Gabung Bersama Tim Usia Dini Inter Milan, Janur Enggan Menyiakannya
Wednesday, 13 January 2016 | 17:14
Program dari pelatih Jajang Nurjaman untuk mengikuti pembinaan pelatihan di Inter Milan sudah dikoordinasikan dengan jajaran pelatih usia dini di tim Neraazzuri. Dalam konfrensi pers Kerjasama Program Pembinaan Pelatih dan Pemain, Dua Biru Bersatu, Persib Bandung-Inter Milan, Rabu (13/1) di Fairmont Hotel, Jalan Asia Afrika, Jakarta, mengumumkan Jajang akan bergabung dengan tim usia 16 dan 19 tahun.
“Sudah diberikan ketentuan oleh Pak Erick Thohir (Presiden Inter Milan) dan jajarannya di Inter akan mengetahui sampai sejauh mana perkembangan sepak bola di sana,” ungkap Jajang usai menjalani konfrensi pers.
Alasan mendasar Janur sapaan akrab Jajang tidak dilibatkan dalam program pelatihan tim utama Inter Milan adalah karena lisensi B AFC yang dimiliki Janur belum cukup untuk menjajakan pembinaan hingga tim level atas. Sebuah aturan dari klub Nerazzuri program pembinaan pelatih hingga masuk klub utama harus memiliki lisensi UEFA Pro.
“Oleh karenanya saya akan bergabung di usia 16 dan 19 karena tadi sudah disampaikan jika di level senior butuh lisensi yang lebih dari apa yang saya miliki sekarang,” paparnya.
Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan pelatih asal Majalengka itu akan melihat secara inisiatif menurut pandangannya sendiri–menilai bagaimana geliat tim di serie A dan B di Italia. Lebih lanjut dirinya akan membandingkannya dengan kultur sepak bola di tanah air.
“Tapi tdk menutup kemungkinan saya untuk melihat bagaimana kepelatihan di serie B dan serie A dari perspektif saya,” ucapnya.
Janur tak ingin kesempatan besar menimba ilmu di negeri orang sia-sia. Kesempatan yang jarang pelatih Indonesia dapatkan, bahkan boleh dibilang ia lah pelatih pertama yang disekolahkan oleh klub untuk menuntut ilmu mengembangkan pengetahuan tentang kepelatihan.
“Saya datang kesana tidak ingin mubazir, saya bisa menimba ilmu membandingkan dan belajar lebih banyak lagi tentang sepak bola di negara lebih maju dari sepak bola kita,” tekadnya.
Sekembali ke Indonesia ia mengharapkan bisa kembali untuk Persib dan mengaplikasikannya. Bahkan Janur menambahkan bisa memberi sumbangsih demi kemjuan sepak bola Indonesia.
“Mudah-mudahan ilmu yang saya dapatkan bisa diaplikasikan di Persib khususnya dan mudah-mudahan bisa memajukan sepak bola tanah air,” harapnya.

Program dari pelatih Jajang Nurjaman untuk mengikuti pembinaan pelatihan di Inter Milan sudah dikoordinasikan dengan jajaran pelatih usia dini di tim Neraazzuri. Dalam konfrensi pers Kerjasama Program Pembinaan Pelatih dan Pemain, Dua Biru Bersatu, Persib Bandung-Inter Milan, Rabu (13/1) di Fairmont Hotel, Jalan Asia Afrika, Jakarta, mengumumkan Jajang akan bergabung dengan tim usia 16 dan 19 tahun.
“Sudah diberikan ketentuan oleh Pak Erick Thohir (Presiden Inter Milan) dan jajarannya di Inter akan mengetahui sampai sejauh mana perkembangan sepak bola di sana,” ungkap Jajang usai menjalani konfrensi pers.
Alasan mendasar Janur sapaan akrab Jajang tidak dilibatkan dalam program pelatihan tim utama Inter Milan adalah karena lisensi B AFC yang dimiliki Janur belum cukup untuk menjajakan pembinaan hingga tim level atas. Sebuah aturan dari klub Nerazzuri program pembinaan pelatih hingga masuk klub utama harus memiliki lisensi UEFA Pro.
“Oleh karenanya saya akan bergabung di usia 16 dan 19 karena tadi sudah disampaikan jika di level senior butuh lisensi yang lebih dari apa yang saya miliki sekarang,” paparnya.
Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan pelatih asal Majalengka itu akan melihat secara inisiatif menurut pandangannya sendiri–menilai bagaimana geliat tim di serie A dan B di Italia. Lebih lanjut dirinya akan membandingkannya dengan kultur sepak bola di tanah air.
“Tapi tdk menutup kemungkinan saya untuk melihat bagaimana kepelatihan di serie B dan serie A dari perspektif saya,” ucapnya.
Janur tak ingin kesempatan besar menimba ilmu di negeri orang sia-sia. Kesempatan yang jarang pelatih Indonesia dapatkan, bahkan boleh dibilang ia lah pelatih pertama yang disekolahkan oleh klub untuk menuntut ilmu mengembangkan pengetahuan tentang kepelatihan.
“Saya datang kesana tidak ingin mubazir, saya bisa menimba ilmu membandingkan dan belajar lebih banyak lagi tentang sepak bola di negara lebih maju dari sepak bola kita,” tekadnya.
Sekembali ke Indonesia ia mengharapkan bisa kembali untuk Persib dan mengaplikasikannya. Bahkan Janur menambahkan bisa memberi sumbangsih demi kemjuan sepak bola Indonesia.
“Mudah-mudahan ilmu yang saya dapatkan bisa diaplikasikan di Persib khususnya dan mudah-mudahan bisa memajukan sepak bola tanah air,” harapnya.

Mudah2han bisa di dominasi sama pemain kita, apa lagi sama pemain persib, harus bangga banget indonesia punya tim sekelas persib bandung
#maungbiru