
Regenerasi gelandang asal Bandung tidak pernah habis-habisnya. Dari level junior mereka telah bersaing untuk mendapat tempat, menginginkan bermain bersama Eka Ramdani di senior Persib yang jadi inspirator pemain muda dahulu.
Ada yang namanya Muhammad Agung Pribadi pemain yang menembus tim Haornas dan Suratin di Persib. Setelahnya ada nama Dedi Kusnandar. Namun di level tim U-21 Agung Pribadi mampu mendapatkan tempat di sana. Sementara Dedi tidak, karena usianya memang lebih junior dua tahun dari Agung.
Duel di LSI U-21
Masa-masa itu Dedi Kusnandar muda tidak patah semangat tak masuk skuad Persib U-21 yang akan jalani kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) U-21 pertama 2008-2009. Ia mencari peruntungan lain bergabung dengan Pelita Jaya U-21. Rupanya ia mendapatkan tempat di sana.
Dedi melangkah jauh, ia menyingkirkan Agung Pribadi cs di babak semi final LSI U-21. Profesional! harus mengalahkan tim yang ia bela di level Haornas dan Suratin.
Puncaknya Dado –sapaan akrab Dedi– mengangkat trofi bersama Pelita Jaya, mengalahkan Persita U-21 di final. Sementara Agung Pribadi harus puas di tempat ketiga. Dado pula dianugrahi sebagai pemain terbaik pada saat itu.
Gengsi antar keduanya berlanjut di musim berikutnya LSI U-21 2009-2010. Agung dan Dado yang masih berseragam tim yang sama. Duel lebih seru pasalnya mereka berdua dipertemukan di partai puncak.
Kali ini Agung Pribadi berhasil mengalahkan Dado. Kesuksesan Agung mengantarkan Persib sebagai juara di musim itu, pembalasan yang setimpal di masa-masa keduanya bersaing di level junior.
Level Senior
Dado dan Agung masing-masing promosi ke skuad utama klub yang bermain di kasta tertinggi liga. Pamor Persib lebih mentereng hingga Agung Pribadi menjadi lebih dikenal dan disorot oleh media lokal, dari pada Dedi Kusnandar di Pelita Jaya.
Karier Agung memang biasa saja, ia banyak menghangatkan bangku cadangan atau serep dari pemain inti. Namanya tak kunjung naik di balik nama-nama senior Eka Ramdani, Hariono, Firman Utina, Asri Akbar, ataupun Taufiq.
Kendati demikian ia adalah satu pemain yang beruntung bisa mendapatkan status pemain dengan gelar terlengkap di Persib. Mulai dari junior hingga senior.
Dedi Kusnandar dalam catatan statistik ia cukup memberikan kesan positif dari kepercayaan pelatih. Ia mempunyai jam dan menit bermain yang terus meningkat dari musim ke musim.

Selepas jalani musim perdana di level senior pelita. Mulai liga musim 2010-2011 ia selalu catatkan jam bermain yang menembus lebih dari 1000 menit. Pun ketika Pelita Jaya bertransformasi ke tim Arema Cronus hingga hengkang ke Persebaya Dedi selalu catat menit bermain yang banyak.
Komentar Bobotoh