gol ini bukan hanya penyelesaian akhir akrobatik. Namun dia mengelabui lawan lewat aksi yang dikenal dengan sombrero, skill yang kerap diperlihatkan pemain asal Brasil. Ronaldinho, Cafu, Robinho, Neymar dan banyak pemain besar lain dari negeri samba yang identik dengan ciri Jogo Bonito pernah melakukan itu di lapangan. Ternyata, teknik seperti itu memang sudah diasah pesepakbola di Brasil sejak usia dini.

Hilton mengecoh pemain Sriwijaya FC dalam turnamen Menpora Cup, Bandung, 2013
“Ini karena orang kita kalau sebagai pemain Brasil kita terkenal karena skill yang tinggi. Bukan semua pemain punya skill tinggi tapi hampir semua pemain Brasil itu punya kemampuan untuk itu. Jadi dari kecil kita mulai main bola itu, kalau mau permalukan lawan itu kita harus coba sombrero atau kolong (nutmeg) juga. Jadi kalau sudah usia 7-8 tahun itu sudah mulai latihan di Brasil sudah kita coba karena itu bisa mempermalukan lawan kita,” jelasnya.
Namun gol indahnya di laga ini harus dibayar mahal, karena di menit 37 Hilton harus ditarik keluar lantaran cedera. Ada benturan yang terjadi antara dirinya dengan bek Persema, Seme Pierre Patrick, hingga membuat pemain bernomor punggung 10 ini terkapar. Ada sobekan di dua ligamen lututnya dan memaksa sang pemain absen lama setelah naik meja bedah.

Hilton berhadapan dengan pemain Persema, Semme Pierre Patrick, Bandung, 2010
Padahal di musim 2009/2010 Hilton sedang on fire bersama Gonzales di lini depan Persib. Dia mencetak 10 gol dan itu bersaing dengan catatan El Loco di dalam tim. Persib juga dalam situasi sedang bersaing memperebutkan tahta juara. Tapi nasib berkata lain, sang pemain harus menepi lama karena pemulihan cederanya memang memakan waktu panjang dengan menjalani operasi di Brasil.
“Aku sedih karena momen waktu itu bersama Persib sedang jadi top scorer dan sedang berusaha bantu tim jadi juara. Tapi itu sudah terjadi, aku harus terima dengan baik karena aku punya prinsip manusia bisa berencana tapi Tuhan yang berkehendak. Jadi kalau Tuhan memang kasih seperti itu ya aku terima, tapi aku cari alternatif bagaimana bisa pulih dari cedera itu dan bisa main bola lagi,” ujarnya.
“Jadi aku ambil keputusan cepat, karena waktu itu sebelum bermain di Indonesia aku main di Palmeiras, tim besar di Brasil dan aku langsung hubungi dokter. Aku cerita semua tentang cedera itu dan dia bilang ‘kamu balik cepat ke Brasil dan kita operasi di sini supaya bisa main lagi’. Jadi aku cepat pulang ke Brasil. Setelah pertandingan itu cuma tiga hari aku sudah langsung pulang ke Brasil. Datang sore, besok paginya aku langsung naik meja operasi. Sampai tujuh bulan prosesnya untuk recovery,” kenangnya.
Musim Hilton pada Liga Indonesia 2009/2010 berakhir lebih cepat. Namun dia merasa beruntung karena pihak klub terutama manajer, Umuh Muchtar, masih membayar gajinya. Persib juga memberikan garansi satu tempat di tim jika Hilton sudah pulih dari cederanya. Meski dia hampir satu tahun absen, tapi Persib tetap merekrutnya untuk liga musim 2010/2011.
“Aku sangat hargai Pak Haji Umuh karena waktu itu aku masih punya kontrak. Dia bilang ‘kalau mau pulang ke Brasil, Persib tidak bisa bayar operasi di sana karena itu kamu ambil keputusan sendiri. Tapi gaji kamu tetap dibayar’. Jadi selama 8 bulan aku di Brasil, Pak Umuh tetap bayar gaji aku dan pas aku bilang sama dia sudah pulih total, bisa main bola lagi, dia langsung percaya sama aku,” katanya.
“Dia kasih aku kontrak satu tahun lagi. Jadi aku hargai Pak Haji Umuh karena percaya pulang ke Brasil, pulih cedera dan bisa bermain bola lagi. Jadi aku ucapkan terima kasih untuk Pak Haji Umuh dan seluruh tim medis yang kerja di Indonesia, tim Persib dan juga pelatih yang bisa kasih kesempatan lagi balik ke lapangan hijau,” pungkasnya.
Direkrut dari Deltras Sidoarjo pada musim 2008/2009, Hilton tercatat sebagai salah satu pemain asing yang awet bersama Persib. Dia bermain untuk 3,5 musim bersama Maung Bandung dengan catatan 81 kali bermain di pertandingan liga resmi dengan menorehkan 32 gol.
Ditulis oleh Mohamad Anki Syaban, jurnalis Simamaung, berakun Twitter @Ankisyaban dan Instagram @anki_syaban.


