FU: Kecerdasan dan Improvisasi Pemain Dibutuhkan Persib di Final Leg Dua
Saturday, 24 April 2021 | 14:26
Persija berada di atas angin, Persib dalam situasi tertekan di leg kedua Piala Menpora 2021. Kekalahan 2-0 di leg pertama adalah kesalahan besar, Persib harus mengejar ketinggalan itu, menang defisit tiga gol di final leg kedua Minggu (25/4/2021) di Stadion Manahan Solo andai mereka ingin merengkuh gelar.
Firman Utina sebagai orang yang pernah bermain di dua klub tersebut melihat realitanya. Pressure tinggi berada di kubu Persib, tidak gampang mengambil tiga gol dari Persija melihat pertahan tim oranye yang kokoh meski hanya dengan duet pemain senior lokal Maman Abdurahman dan Tony Sucipto.
Pertahan Macan Kemayoran berlapis-lapis, Persib harus terlebih dulu mendobrak duet gelandang Marc Klok dan Rohit Chand yang diprediksi akan cenderung akan menjaga kedalaman mengamankan kemenangan yang sudah diraih sebelumnya. Jika Persib bermain seperti di leg pertama sulit untuk mendapatkan gol.
Meski sulit bagi Persib, namun bagi Firman sepakbola tidak bisa ditebak. Masih mungkin Persib mengejar membalikkan keadaan, jika situasinya Macan Kemayoran melakukan kesalahan-kesalahan yang bisa dimanfaatkan Maung Bandung menjadi gol. Artinya Wander Luiz cs. harus mencari gol cepat memaksimalkan sekecil peluang yang dimiliki.
“Leg kedua bakalan seru, tingkat preassure-nya paling ada di Persib karena harus menyalip. Situasi ini enggak gampang, tapi sekali lagi sepakbola itu bukan matematika yang bisa kita tebak, langsung ada angka. Tapi ini situasi yang sulit, sama seperti yang saya alami di AFF yang kita kalah 3-0, dan main di kandang harus buru-buru bikin gol,” tutur Firman Utina.
Strategi yang dirahkan pelatih akan jadi kunci untuk Persib di leg kedua nanti. Namun ada yang tidak kalah penting yakni kecerdasan, improvisasi pemain dan fokus akan mempengaruhi jalannya pertandingan. Pemain harus cerdas membaca permainan tidak hanya text book terpaku arahan pelatih. Mental motivasi juga turut serta di dalamnya memacu diri untuk melewati batas kemampuan diri.
“Ini enggak gampang butuh kecerdasan pelatih, strategi, terus yang kedua pemain juga harus mengimprovisasi, enggak note book, hanya text book, mereka harus improvisasi karena mereka yang ada di lapangan dan tahu situasinya. Mereka harus ubah keadaan itu, jadi harus punya sosok sosok yang memotivasi pemain-pemain tersebut,” papar Firman.

Persija berada di atas angin, Persib dalam situasi tertekan di leg kedua Piala Menpora 2021. Kekalahan 2-0 di leg pertama adalah kesalahan besar, Persib harus mengejar ketinggalan itu, menang defisit tiga gol di final leg kedua Minggu (25/4/2021) di Stadion Manahan Solo andai mereka ingin merengkuh gelar.
Firman Utina sebagai orang yang pernah bermain di dua klub tersebut melihat realitanya. Pressure tinggi berada di kubu Persib, tidak gampang mengambil tiga gol dari Persija melihat pertahan tim oranye yang kokoh meski hanya dengan duet pemain senior lokal Maman Abdurahman dan Tony Sucipto.
Pertahan Macan Kemayoran berlapis-lapis, Persib harus terlebih dulu mendobrak duet gelandang Marc Klok dan Rohit Chand yang diprediksi akan cenderung akan menjaga kedalaman mengamankan kemenangan yang sudah diraih sebelumnya. Jika Persib bermain seperti di leg pertama sulit untuk mendapatkan gol.
Meski sulit bagi Persib, namun bagi Firman sepakbola tidak bisa ditebak. Masih mungkin Persib mengejar membalikkan keadaan, jika situasinya Macan Kemayoran melakukan kesalahan-kesalahan yang bisa dimanfaatkan Maung Bandung menjadi gol. Artinya Wander Luiz cs. harus mencari gol cepat memaksimalkan sekecil peluang yang dimiliki.
“Leg kedua bakalan seru, tingkat preassure-nya paling ada di Persib karena harus menyalip. Situasi ini enggak gampang, tapi sekali lagi sepakbola itu bukan matematika yang bisa kita tebak, langsung ada angka. Tapi ini situasi yang sulit, sama seperti yang saya alami di AFF yang kita kalah 3-0, dan main di kandang harus buru-buru bikin gol,” tutur Firman Utina.
Strategi yang dirahkan pelatih akan jadi kunci untuk Persib di leg kedua nanti. Namun ada yang tidak kalah penting yakni kecerdasan, improvisasi pemain dan fokus akan mempengaruhi jalannya pertandingan. Pemain harus cerdas membaca permainan tidak hanya text book terpaku arahan pelatih. Mental motivasi juga turut serta di dalamnya memacu diri untuk melewati batas kemampuan diri.
“Ini enggak gampang butuh kecerdasan pelatih, strategi, terus yang kedua pemain juga harus mengimprovisasi, enggak note book, hanya text book, mereka harus improvisasi karena mereka yang ada di lapangan dan tahu situasinya. Mereka harus ubah keadaan itu, jadi harus punya sosok sosok yang memotivasi pemain-pemain tersebut,” papar Firman.

Untuk menghadapi liga 1, sebaiknya Firman Utina direkrut memperkuat tim pelatih Persib.
Tiap aya nu komen alus soal arahan sepakbola pasti we kudu jadi tim pelatih persib, sigana urang ge mun komen na alus bisa jadi pelatih persib nya.
beda atuh FU jeung maneh mah, paling maneh mah pelatih entog
namanya juga komen,,keberuntungan lawan karena kesalahan pemain yg kalqh,,jgn bnyk kartu kuning leg 2,,ngg enak lihatnya lagi kasihan yg cidera lparah ladang nafkahnya terganggu
PERSIB butuh pemain tengah sekelas FU dan Konate
Faktor mental akan sangat menentukan. Tong kumeok memeh dipacok Sib! Apapun hasilnya yg terpenting persib harus bermain spartan dan tdk imperior..
saya setuju KONATE harus dikembalikan