Generasi (Baru) Penjaga Tradisi
Friday, 01 April 2016 | 11:47
Hidup Persib !
Kalimat yang tidak pernah berubah, yang selalu diucapkan oleh jutaan Bobotoh dalam keadaan apapun, terlebih dalam situasi yang emosional. Salah satu malam yang emosional itu mungkin ketika tadi malam (Rabu, 30 Maret 2016 – Red) ketika Persib Bandung berhasil mengalahkan Bali United lewat gol Tantan. Saya sendiri lahir dari generasi yang sering melihat Tantan bermain sepakbola tarkam di kota kelahiran saya di Lembang. Di Stadion Gunung Sari itu, saya melihat Tantan bermain untuk Purnama, Alumni dll, dan di 10 tahun lalu saya adalah generasi penonton setia Piala Sugema : ))))) .
Sepuluh tahun lalu juga atau sekitar tahun 2000an juga mungkin banyak bobotoh yang termasuk ke dalam satu generasi. Iya, generasi yang tidak pernah lelah dalam mendukung Persib, di mana dukungan besar mereka berbanding terbalik dengan apa yang Persib berikan. Saat ketika juara terasa jauh untuk dicapai, dan ketika caci maki keluar dari mulut mereka. Percayalah, dalam hati mereka, doa tidak pernah berhenti diucapkan untuk satu kalimat PERSIB JUARA. Mengutip salah satu ungkapan salah satu akun supporter persib, ”Kami berangkat dari generasi yang biasa kalah, juara hanyalah obrolan warung kopi!” -@vikingcimahifc-. Ungkapan yang saya suka dan terasa sangat jujur, karena saya termasuk kedalam generasi itu juga.
Sampai di suatu malam indah di Jakabaring, berbahagialah kita termasuk kedalam generasi yang menyaksikan kembalinya kejayaan Persib. Sembilan belas tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk urusan menunggu. Jika dibandingkan dengan kredit cicilan motor, tentu harus menunggu sampai mempunyai 6 buah motor untuk menunggu Persib Juara. Malam terbaik untuk generasi yang tak pernah lelah menunggu.
“Masa indah banget sekali pisan!”, itu yang diucapkan Richard Mutter (Pas Band) dan teman2 underground lainnya ktika membuat salah satu album kompilasi underground pertama di kota Bandung, album yang sangat bersejarah. Dan itu pula masa yang paling indah kita rasakan dalam kurun waktu 2 dekade terakhir. Melihat dan menjadi saksi Persib yang begitu jumawa dan pemain2 terbaik yang ada di dalamnya. Sampai akhirnya semua terasa begitu cepat, satu persatu pergi……
Era baru Persib dimulai, di salah satu pertandingan pramusim piala Bhayangkara melawan Mitra Kukar. Suka atau tidak suka hasilnya kita sangat begitu merindukan para mantan pemain, tanpa mengecilkan perjuangan pemain dan hasil seri yang didapat, kita sangat kecewa dengan hasil itu. Karena dalam 3 tahun terakhir, kita terbiasa menjadi generasi yang melihat indahnya permainan Persib dan menang !!! Bukan hasil seri yang didapat dari permainan bungbeng teu puguh.
Beruntung, Persib masih mempunyai Made, Vlado, Toncip, Mas Har, Bos opik, Atep atau pemain lain yang “tersisa” dari class of 2014, yang setidaknya membuat adaptasi pemain baru lebih cepat. Made begitu tenang bersama Purwaka, Vlado yang sangat lugas begitupun Yanto Basna. Toncip yang sangat layak menjadi pemain terbaik di turnamen ini. Mas Har dan Taufik yang sangat seimbang di lini tengah dengan pembagian tugas yang jelas, atau bahkan Atep yang biarlah tetap menjadi Atep, pemain yang pertama mengangkat piala di Jakabaring!
Tentu tanpa mengecilkan peran pemain baru, pemain lama tentu mempunyai peran tambahan bagaimana mengenalkan tradisi di Persib, agar cepat beradaptasi untuk kembali membangun pondasi yang sempat rapuh. Belen, Samsul, David Lally, Purwaka, Kim dll, kita percaya mereka pemain hebat dan berkelas. Harapan baru di generasi baru sudah kami nantikan untuk kembali menciptakan sejarah dan tetap menjaga tradisi di tim ini.