Hilton Moreira merayakan gol bersama Gonzales saat melawan Persema, Bandung, 2010
Stadion Si Jalak Harupat bergemuruh, sorak sorai Bobotoh menggema ketika Hilton Moreira mencetak gol indah di laga melawan Persema. Proses gol yang apik dengan skill ala tarian samba lalu dituntaskan dengan eksekusi akrobatik mengoyak jala gawang lawan. Sayang, hanya beberapa menit berselang dia harus mengalami cedera parah yang memaksanya absen panjang.
Rabu, 17 Maret 2010, Persib Bandung menjamu Persema Malang dalam laga pekan ke-23 Liga Super Indonesia 2009/2010. Kemenangan lantas didapat oleh Maung Bandung dengan skor 4-0 dan bintang di pertandingan ini adalah Crsitian Gonzales dengan catatan hattrick. Namun yang lebih diingat dari partai ini justru satu gol lain yang dihasilkan Hilton Moreira.
Persib unggul lebih dulu di menit 25 dan Hilton menggandakan keungulan empat menit berselang. Prosesnya, dia melepas umpan daerah ke sisi kiri yang dikejar oleh Atep. Mendahului duel lari dengan Munhar, Atep melakukan crossing ke kotak penalti. Bola sebenarnya bisa dipetik di udara oleh kiper I Komang Putra, namun tangkapannya tidak lengket.
Bola lalu jatuh di kaki Hilton yang sudah masuk ke kotak 16. Menghadapi IKP yang berusaha menangkap bola lepas, dia dengan cerdik mengangkat bola ke udara untuk mengecoh kiper. Dalam posisi sulit dan membelakangi gawang, Hilton memilih melakukan tendangan salto. Gol pun tercipta dan 24 ribu pasang mata yang memadati tribun berdecak kagum melihat atraksi yang tersaji.
Diakui oleh Hilton, golnya ke gawang Laskar Ken Arok menjadi yang terindah dalam karirnya bersama Persib. Bukan perkara mudah untuk mengelabui kiper dengan gaya ‘Sombrero’ dan menuntaskannya lewat tendangan salto. Dari gol itu juga dia kini jadi masih sering mendapat pujian dari Bobotoh di akun instagram milikinya.
“Gol itu memang gol terindah karena sangat sulit, karena ada kiper dulu datang tapi saya bisa lewat kiper dan saya ambil keputusan cepat untuk bisa salto. Jadi gol itu pasti jadi gol terindah saya untuk Persib Bandung. Dan mungkin banyak orang kenal aku dari gol itu juga, karena selalu ada pesan di IG kalau itu gol indah, gol salto, gol Balik Bandung,” kata Hilton kepada Simamaung.
Gol seperti ini juga menurutnya sangat jarang dijumpai di pertandingan sepakbola. “Itu memang gol terbaik karena sangat sulit buat gol yang seperti itu. Tidak bisa di setiap pertandingan bisa lihat gol seperti itu. Jadi karena tingkat kesulitan bisa cetak gol ini, aku bilang ini gol terindah bersama Persib,” lanjut pemain kelahiran Sao Paulo, 27 Februari 1981 tersebut.
Mantan pemain Persipura ini juga menjelaskan kenapa dia memutuskan untuk mencoba melakukan finishing touch dengan tendangan salto. Itu karena situasi di lapangan mengharuskan dia berpikir dengan cepat sebelum mengambil keputusan. Dan jika memilih untuk menunggu bola turun dan mengontrolnya dulu itu terlalu lama, dia khawatir bek lawan sudah menutup ruang tembak.
“Mungkin itu situasi di lapangan kita harus ambil keputusan. Jadi waktu itu aku sudah lewat kiper dan aku keputusan harus coba ambil salto dulu, kalau mungkin aku coba kontrol dulu atau apa, mungkin ada stoper datang. Jadi itu tidak bisa dilatih, harus ambil keputusan di dalam pertandingan. Lebih ke naluri,” tutur dia.
Yang menarik dari gol ini bukan hanya penyelesaian akhir akrobatik. Namun dia mengelabui lawan lewat aksi yang dikenal dengan sombrero, skill yang kerap diperlihatkan pemain asal Brasil. Ronaldinho, Cafu, Robinho, Neymar dan banyak pemain besar lain dari negeri samba yang identik dengan ciri Jogo Bonito pernah melakukan itu di lapangan. Ternyata, teknik seperti itu memang sudah diasah pesepakbola di Brasil sejak usia dini.

