
Foto: Dok. Persib Bandung
Pelaku sepakbola tanah air kini sudah frustasi, beberapa kali menggelar persiapan matang namun nyatanya kompetisi terus mundur. Itu sudah terjadi sejak tahun lalu akibat pandemi Covid-19 yang sulit dikontrol di Indonesia. Pihak pemerintah dan kepolisian tak mengizinkan liga bergulir meski protokol kesehatan yang ketat berlaku.
Saat ini Persib terpaksa harus kembali menjalani latihan mandiri di rumah seiring berlakukanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) se-Jawa Bali. Itu tentu tak efektif, karena ruang lingkup pemain menjadi terbatas. Robert Aberts sang pelatih tentunya akan segera menggelar latihan tim pasca PPKM berakhir 20 Juli.
“Tentunya, rencana saya adalah untuk bisa kembali menggelar latihan. Nanti ketika PPKM berakhir, kami akan langsung berlatih secara normal di dalam situasi yang juga normal,” kata Robert Alberts pada Sabtu (10/7/2021).
Ia mendapatkan informasi dari manajemen lewat Direktur Teddy Tjahjono bahwa liga kemungkinan akan dilaksanakan dua hingga empat pekan setelah PPKM selesai. Itu waktu yang cukup untuk mempersiapkan tim lagi sebelum kick-off dimulai.
“Informasi yang kami miliki soal liga, saya mendapatkannya dari Teddy yang sebelumnya mengikuti pertemuan dengan seluruh perwakilan klub bersama PSSI dan LIB, bahwa liga akan dimulai pada dua hingga empat pekan setelah masa PPKM berakhir,” ulas Robert.
Namun, menurutnya selagi ada celah waktu untuk bisa menggulirkan liga, lebih baik keputusan bisa diambil untuk memulai kompetisi 2021/2022. Ia yakin dirinya dan pelaku sepakbola Indonesia lain sudah merasa frustasi karena kompetisi tak kunjung dimulai.
“Masa PPKM rencananya akan berakhir pada 20 Juli. Di masa dua sampai empat pekan itu, saya berharap liga bisa sesegera mungkin bisa digelar, jangan sampai hingga pertengahan Agustus karena pemain dan ofisial sudah merasa frustrasi,” akunya.
Mulai kini, Covid-19 akan terus ada berdampingan dengan kehidupan manusia. Saatnya semua orang melawan, salah satu langkah yang saat ini digalakan dengan vaksinasi seperti negara-negara Eropa, di sana telah memainkan pertandingan sepakbola dengan penonton.
Lagi pula menurut Robert, tak ada hubungannya masa PPKM dengan rencana kegiatan kompetisi sepakbola yang dirancang dengan disiplin ketat protokol kesehatan. Pertandingan digelar tanpa penonton, pemain pula akan dikarantina selama jalani kompetisi serta tes Covid-19 yang dilakukan berkala.
“Covid masih akan ada, begitu juga masa karantina, tapi sepakbola masih bisa digelar karena saya tidak melihat adanya hubungan langsung antara masa PPKM dan sepakbola dalam artian kami bertanding dengan tanpa penonton, juga penerapan protokol kesehatan yang ketat,” paparnya.
Ia kembali mengungkit apa guna turnamen pra kompetisi Piala Menpora 2021 kemarin. Walau sudah menjalankan turnamen hingga selesai, Liga 1 dan Liga 2 tetap saja sulit digelar di masa-masa saat ini. “Saya hanya berpikir, sebenarnya apa tujuan dari digelarnya Piala Menpora dan saya berharap mendapatkan jawaban yang jelas soal itu,” singgungnya.
“Karena setelah turnamen itu, kami semua telah siap untuk memulai liga kembali. Tapi liga ditunda sejak Maret tahun lalu, dan setiap kali kami mendengar liga akan dimulai, kenyataannya harus ditunda sedangkan Covid tidak pernah pergi dari Indonesia atau dunia ini. Indonesia menjadi satu-satunya negara yang tanpa sepakbola selama satu setengah tahun,” tandasnya.
urang bandung asli
11/07/2021 at 17:23
kumaha atuh ieu teh nya…..