Firman Utina Mulai Rintis Usaha Apparel di Bandung
Friday, 11 December 2020 | 15:41
Memutuskan gantung sepatu sebagai pesepakbola aktif tidak membuat Firman Utina meninggalkan dunia si kulit bundar. Kesehariannya masih saja berkutat dengan sepakbola baik di dalam lapangan maupun luar lapangan. Dirinya mulai membina para bibit muda di Firman Utina 15 Football Academy.
Kini selain mengurus akademi yang dibentuknya, gelandang legenda Indonesia itu mulai merintis usaha lain. Dirinya sudah sejak tiga bulan lalu memiliki unit bisnis di bidang produksi pakaian khususnya olahraga. Konfeksi itu sendiri letaknya berada di kawasan Sadang Serang, Bandung.
“Kegiatan tetap di dunia sepakbola, walaupun ada yang di dalam lapangan maupun luar lapangan. Alhamdulillah untuk yang di lapangan saya masih membangun akademi SSB yang ada di Tangerang, kalau di luar lapangan menjalankan konfeksi yang sudah kita bangun selama tiga bulan ini,” terang eks kapten kesebelasan Persib itu ketika diwawancara.
Ada alasan kenapa dirinya membuka usaha konfeksi ketimbang bidang lain. Dia melihat adanya potensi dari maraknya tim yang membuat jersey tim sepakbola komunitasnya. Lantaran kostum tim merupakan identitas yang dibutuhkan dan Firman melihat itu sebagai celah baginya mencari pemasukan.
“Karena saya melihat semua orang butuh olahraga dan semua orang punya komunitasnya tersendiri, berarti satu komunitas itu punya tim dan tim itu bisa dilihat kebersamaannya dari penampilan, itu yang kita ambil. Jadi akhirnya saya lebih terjun untuk tiga bulan ini bekerja sama dengan FU15 yang ada di Bandung,” jelasnya.
Firman sendiri mempunyai produk apparel sendiri dan dalam waktu dekat akan ada offline store untuk memasarkan barang miliknya. Menurutnya dipilih jadi bisnis karena dia mulai banyak mempelajari soal konveksi. Firman juga menolak jika dia dianggap aji mumpung dengan mendompleng nama besarnya.
“Karena saya tahu dan banyak mempelajari tentang konfeksi dan akhirnya saya tertarik. Saya bukan dibilang aji mumpung tapi saya ingin menjalankan ini dari nol, mulai membangun kerjasama, didesain sebaik mungkin dan mudah-mudahan bisa menjadi brand yang bermanfaat untuk orang banyak,” ujarnya.
Sejauh ini cukup banyak karyawan yang bekerja dengannya. Firman sendiri lebih banyak memantau kinerja pegawainya menggunakan pertemuan virtual. “Ada sekitar 30 orang kami juga sudah sering zoom meeting dengan pengurus yang ada di sini untuk lebih mengontrol pekerjaan mereka, ini yang kita kejar,” tukasnya.

Memutuskan gantung sepatu sebagai pesepakbola aktif tidak membuat Firman Utina meninggalkan dunia si kulit bundar. Kesehariannya masih saja berkutat dengan sepakbola baik di dalam lapangan maupun luar lapangan. Dirinya mulai membina para bibit muda di Firman Utina 15 Football Academy.
Kini selain mengurus akademi yang dibentuknya, gelandang legenda Indonesia itu mulai merintis usaha lain. Dirinya sudah sejak tiga bulan lalu memiliki unit bisnis di bidang produksi pakaian khususnya olahraga. Konfeksi itu sendiri letaknya berada di kawasan Sadang Serang, Bandung.
“Kegiatan tetap di dunia sepakbola, walaupun ada yang di dalam lapangan maupun luar lapangan. Alhamdulillah untuk yang di lapangan saya masih membangun akademi SSB yang ada di Tangerang, kalau di luar lapangan menjalankan konfeksi yang sudah kita bangun selama tiga bulan ini,” terang eks kapten kesebelasan Persib itu ketika diwawancara.
Ada alasan kenapa dirinya membuka usaha konfeksi ketimbang bidang lain. Dia melihat adanya potensi dari maraknya tim yang membuat jersey tim sepakbola komunitasnya. Lantaran kostum tim merupakan identitas yang dibutuhkan dan Firman melihat itu sebagai celah baginya mencari pemasukan.
“Karena saya melihat semua orang butuh olahraga dan semua orang punya komunitasnya tersendiri, berarti satu komunitas itu punya tim dan tim itu bisa dilihat kebersamaannya dari penampilan, itu yang kita ambil. Jadi akhirnya saya lebih terjun untuk tiga bulan ini bekerja sama dengan FU15 yang ada di Bandung,” jelasnya.
Firman sendiri mempunyai produk apparel sendiri dan dalam waktu dekat akan ada offline store untuk memasarkan barang miliknya. Menurutnya dipilih jadi bisnis karena dia mulai banyak mempelajari soal konveksi. Firman juga menolak jika dia dianggap aji mumpung dengan mendompleng nama besarnya.
“Karena saya tahu dan banyak mempelajari tentang konfeksi dan akhirnya saya tertarik. Saya bukan dibilang aji mumpung tapi saya ingin menjalankan ini dari nol, mulai membangun kerjasama, didesain sebaik mungkin dan mudah-mudahan bisa menjadi brand yang bermanfaat untuk orang banyak,” ujarnya.
Sejauh ini cukup banyak karyawan yang bekerja dengannya. Firman sendiri lebih banyak memantau kinerja pegawainya menggunakan pertemuan virtual. “Ada sekitar 30 orang kami juga sudah sering zoom meeting dengan pengurus yang ada di sini untuk lebih mengontrol pekerjaan mereka, ini yang kita kejar,” tukasnya.