Hilton mengecoh pemain Sriwijaya FC dalam turnamen Menpora Cup, Bandung, 2013
“Ini karena orang kita kalau sebagai pemain Brasil kita terkenal karena skill yang tinggi. Bukan semua pemain punya skill tinggi tapi hampir semua pemain Brasil itu punya kemampuan untuk itu. Jadi dari kecil kita mulai main bola itu, kalau mau permalukan lawan itu kita harus coba sombrero atau kolong (nutmeg) juga. Jadi kalau sudah usia 7-8 tahun itu sudah mulai latihan di Brasil sudah kita coba karena itu bisa mempermalukan lawan kita,” jelasnya.
Namun gol indahnya di laga ini harus dibayar mahal, karena di menit 37 Hilton harus ditarik keluar lantaran cedera. Ada benturan yang terjadi antara dirinya dengan bek Persema, Seme Pierre Patrick, hingga membuat pemain bernomor punggung 10 ini terkapar. Ada sobekan di dua ligamen lututnya dan memaksa sang pemain absen lama setelah naik meja bedah.

Hilton berhadapan dengan pemain Persema, Semme Pierre Patrick, Bandung, 2010
Padahal di musim 2009/2010 Hilton sedang on fire bersama Gonzales di lini depan Persib. Dia mencetak 10 gol dan itu bersaing dengan catatan El Loco di dalam tim. Persib juga dalam situasi sedang bersaing memperebutkan tahta juara. Tapi nasib berkata lain, sang pemain harus menepi lama karena pemulihan cederanya memang memakan waktu panjang dengan menjalani operasi di Brasil.
“Aku sedih karena momen waktu itu bersama Persib sedang jadi top scorer dan sedang berusaha bantu tim jadi juara. Tapi itu sudah terjadi, aku harus terima dengan baik karena aku punya prinsip manusia bisa berencana tapi Tuhan yang berkehendak. Jadi kalau Tuhan memang kasih seperti itu ya aku terima, tapi aku cari alternatif bagaimana bisa pulih dari cedera itu dan bisa main bola lagi,” ujarnya.
“Jadi aku ambil keputusan cepat, karena waktu itu sebelum bermain di Indonesia aku main di Palmeiras, tim besar di Brasil dan aku langsung hubungi dokter. Aku cerita semua tentang cedera itu dan dia bilang ‘kamu balik cepat ke Brasil dan kita operasi di sini supaya bisa main lagi’. Jadi aku cepat pulang ke Brasil. Setelah pertandingan itu cuma tiga hari aku sudah langsung pulang ke Brasil. Datang sore, besok paginya aku langsung naik meja operasi. Sampai tujuh bulan prosesnya untuk recovery,” kenangnya.
Musim Hilton pada Liga Indonesia 2009/2010 berakhir lebih cepat. Namun dia merasa beruntung karena pihak klub terutama manajer, Umuh Muchtar, masih membayar gajinya. Persib juga memberikan garansi satu tempat di tim jika Hilton sudah pulih dari cederanya. Meski dia hampir satu tahun absen, tapi Persib tetap merekrutnya untuk liga musim 2010/2011.
“Aku sangat hargai Pak Haji Umuh karena waktu itu aku masih punya kontrak. Dia bilang ‘kalau mau pulang ke Brasil, Persib tidak bisa bayar operasi di sana karena itu kamu ambil keputusan sendiri. Tapi gaji kamu tetap dibayar’. Jadi selama 8 bulan aku di Brasil, Pak Umuh tetap bayar gaji aku dan pas aku bilang sama dia sudah pulih total, bisa main bola lagi, dia langsung percaya sama aku,” katanya.
“Dia kasih aku kontrak satu tahun lagi. Jadi aku hargai Pak Haji Umuh karena percaya pulang ke Brasil, pulih cedera dan bisa bermain bola lagi. Jadi aku ucapkan terima kasih untuk Pak Haji Umuh dan seluruh tim medis yang kerja di Indonesia, tim Persib dan juga pelatih yang bisa kasih kesempatan lagi balik ke lapangan hijau,” pungkasnya.
Direkrut dari Deltras Sidoarjo pada musim 2008/2009, Hilton tercatat sebagai salah satu pemain asing yang awet bersama Persib. Dia bermain untuk 3,5 musim bersama Maung Bandung dengan catatan 81 kali bermain di pertandingan liga resmi dengan menorehkan 32 gol.
Ditulis oleh Mohamad Anki Syaban, jurnalis Simamaung, berakun Twitter @Ankisyaban dan Instagram @anki_syaban.
