Gelaran TSC Bisa Lepas Kejenuhan Pemain
Thursday, 21 April 2016 | 20:07
Full back Persib Bandung, Dias Angga Putra, menyambut baik digelarnya Torabika Soccer Championship yang dimulai pada 29 April mendatang. Menurutnya momentum ini menjadi sinyal positif di tengah kisruhnya situasi sepakbola tanah air. Karena sudah lebih dari satu tahun kompetisi di Indonesia mati suri pasca pembekuan PSSI oleh Menpora. Kondisi psikologis pemain pun kembali terangkat karena sebelumnya mereka hanya tampil di turnamen insidental.
“Ini hal yang positif, kalau turnamen pendek bikin pemain jenuh. Tapi kalau TSC setidaknya bisa menyamai ISL walaupun ini tidak ada kaitannya dengan AFC,” tutur pemain berusia 27 tahun itu di Mess Persib, Kamis (21/4).
Selain faktor psikologis, aspek kas pemain pun menjadi perhatian Dias. Karena dengan digulirkannya TSC maka otomatis penghasilan pemain pun akan kembali stabil. Mengingat dalam turnamen sebelumnya pemain hanya mendapat 25 persen dari gaji mereka sepenuhnya. Manajemen sendiri sudah berjanji akan memenuhi seluruh hak pemain jika kompetisi berjalan normal tanpa hambatan.
“Alhamdulillah dari segi ekonomi dengan adanya turnamen panjang ini, otomatis tim mengontrak ini juga bisa membantu, yang tadinya was-was menjadi lega,” ujarnya.
TSC sendiri hadir memenuhi dahaga insan sepakbola Indonesia dengan menyiapkan beberapa terobosan. Selain menerapkan salary cap, subsidi kas tim hingga mengatur penjadwalan pertandingan. Nantinya setiap tim hanya berlaga sepekan sekali di akhir pekan. Kondisi itu pun disambut baik oleh Dias meski apapun peraturan yang ada dia siap menjalani.
“Kalau masalah aturan pertandingan kita ikuti aja, yang pantas disyukuri adalah ini turnamen jangka panjang. Bagaimanapun formatnya asal aturan jelas, kita tinggal ikuti,” tukasnya.

Full back Persib Bandung, Dias Angga Putra, menyambut baik digelarnya Torabika Soccer Championship yang dimulai pada 29 April mendatang. Menurutnya momentum ini menjadi sinyal positif di tengah kisruhnya situasi sepakbola tanah air. Karena sudah lebih dari satu tahun kompetisi di Indonesia mati suri pasca pembekuan PSSI oleh Menpora. Kondisi psikologis pemain pun kembali terangkat karena sebelumnya mereka hanya tampil di turnamen insidental.
“Ini hal yang positif, kalau turnamen pendek bikin pemain jenuh. Tapi kalau TSC setidaknya bisa menyamai ISL walaupun ini tidak ada kaitannya dengan AFC,” tutur pemain berusia 27 tahun itu di Mess Persib, Kamis (21/4).
Selain faktor psikologis, aspek kas pemain pun menjadi perhatian Dias. Karena dengan digulirkannya TSC maka otomatis penghasilan pemain pun akan kembali stabil. Mengingat dalam turnamen sebelumnya pemain hanya mendapat 25 persen dari gaji mereka sepenuhnya. Manajemen sendiri sudah berjanji akan memenuhi seluruh hak pemain jika kompetisi berjalan normal tanpa hambatan.
“Alhamdulillah dari segi ekonomi dengan adanya turnamen panjang ini, otomatis tim mengontrak ini juga bisa membantu, yang tadinya was-was menjadi lega,” ujarnya.
TSC sendiri hadir memenuhi dahaga insan sepakbola Indonesia dengan menyiapkan beberapa terobosan. Selain menerapkan salary cap, subsidi kas tim hingga mengatur penjadwalan pertandingan. Nantinya setiap tim hanya berlaga sepekan sekali di akhir pekan. Kondisi itu pun disambut baik oleh Dias meski apapun peraturan yang ada dia siap menjalani.
“Kalau masalah aturan pertandingan kita ikuti aja, yang pantas disyukuri adalah ini turnamen jangka panjang. Bagaimanapun formatnya asal aturan jelas, kita tinggal ikuti,” tukasnya.

Maju terus Sib!
saha nu bade nyusul gusti randa, ngundurkeun diri ti pssi? mèh pengurusna nu boga kompetensi keur kamajuan sepakbola.
Sok gusti randa turun gusti nu agung naek meh baleg lah pssi teh…pisss ah.
loba conto pemain bola anu ‘bersentuhan’ jeung dunia artis, karirna jadi melempem. komo ieu kasusna, artis nu terjun ka sepakbola, naon nu diharepkeun? “ayeuna kan lain jaman sitti nurbaya?”
Piceun si kim jeung si hermawan.