Flare Masuk ke Tribun, Panpel Persib Akui Kecolongan
Wednesday, 15 June 2022 | 16:25
Pertandingan Persib kontra Bali United sempat tertunda beberapa saat di sekitar menit 80. Sesaat setelah David da Silva mencetak gol penyaman kedudukan, nampak ada flare yang menyala di beberapa titik tribun Stadion GBLA. Pihak panitia pelaksana (panpel) pertandingan mengakui adanya kelalaian yang membuat flare bisa masuk.
Budhi Bram Rachman selaku General Coordinator laga home Persib tidak menampik pihaknya kecolongan. Ini tentunya menjadi catatan terutama bagi keamanan yang menjaga agar barang tersebut tidak bisa masuk. Ini juga tentu menjadi sorotan dari pihak federasi.
“Ya memang itu pasti menjadi catatan ya, yang pasti itu kecolongan lah ya, menjadi catatan pihak keamanan. Dari federasi, yang pasti harus diperbaiki otomatis,” terang Budhi Bram Rachman ketika diwawancara di Graha Persib, Rabu (15/6).
Mengenai penjagaan yang diperketat, Bram menyebut bahwa pihak keamanan sudah memiliki analisa dari laga pertama. Nantinya dari data tersebut pihak keamanan yang memiliki solusi agar kejadian serupa tidak terulang.
“Ya, makanya kita juga terus berkoordinasi dengan pihak keamanan. Kan mereka juga, pihak keamanan mengeluarkan analisis dan evaluasi, mungkin pertandingan berikutnya harus seperti apa,” ujar pria yang akrab disapa Om Bram tersebut.
Dampak dari adanya flare di stadion sendiri biasanya klub mendapat sanksi dari Komdis PSSI. Namun untuk kejadian di laga kontra Bali United lalu, Bram belum mendapat kabar terkait adanya hukuman. “Kalau sanksi saya belum tahu, belum keluar. Saya belum dapat informasinya,” jelasnya.
Kinerja panpel memang menuai sorotan ketika menggelar pertandingan. Mulai dari sistem penjualan tiket hingga penonton gelap yang masuk tanpa tiket menjadi masalah. Tiket yang dijual semula hanya sekitar 15 ribu lembar. Tapi kenyataan di lapangan, penonton yang hadir hampir mengisi 85 persen kursi tribun yang berkapasitas 38 ribu.
Penonton yang berada di tribun VIP membludak dan banyak pemegang tiket yang tidak kebagian tempat duduk. Tribun atas juga yang seharusnya ditutup nyatanya ditempati oleh penonton. Diakui Bram, seharusnya tribun lantai 2 kosong namun akhirnya bisa dimasuki oleh suporter.
“Ya itu jadi catatan, jadi perhatian semua pihak terutama pihak keamanan. Karena kita seperti yang sudah diketahui hanya diperbolehkan menggunakan Stadion GBLA itu lantai bawah saja. Tapi kenyataannya seperti itu dan kami sudah dapat masukan dari pihak keamanan untuk diteruskan kepada pihak-pihak panitia pelaksana di lapangannya,” ujarnya.

Pertandingan Persib kontra Bali United sempat tertunda beberapa saat di sekitar menit 80. Sesaat setelah David da Silva mencetak gol penyaman kedudukan, nampak ada flare yang menyala di beberapa titik tribun Stadion GBLA. Pihak panitia pelaksana (panpel) pertandingan mengakui adanya kelalaian yang membuat flare bisa masuk.
Budhi Bram Rachman selaku General Coordinator laga home Persib tidak menampik pihaknya kecolongan. Ini tentunya menjadi catatan terutama bagi keamanan yang menjaga agar barang tersebut tidak bisa masuk. Ini juga tentu menjadi sorotan dari pihak federasi.
“Ya memang itu pasti menjadi catatan ya, yang pasti itu kecolongan lah ya, menjadi catatan pihak keamanan. Dari federasi, yang pasti harus diperbaiki otomatis,” terang Budhi Bram Rachman ketika diwawancara di Graha Persib, Rabu (15/6).
Mengenai penjagaan yang diperketat, Bram menyebut bahwa pihak keamanan sudah memiliki analisa dari laga pertama. Nantinya dari data tersebut pihak keamanan yang memiliki solusi agar kejadian serupa tidak terulang.
“Ya, makanya kita juga terus berkoordinasi dengan pihak keamanan. Kan mereka juga, pihak keamanan mengeluarkan analisis dan evaluasi, mungkin pertandingan berikutnya harus seperti apa,” ujar pria yang akrab disapa Om Bram tersebut.
Dampak dari adanya flare di stadion sendiri biasanya klub mendapat sanksi dari Komdis PSSI. Namun untuk kejadian di laga kontra Bali United lalu, Bram belum mendapat kabar terkait adanya hukuman. “Kalau sanksi saya belum tahu, belum keluar. Saya belum dapat informasinya,” jelasnya.
Kinerja panpel memang menuai sorotan ketika menggelar pertandingan. Mulai dari sistem penjualan tiket hingga penonton gelap yang masuk tanpa tiket menjadi masalah. Tiket yang dijual semula hanya sekitar 15 ribu lembar. Tapi kenyataan di lapangan, penonton yang hadir hampir mengisi 85 persen kursi tribun yang berkapasitas 38 ribu.
Penonton yang berada di tribun VIP membludak dan banyak pemegang tiket yang tidak kebagian tempat duduk. Tribun atas juga yang seharusnya ditutup nyatanya ditempati oleh penonton. Diakui Bram, seharusnya tribun lantai 2 kosong namun akhirnya bisa dimasuki oleh suporter.
“Ya itu jadi catatan, jadi perhatian semua pihak terutama pihak keamanan. Karena kita seperti yang sudah diketahui hanya diperbolehkan menggunakan Stadion GBLA itu lantai bawah saja. Tapi kenyataannya seperti itu dan kami sudah dapat masukan dari pihak keamanan untuk diteruskan kepada pihak-pihak panitia pelaksana di lapangannya,” ujarnya.

ganti kabeh pengelolaan kemanan dan parkir!
reman hungkul! bikeun ka pihak ka 3 hei wahai anda menegemen!
Hrsnya dari pihak panitia lebih ketat lagi periksa sblm masuk stadion, yg bawa Flare, minuman beralkohol, senjata tajam dll, dilarang masuk.
Panpel memang kecolongan,tapi kalau Bobotoh nya dewasa seharusnya tau dan paham bahwa Flare itu dilarang,kalau taat aturan tanpa di razia pun Pasti aman,