Persib yang akan selalu menjadi besar, Persib yang tidak pernah kurang perhatian dari kami bobotoh, dan nama yang tidak akan pernah menjadi kecil dibandingkan dengan nama besar kalian. Persib adalah Persib dan tidak akan pernah menjadi berubah, siapapun orang di dalamnya , nama itu akan selalu ada, PERSIB BANDUNG!!!
Selamat bertanding di final PERSIB !!
Bagimu PERSIB Jiwa Raga Kami !!!
Penulis seorang mahasiswa di Piksi Ganesha ,dan karyawan di SAB Industries @ranggahimawan27

Hidup Persib !
Kalimat yang tidak pernah berubah, yang selalu diucapkan oleh jutaan Bobotoh dalam keadaan apapun, terlebih dalam situasi yang emosional. Salah satu malam yang emosional itu mungkin ketika tadi malam (Rabu, 30 Maret 2016 – Red) ketika Persib Bandung berhasil mengalahkan Bali United lewat gol Tantan. Saya sendiri lahir dari generasi yang sering melihat Tantan bermain sepakbola tarkam di kota kelahiran saya di Lembang. Di Stadion Gunung Sari itu, saya melihat Tantan bermain untuk Purnama, Alumni dll, dan di 10 tahun lalu saya adalah generasi penonton setia Piala Sugema : ))))) .
Sepuluh tahun lalu juga atau sekitar tahun 2000an juga mungkin banyak bobotoh yang termasuk ke dalam satu generasi. Iya, generasi yang tidak pernah lelah dalam mendukung Persib, di mana dukungan besar mereka berbanding terbalik dengan apa yang Persib berikan. Saat ketika juara terasa jauh untuk dicapai, dan ketika caci maki keluar dari mulut mereka. Percayalah, dalam hati mereka, doa tidak pernah berhenti diucapkan untuk satu kalimat PERSIB JUARA. Mengutip salah satu ungkapan salah satu akun supporter persib, ”Kami berangkat dari generasi yang biasa kalah, juara hanyalah obrolan warung kopi!” -@vikingcimahifc-. Ungkapan yang saya suka dan terasa sangat jujur, karena saya termasuk kedalam generasi itu juga.
Sampai di suatu malam indah di Jakabaring, berbahagialah kita termasuk kedalam generasi yang menyaksikan kembalinya kejayaan Persib. Sembilan belas tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk urusan menunggu. Jika dibandingkan dengan kredit cicilan motor, tentu harus menunggu sampai mempunyai 6 buah motor untuk menunggu Persib Juara. Malam terbaik untuk generasi yang tak pernah lelah menunggu.
“Masa indah banget sekali pisan!”, itu yang diucapkan Richard Mutter (Pas Band) dan teman2 underground lainnya ktika membuat salah satu album kompilasi underground pertama di kota Bandung, album yang sangat bersejarah. Dan itu pula masa yang paling indah kita rasakan dalam kurun waktu 2 dekade terakhir. Melihat dan menjadi saksi Persib yang begitu jumawa dan pemain2 terbaik yang ada di dalamnya. Sampai akhirnya semua terasa begitu cepat, satu persatu pergi……
Era baru Persib dimulai, di salah satu pertandingan pramusim piala Bhayangkara melawan Mitra Kukar. Suka atau tidak suka hasilnya kita sangat begitu merindukan para mantan pemain, tanpa mengecilkan perjuangan pemain dan hasil seri yang didapat, kita sangat kecewa dengan hasil itu. Karena dalam 3 tahun terakhir, kita terbiasa menjadi generasi yang melihat indahnya permainan Persib dan menang !!! Bukan hasil seri yang didapat dari permainan bungbeng teu puguh.
