Gol Berbau Kontroversial Buat Mental Psikologis PBR Down
Tuesday, 07 April 2015 | 20:10
Setelah berhasil menahan imbang Sriwijaya FC 1-1 di Jakabaring Palembang, Pelita Bandung Raya (PBR) harus menrerima kenyataan dikalahkan tim sekota Persib Bandung, Selasa (7/4) di Si Jalak Harupat Kab. Bandung. Gol dari Atep di menit 48 dianggap membuat mental PBR down dan menyulut Persib menambah dua gol tambahan.
Gol Atep tersebut disebut pihak PBR berbau kontroversi karena mereka mengaggap sebelumnya bola yang digiring M. Ridwan sebelum memberi asist sudah terlebih dulu meninggalkan lapangan. Mental bertanding anak asuhan Dejan Antonic jatuh pasca gol tersebut. Satrio Syam yang mengejar bola Ridwan melihat dengan jelas jika bola sudah meninggalkan arena permainan.
“Itu murni, coba lihat tayangan ulangnya. Bola sudah keluar jauh. Kita enggak mungkin protes seperti itu kalau memang bola belum keluar, Secara psikologis kami terganggu. Karena faktor non teknis kita kebobolan,” ungkap Satrio saat konfrensi pers usai laga.
Satrio Syam sudah 3 kali bertemu Persib di Bandung, sebelumnya ia bermain untuk Persebaya. Kesannya setiap kali melawan klub kebanggaan bobotoh mempunyai motivasi berlipat untuk memenangkan laga. Atmosfer pun berbeda dibanding dengan melawan tim lainnya. Memiliki suporter yang banyak mendukung memang membuat dirinya grogi.
“Di Bandung ini saya sudah 3 kali main, waktu itu masih main di Persebaya. Pertama main di PBR atmosfer Bandung banyak suporternya. Persib juga banyak suporternya. Namanya manusia biasa, pasti grogi,” pungkasnya.

Setelah berhasil menahan imbang Sriwijaya FC 1-1 di Jakabaring Palembang, Pelita Bandung Raya (PBR) harus menrerima kenyataan dikalahkan tim sekota Persib Bandung, Selasa (7/4) di Si Jalak Harupat Kab. Bandung. Gol dari Atep di menit 48 dianggap membuat mental PBR down dan menyulut Persib menambah dua gol tambahan.
Gol Atep tersebut disebut pihak PBR berbau kontroversi karena mereka mengaggap sebelumnya bola yang digiring M. Ridwan sebelum memberi asist sudah terlebih dulu meninggalkan lapangan. Mental bertanding anak asuhan Dejan Antonic jatuh pasca gol tersebut. Satrio Syam yang mengejar bola Ridwan melihat dengan jelas jika bola sudah meninggalkan arena permainan.
“Itu murni, coba lihat tayangan ulangnya. Bola sudah keluar jauh. Kita enggak mungkin protes seperti itu kalau memang bola belum keluar, Secara psikologis kami terganggu. Karena faktor non teknis kita kebobolan,” ungkap Satrio saat konfrensi pers usai laga.
Satrio Syam sudah 3 kali bertemu Persib di Bandung, sebelumnya ia bermain untuk Persebaya. Kesannya setiap kali melawan klub kebanggaan bobotoh mempunyai motivasi berlipat untuk memenangkan laga. Atmosfer pun berbeda dibanding dengan melawan tim lainnya. Memiliki suporter yang banyak mendukung memang membuat dirinya grogi.
“Di Bandung ini saya sudah 3 kali main, waktu itu masih main di Persebaya. Pertama main di PBR atmosfer Bandung banyak suporternya. Persib juga banyak suporternya. Namanya manusia biasa, pasti grogi,” pungkasnya.

Jdi wasitna goreng keneh intinamah
Nya atos tarima weh PBR, eleh 3-0, etang-etang hadiah perpisahan kan bade ngalih ka BEKASI. Wilujeung.. Ah