Firman : Selama Pertandingan Belum Berakhir, Kita Masih Punya Kesempatan
Monday, 27 October 2014 | 15:10
Puluhan ribu pasang mata bobotoh yang hadir di Stadion Si Jalak Harupat mendadak hening ketika aksi individu Herman Dzumafo sukses mengelabu Ahmad Jufriyanto dan melepaskan tendangan keras tanpa bisa diamankan I Made Wirawan. Beruntung beberapa menit berselang pemain belakang Mitra Kukar, Abdul Gamal melakukan pelanggaran keras di depan kotak penalti sekaligus membuatnya harus diusir dari lapangan. Firman Utina yang mengeksekusi tendangan bebas tersebut tanpa ampun merobek jala Dian Agus dan membuat penonton kembali bersorak.
Gol yang dicetak oleh sang kapten tersebut menjadi momentum bangkitnya anak-anak Bandung untuk akhirnya membalikan keadaan di penghujung laga. Ketika ditanya apa yang ada dibenaknya sebelum melakukan tendangan bebas yang melengkung indah diatas pagar hidup Mitra Kukar, dirinya mengatakan bahwa dirinya dan para pemain lain percaya selama pertandingan masih berlangsung, kemungkinan untuk menang itu masih ada.
“Yang ada di pikiran kita sekarang hanya memenangkan pertandingan, itu yang menjadi modal dan motivasi. Dan selalu apa yang dikatakan oleh pelatih kepada kami bahwa sebelum 90 menit berakhir atau wasit meniup peluit terakhir, masih punya kesempatan, sekecil apapun. Jadi terjadilah kesempatan itu, seperti yang diucap pelatih kami kepada pemain,” ujar Firman dalam jumpa pers seusai pertandingan di Stadion Si Jalak Harupat, Minggu (26/10).
Diakui oleh Firman, dirinya dan juga rekan-rekan satu tim lainnya merasa begitu tertekan dengan rentetan hasil positif mereka dalam beberapa laga terakhir. Dikatakan olehnya bahwa pressure itu bukan datang dari para penonton yang setia mendukung mereka, tetapi tekanan dari masing-masing personel yang tidak mau mengecewakan bobotoh.
“Dengan hasil ini, seperti yang saya katakan sebelum melawan Mitra Kukar, bahwa kami lebih penuh tekanan walaupun sedikit tekanan dari luar tapi kami punya tekanan dari dalam diri kami sendiri bahwa setelah kami memenangkan pertandingan, mendapat poin di luar sana, kami harus main di kandang harus berikan yang terbaik, harus bermain maksimal,” ujarnya.
“Saya rasa itu tekanan yang ada di diri kami. dan dengan isu santer terdengar kita sudah lolos, sedikit agak membawa over. Sehingga kami mendapat tekanan, bukan dari luar, tetapi dari diri kami sendiri,” sambungnya.

Puluhan ribu pasang mata bobotoh yang hadir di Stadion Si Jalak Harupat mendadak hening ketika aksi individu Herman Dzumafo sukses mengelabu Ahmad Jufriyanto dan melepaskan tendangan keras tanpa bisa diamankan I Made Wirawan. Beruntung beberapa menit berselang pemain belakang Mitra Kukar, Abdul Gamal melakukan pelanggaran keras di depan kotak penalti sekaligus membuatnya harus diusir dari lapangan. Firman Utina yang mengeksekusi tendangan bebas tersebut tanpa ampun merobek jala Dian Agus dan membuat penonton kembali bersorak.
Gol yang dicetak oleh sang kapten tersebut menjadi momentum bangkitnya anak-anak Bandung untuk akhirnya membalikan keadaan di penghujung laga. Ketika ditanya apa yang ada dibenaknya sebelum melakukan tendangan bebas yang melengkung indah diatas pagar hidup Mitra Kukar, dirinya mengatakan bahwa dirinya dan para pemain lain percaya selama pertandingan masih berlangsung, kemungkinan untuk menang itu masih ada.
“Yang ada di pikiran kita sekarang hanya memenangkan pertandingan, itu yang menjadi modal dan motivasi. Dan selalu apa yang dikatakan oleh pelatih kepada kami bahwa sebelum 90 menit berakhir atau wasit meniup peluit terakhir, masih punya kesempatan, sekecil apapun. Jadi terjadilah kesempatan itu, seperti yang diucap pelatih kami kepada pemain,” ujar Firman dalam jumpa pers seusai pertandingan di Stadion Si Jalak Harupat, Minggu (26/10).
Diakui oleh Firman, dirinya dan juga rekan-rekan satu tim lainnya merasa begitu tertekan dengan rentetan hasil positif mereka dalam beberapa laga terakhir. Dikatakan olehnya bahwa pressure itu bukan datang dari para penonton yang setia mendukung mereka, tetapi tekanan dari masing-masing personel yang tidak mau mengecewakan bobotoh.
“Dengan hasil ini, seperti yang saya katakan sebelum melawan Mitra Kukar, bahwa kami lebih penuh tekanan walaupun sedikit tekanan dari luar tapi kami punya tekanan dari dalam diri kami sendiri bahwa setelah kami memenangkan pertandingan, mendapat poin di luar sana, kami harus main di kandang harus berikan yang terbaik, harus bermain maksimal,” ujarnya.
“Saya rasa itu tekanan yang ada di diri kami. dan dengan isu santer terdengar kita sudah lolos, sedikit agak membawa over. Sehingga kami mendapat tekanan, bukan dari luar, tetapi dari diri kami sendiri,” sambungnya.

“…Dan selalu apa yang dikatakan oleh pelatih kepada kami bahwa sebelum 90 menit berakhir atau wasit meniup peluit terakhir, masih punya kesempatan, sekecil apapun. Jadi terjadilah kesempatan itu, seperti yang diucap pelatih kami kepada pemain,” ujar Firman…”
Tah, eta salah sahiji bukti mun Djanur teh boga kamampuan ngamotivasi pamaen.. Alus coach. Lanjutkeun!
Ayeuna mah urang dukung ku sararea, positif thinking, jeung berdoa Persib bisa meunang. Ngan faktor non teknis nu bisa ngahalangan Persib juara taun ieu! Mudah-mudahan sing dijauhkeun..
Lamun bisa pemaen inti sina istirahat heula cadangan sina maen.kan bisa nempo alus jeung bututna pemaen cadangan