Beruntung, Persib masih mempunyai Made, Vlado, Toncip, Mas Har, Bos opik, Atep atau pemain lain yang “tersisa” dari class of 2014, yang setidaknya membuat adaptasi pemain baru lebih cepat. Made begitu tenang bersama Purwaka, Vlado yang sangat lugas begitupun Yanto Basna. Toncip yang sangat layak menjadi pemain terbaik di turnamen ini. Mas Har dan Taufik yang sangat seimbang di lini tengah dengan pembagian tugas yang jelas, atau bahkan Atep yang biarlah tetap menjadi Atep, pemain yang pertama mengangkat piala di Jakabaring!
Tentu tanpa mengecilkan peran pemain baru, pemain lama tentu mempunyai peran tambahan bagaimana mengenalkan tradisi di Persib, agar cepat beradaptasi untuk kembali membangun pondasi yang sempat rapuh. Belen, Samsul, David Lally, Purwaka, Kim dll, kita percaya mereka pemain hebat dan berkelas. Harapan baru di generasi baru sudah kami nantikan untuk kembali menciptakan sejarah dan tetap menjaga tradisi di tim ini.
Persib yang akan selalu menjadi besar, Persib yang tidak pernah kurang perhatian dari kami bobotoh, dan nama yang tidak akan pernah menjadi kecil dibandingkan dengan nama besar kalian. Persib adalah Persib dan tidak akan pernah menjadi berubah, siapapun orang di dalamnya , nama itu akan selalu ada, PERSIB BANDUNG!!!
Selamat bertanding di final PERSIB !!
Bagimu PERSIB Jiwa Raga Kami !!!
Penulis seorang mahasiswa di Piksi Ganesha ,dan karyawan di SAB Industries @ranggahimawan27

juara deui euy, siap siap
”Kami berangkat dari generasi yang biasa kalah, juara hanyalah obrolan warung kopi!”
ieu sayah pisan…
Saya lahir di generasi tahun 97, ngan saya ge ngalaman rasana persib jungkir balik eleh wae di tahun 2000an , ngan ai ngadukung ku hate mah angger weh aya boga harapan jang persib juara
Terbaik csndum
Hade ieu artikel !
Lebih dari 1000 kata tapi gada satupun kata “Hermawan” yg juga merupakan salah satu skuad PERSIB generasi baru malah lebih memilih Yanto yg notabene kedatangannya lebih baru dibanding beliau :))
Hehe
Entah tidak terpikirkan atau emang sengaja tidak dipikirkan.
Hanya Tuhan dan penulis yang tau :))
bener ceuk akang penulis,abi nu notabene anyaran taun 2007 jaman zaenal arif striker nepi ka yandi sopyan asup ge tos ngaraos ucapan akang jero pisan euy
Genarasi sy kolot pisan..ti jaman kostum PERSIB Bulao Bodasjaman kiper sobur ayeuna geus jadi bos urang dikantor…ngiluan ssb PR dilatih ku Boyke Adam…diri urang geus PERSIB pisan..jadi sok keheul lamun aya nu ngahina ka PERSIB…
urang keur leutik apal keneh pun bapa ngajorowok susuitan basa sutiono ngagolkeun jeung jadi juara, sutiono…sutiono…. suupp… suit suit… cenah,,-urang can ngarti bola basa eta mah, ngan resep weh ningali si bapa luluncatan jeung aber-aberan bari ngajarorowok
hebat kang diantos artikel selamjutna
bagus …
ngorakeneh si akang mah euy…saya generasi robi darwis yusup bahtiar kekey zakaria sutiono jll.
inget keneh aki sok ngadongeng tah jang Adeng hudaya teh masih keneh baraya jeung urang…hidup persib
Hehe muhun kang, saya jaman eta ngadangu dongengna hungkul :))
sayah kabagean ningali ti jaman perserikatan persib juara,terus paceklik gelar sampei jaman kiwari kamari juara deui IsL jeung piala presiden moal raat ngadukung Persib mah..Final ayeuna ngadoakeun dr hate yg plg dalam supados Persib juara deui(teu bs lalajo ka GBK da keur gawe di makassar) Pruuuuuung aahhh Sib Tandang makalangan final sok geura sing Meunang…Amiiiiiinnn!!!!!!!
Izin share kang
Mangga kang 🙂